09

87.6K 8.8K 104
                                    

Bulat melingkar merah di tanggal yang sudah Aysel tandai, besok, besok adalah hari ulang tahun Kiel yang ke lima. Dan waktunya pasti semakin menipis-

"Mama?"

Kepalanya melongo di balik pintu, "kita jadi pergi kan?"

"Jadi dong sayang, ayo!"

Baru saja melangkah keluar dari kamar jantung Aysel terasa sakit- brukk!- Ia jatuh dengan tangan meremas dadanya. Sesak dan sakit, "ahhngg!"

"Mama!!"

Kiel bersimpuh "Mama kenapa? Mama!!"

Tangan Aysel terulur "h-hei jangan nangis... Mama baik-baik saja...!"

"Bohong!! Mama bohong, Mama lagi nggak baik-baik aja Mama bohong!"

Aysel tersenyum kecut, rasa sakit begitu menjalar di seluruh tubuhnya. Mati rasa, bahkan Aysel tak mampu untuk menggerakkan kakinya.

"Mama~!"

Kiel menangis sesegukan, tidak, kenapa?

"Mama~!"

Tangan Aysel gemetar mencoba menangkup wajah putranya "Kiel... Mama sayang Kiel!"

Perlahan tubuh Aysel seperti menghilang, transparan dan Kiel melihatnya jelas seketika Kiel menjerit. "MAMA! Hiks... Mama~!"

Perlahan kesadaran Aysel pun memudar bersamaan dengan tubuhnya yang hilang. Kiel luar biasa panik, dia tak tau harus bagaimana.

Mata bulatnya terus mengeluarkan air mata dia menangis tersedu, hingga Kiel berdiri dan bergegas ke luar apartemen untuk meminta pertolongan.

"Tolong! Tolong siapapun tolong Mama Kiel.. hiks Mama Kiel kesakitan di dalam tolong!"

Bocah itu berlari dengan wajah mendung penuh harap, mata bulat penuh air matanya tak sengaja mendapati seorang pria dan bergegas Kiel berlari kearahnya-

"Paman tolong bantu Kiel~!" Tangan mungilnya menarik celana si pria.

"Apa yang kau lakukan?!" Begitu dingin tanpa perasaan.

Kiel merasa takut namun ketakutannya lebih besar saat mengingat Aysel yang kesakitan "paman tolong Kiel.. Mama, Mama sakit tolong Kiel paman~!"

Tatapan polos itu membuat si pria merasa aneh dia menghembuskan napas kasar sebelum berkata "tunjukkan!"

Wajah Kiel berseri "ayo paman ikutin Kiel!"

Kaki-kaki mungilnya berlari kencang menjadi petunjuk arah masuk ke dalam dan dikejutkan dengan Aysel yang sudah tak sadarkan diri, "Mama!!"

"Mama bangun Mama!"

Si pria mendekat dan cepat menggendong bridal Aysel keluar dari apartment di ikuti Kiel dari belakang. Tangan Aysel menjuntai ke bawah, anak kecil itu melihat dengan jelas bagaimana tangan yang awalnya terlihat hilang berangsur kembali.

***

Kiel mengulum bibirnya ke dalam menahan isak tangis yang sedari tadi tak ia perdengarkan pada siapapun, di sampingnya ada Islwyn yang menatap anak itu lekat. Ya, pria yang menolong mereka tak lain dan tak bukan ialah Islwyn.

"Menangislah!"

Kepala anak itu menoleh lalu menggeleng "g-gak bisa nanti kalo-kalo Mama denger Kiel nangis Mama sedih."

Bukankah tadi saja anak itu menangis bahkan sampai tersedu-sedu?

Islwyn mendengkus dan kini dia berjongkok di depan Kiel dengan tangan besarnya dia membawa anak itu ke dalam gendongannya, "Mama mu tidak akan mendengarnya jadi menangislah."

"...hiks!"

Senyum terbit cukup tipis hingga tak disadari... Islwyn merasa aneh pada dirinya sendiri. Ini pertemuan pertama mereka namun seperti ada ikatan tak kasat mata yang menghubungkannya dengan bocah ini-

Kiel terjatuh dalam mimpinya, merasa nyaman berada di gendongan Islwyn. Tak lama pintu kamar rawat inap terbuka, "bagaimana?"

Dokter tersebut terlihat kebingungan, "begini... saya tidak tau bagaimana menjelaskan kondisi pasien."

Kening Islwyn mengkerut "maksud mu?"

"Kondisi pasien sangat baik dan tak memiliki gejala penyakit berbahaya. Mungkin kami akan mencoba melakukan CT-scan dan rontgen-" Dokter pun menjelaskan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi.

Islwyn mendengarkan dengan baik sambil sesekali menepuk punggung kecil Kiel, setelah kepergian Dokter Islwyn masuk ke dalam.

Matanya yang tajam menatap Aysel yang terbaring di atas brankar dengan infus dan nasal cannula.

Drrttt...!

Islwyn mengumpat saat bunyi telponnya berdering nyaring, "ya?"

"Kakak!!!"

Ponselnya dia jauhkan, "enghh..."

"Sstt... tidurlah lagi." Bisik Islwyn pada Kiel.

"Ada apa?"

"Kakak, bukankah kau bilang kau akan pulang hari ini? Sekarang kau di mana?!!"

Suara Bia yang kencang membuat Islwyn mendengkus kesal "aku ada urusan!"

Pip!

Tbc.

The Way to Protect the Lovable SonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang