16

84.8K 9.4K 423
                                    

Bagaimana ya menggambarkan keadaan mereka saat ini?

Aysel hanya berniat dekat dengan Islwyn sekedar orang tua untuk Kiel. Ia tak pernah terpikir sampai akan menikah dengan pria itu...

"...apa kau serius?"

Aysel gelagapan "kita, kita bahkan tidak memiliki hubungan sedekat itu hingga kau sampai sejauh ini. Ya, aku tau kita terlibat suatu accident yang membuat Kiel hadir namun, apakah harus sampai menikah?"

"Kita masih bisa menjadi orang tua Kiel terlepas dari status hubungan-"

"Aysel!"

Deg!

Nada rendah mengintimidasi seketika membuat Aysel mematung. "Sudah cukup waktu 6 tahun aku lepas dari tanggung jawab ku, pada mu dan pada Kiel. Terkubur dalam penyesalan karena perbuatan yang kulakukan pada mu, kini... biarkan aku mempertanggung jawabkan semua kesalahan ku di masa lalu pada kalian."

Aysel menunduk "dengan kau menikahi ku?"

"Ya!"

Jika saat ini Aysel ada di posisi seperti ini apa jawabannya? Apakah dia akan berteriak menyalahkan karena masa depannya di renggut sambil memaki ataukah menerima dengan senang hati?

Jujur dirinya bimbang saat ini, jika kejadian itu terjadi pada dirinya ia pasti akan sangat marah dan kecewa. Mengapa? Mengapa baru sekarang pria ini datang setelah 6 tahun berlalu, tapi jika Aysel menolak yang ia takut kan ialah Kiel di ambil pergi darinya.

Islwyn bukan pria yang mudah di ajak negosiasi, seperti kebanyakan karakter pria dalam novel kebanyakan Islwyn memiliki sifat tak terbantahkan, pemaksa, dan kejam, apalagi pria itu pernah menjadi antagonis dalam kisah cinta Kazakh dan Sonya.

Dan jika mereka menikah, pernikahan ini bukan berlandaskan cinta melainkan rasa tanggung jawab Islwyn pada Aysel.

Islwyn menarik tangan Aysel lalu menautkan tangan mereka "Aysel... menikahlah dengan ku!!"

Malam itu dengan di temani satu cangkir kopi dan teh satu keputusan telah di buat.

***

"Mama! Mama!"

"Ya sayang?"

"Hari ini kita bakal ke rumah Papa?"

"Lebih tepatnya rumah orang tua Papa." Jawab Aysel.

"Ung?" Kepala itu memiring lucu.

"Mereka adalah kakek dan nenek mu," Islwyn keluar dari kamarnya dengan penampilan rapih, setelan jas berwarna biru dongker dan sepatu pantofel hitam mengkilap.

Iya ketiganya kini tengah berada di penthouse Islwyn sejak siang tadi. Islwyn dan Aysel bahkan tak sadar jika mereka berada di gedung yang sama namun hanya berbeda lantai saja, jadi selama ini mereka sangat dekat tanpa di sadari.

Dan malam ini mereka akan berangkat ke rumah kediaman utama Kafele-

"Ayo kita berangkat!" Ucap Islwyn.

Namun Aysel tetap diam dan malah menatap jijik pada Islwyn. "Tunggu... kau akan pergi dengan pakaian seperti itu? Ke rumah orang tua mu?"

"Kita nggak jadi ke rumah orang tua Papa ya Ma?" Tanya Kiel, "yaahh~ padahal Kiel udah ganteng lho ini, tadi aja dandan nya lama supaya bisa tampil keren." Kiel menunduk lesu.

Aysel menatap tajam Islwyn dan berdiri, "Kiel tunggu disini ya sayang?"

"Mama mau ke mana?"

Senyum Aysel mengembang sempurna dan beralih pada Islwyn, tiba-tiba Islwyn merasa bulu kuduk nya merinding.

Kiel semakin bingung saat Aysel mendorong badan Islwyn kembali masuk ke dalam kamar. "Papa nggak bakal di apa-apain kan ya sama Mama? Soalnya Mama kalo marah serem!"

"Ugh~ kasihan Papa."

Brakk!!

Aysel masuk ke dalam walk in closet diikuti Islwyn, ia berdiri di depan jejeran pakaian yang mana di dominasi dengan warna gelap.

"Ck, dasar pria kaku!!" Seru Aysel kesal.

Islwyn diam dengan wajah tertekuk "sudahlah... kau ingin membuat kita terlambat?"

Aysel memilih abai tangannya dengan cekatan memilih pakaian yang akan Islwyn kenakan. Hingga ia menemukan kaos putih dan celana berwarna hitam, lalu ia beralih pada laci jam tangan, setelah semua sudah di dapat sesuai harapannya Aysel meletakkan nya di atas laci panjang yang berada di tengah-tengah ruangan.

"Ganti dan pakai ini!"

Aysel bergegas keluar namun sebelum menutup pintu ia kembali menoleh "awas saja jika kau tidak memakai pakaian yang sudah ku siapkan!"

Ia tidak langsung keluar kamar melainkan berkeliling melihat-lihat kamar besar milik Islwyn yang terdapat dinding kaca yang mana memperlihatkan pemandangan kota secara langsung.

Islwyn keluar dengan pakaian yang Aysel pilihkan. Aysel mendekat tersenyum puas melihat penampilan Islwyn yang berbeda- tunggu ada yang kurang... hm? Apa ya?

"Coba kau menunduk."

Alis Islwyn bertaut namun tetap menuruti, dia menunduk dan Aysel cepat mengacak-ngacak rambut Islwyn. "Gaya rambut mu terlalu kaku."

Islwyn hanya bisa pasrah dengan apapun yang Aysel lakukan padanya dan dia pun sama sekali tak merasa keberatan ataupun terganggu, matanya naik menatap wajah Aysel yang tepat di depannya.

Baru kali ini dia benar-benar menatap wajah Aysel sedekat ini, bukan hanya cantik, Aysel memiliki pesona tersendiri apalagi di bagian mata dan bibirnya.

"Nah... selesai!!"

Aysel bertepuk tangan melihat hasil tatanan rambut Islwyn. Kini wajah Islwyn yang memang tampan jadi semakin tampan- ups!

Cepat ia membuang muka, Aysel malu salah tingkah.

"Se-sebaiknya kita harus cepat, Kiel pasti lelah menunggu." Aysel berjalan cepat keluar dari kamar.

"Apakah dia memuji ku tampan dalam hatinya?" Islwyn tersenyum kecil.

Tbc.

The Way to Protect the Lovable SonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang