"Mommy!! Bia udah cantik kan?" Bia memutar badannya membuat gaun cantik yang di kenakannya ikut berputar indah.
"Cantiknya anak Mommy!"
"Mommy juga cantik kok."
Jarvis diam melihat anak dan istrinya yang saling memuji. Pemandangan cerah dan bersinar sangat berbanding terbalik dengan dirinya dan putranya, Islwyn.
"Daddy? Bagaimana jika wanita itu memanfaatkan kakak lalu dia akan merencanakan merebut semua kekayaan keluarga kita... selanjutnya dia selingkuh lalu meninggalkan kakak?! Bagaimana jika-" Bia berteriak histeris "oh-my-god!!"
"Ini tidak bisa dibiarkan! Mommy, kita harus membuat rencana lebih dulu agar nantinya wanita itu tak bisa bermain-main dengan kita!!" Tangan Bia terkepal di depan dadanya.
Erica hanya tertawa, Bia benar-benar jiplakan dirinya.
"Bia."
"Ya Dad?"
"Dia bukan wanita seperti itu, kamu tidak perlu membuat drama yang dapat menghancurkan rumah!"
Ucapan Jarvis mampu membuat Bia merengut kesal "Daddy jahat!! Ini penghinaan, pokoknya sebagai denda karena sudah menghina Bia yang cantik tak tertolong ini Daddy harus membelikan aku ponsel keluaran terbaru."
Erica duduk di samping suaminya "tapi meskipun wanita itu merencanakan menguras kekayaan kita, itu tak akan pernah membuat kita jatuh miskin, benarkan suami ku?"
Jarvis mendengkus "benar! Tapi semua pemikiran yang terlalu di luar nalar kalian tak akan pernah terjadi, Aysel sudah memenuhi kriteria Daddy!"
Bia menganga, kriteria yang Jarvis maksud ialah beberapa penilaian yang Jarvis lakukan sendiri untuk menjadi bagian keluarga Kafele. Secara garis besar menjadi menantu keluarga Kafele, setahu Bia Daddy nya ini sangat selektif dalam hal apapun.
Semua harus sesuai penilaian nya.
Ugh! Tiba-tiba saja Bia meras kasihan pada calon suaminya nanti.
Seorang pria tua datang menghampiri mereka, dia adalah Derrick kepala pelayan di kediaman Kafele. "Tuan, Nyonya, dan nona. Tuan muda Islwyn sudah datang dan saat ini tengah menunggu di ruang tamu."
Jarvis mengangguk "ayo!"
Di sisi Aysel ia sangat membenci pikirannya. Dari film-film serta cerita novel yang ia baca besar kemungkinan mereka akan membencinya.
Seperti menyiramkan air pada wajahnya lalu berkata, "pergi kau dan jangan ganggu anak ku." Di usir dengan seamplop berisi uang.
Aysel menggeleng ribut, "Mama kenapa?" Tanya Kiel.
"Ah? Tidak."
Islwyn yang menyadari ketakutan Aysel pun menggenggam tangannya "tak ada yang perlu kau khawatirkan."
"Iya, terima kasih." Ucap Aysel.
Saat mereka datang Aysel sontak berdiri diikuti yang lain "se-selamat malam."
Erica memasang wajah tak suka dan itu sukses membuat Aysel kembali teringat pada bayangan nya yang tadi, menghela napas lega saat tak melihat ada gelas berisi air di meja.
"Duduklah!" Titah Jarvis.
"Jadi?" Erica menatap Aysel penuh intimidasi.
Islwyn mendengkus "Mom~!"
"Tolong jangan mulai!"
Kiel yang sedari tadi diam merasa risih saat Bia terus saja menatapnya tanpa berkedip membuat Kiel takut, "Mama~!" Cicitnya pelan sambil memegang jari-jari Aysel.
"Kenapa?"
Kiel memeluk Aysel sambil menelungkupkan wajahnya, Islwyn mendengkus "kau membuat putra ku takut Bia!"
Bia terkikik geli sekaligus gemas melihat raut ketakutan Kiel.
Tiba-tiba Erica tertawa, "lucunya kalian,"
Islwyn memijit pangkal hidungnya, "maafkan adik dan Mommy ku Aysel."
Aysel tersenyum kaku.
"Ekhem!" Jarvis berdehem, "jadi kapan kalian akan menikah?"
Dengan semangat Erica dan Bia menjawab "BESOK!!"
Aysel melotot dan segera menoleh pada Islwyn, melihat keterdiaman pria itu membuat Aysel menggeram pelan. Ia menarik ujung baju Islwyn, "kita perlu bicara, berdua!!" bisiknya.
Islwyn berdehem pelan, "Mom, Dad ada yang ingin kami bicarakan berdua, jadi kami permisi."
Aysel mengangguk "sayang, tunggu di sini ya?" Kiel mengulum bibirnya, "tapi Mama?" Kiel meragu sekaligus takut.
Bia tiba-tiba mendekat, "haloo ganteng sama aunty yuk? Mau coklat gak?"
Kiel yang mendengar kata coklat pun menatap Bia dengan mata bulat penuh binarnya. "Mau! Tapi harus ada kacangnya ya supaya ada suara 'kriuk kriuk' kalo lagi di kunyah!"
Bia tertawa "Kak Ay, boleh ?" Tanyanya.
Aysel mengangguk dan Bia pun segera membawa Kiel, setelah itu pun Islwyn dan Aysel pergi keluar.
Jarvis menghela napas "Erica jangan terlalu terburu-buru."
"Kita tidak tau bagaimana perasaan Aysel, beri dia waktu dan biarkan Islwyn berjuang terlebih dulu," lanjutnya.
Erica mengangguk paham "aku mengerti Jarvis, jika aku berada di posisi Aysel aku pun pasti akan ragu dan marah. Tapi, bukankah lebih baik jika mereka berdua menikah?"
"Erica, serahkan semuanya pada mereka."
***
"Kita sudah sepakat bukan?"
Islwyn mengangguk, "apa perkataan ku malam itu kurang jelas?" Tanya Aysel.
"Aysel, mungkin sebaiknya kita memang harus menikah!"
Aysel melongo "ya! Islwyn, apa kau sama sekali tak ingin sedikit berusaha? Bukankah aku sudah terlalu baik pada mu dengan memberikan mu kesempatan untuk mendekati ku? Itu juga ku lakukan karena kau yang mengatakan bahwa kau menyesal atas perbuatan mu, jadi perjuangkan aku. Buat aku jatuh cinta pada mu, setelah itu ayo menikah!"
Aysel tersenyum lebar, "kau mengerti? Kau harus kembali berjuang tuan muda Kafele!"
Tangannya menepuk kedua pundak Islwyn.
Islwyn menarik pelan tangan Aysel yang menepuk pundaknya "kalau itu mau mu, dengan senang hati kau akan ku perjuangkan. Bukan untuk menebus kesalahan ku, tapi untuk sesuatu yang di sebut cinta!"
Cup!
Aysel melotot saat tangannya di kecup, "ja-jadi apa kau sudah menyukai ku?"
Islwyn menatap lekat Aysel, "apa pernyataan cinta penting?"
"Tentu saja!" Seru Aysel.
"Aysel, bagaimana ini~?" Ucap Islwyn, kepalanya menunduk yang mana membuat Aysel kebingungan "kau kenapa?"
"Rasanya aneh," tangan Islwyn yang masih menggenggam tangan Aysel di arahkan pada dada sebelah kirinya. "Di sini, rasanya aneh. Apa kau merasakan nya?"
Gila!!
Kenapa jantung Islwyn berdetak kencang?
"Jangan jadi bodoh! Tentu saja itu berdetak kau kan hidup!" Aysel menarik tangannya dan berbalik pergi.
Islwyn masih di sana merutuki tingkah lakunya yang aneh, Islwyn jadi sedikit tak sabaran. Kenapa dia jadi ingin cepat-cepat membawa Aysel ke dalam pelukannya, Islwyn sadar ini bukan rasa tanggung jawab maupun penyesalan nya.
Apa benar ini yang namanya cinta?
Ah sepetinya dia harus tanya Bia!
Tbc.
Miss me?
So-sorry untuk kalian dan terima kasih karena udah mau setia nunggu cerita ini update. I'm okay guyss :")
Nah, karena aku dah balek, nih ku kasih satu chapter dulu buat pengobat rindu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way to Protect the Lovable Son
Romans[COMPLETED] Menjadi ibu dari tokoh antagonis di masa depan? Awalnya Diandra tidak tau bahwa ia masuk ke dalam novel dan menjadi ibu dari tokoh antagonis. Karena nama Aysel tak pernah tertulis bahkan dia hanya di gambarkan sebagai sosok ibu kejam yan...