End

64.8K 6.1K 399
                                    

"Anak-anak!"

Si kembar berhenti berlari, "ya Mom?"

Dengan langkah ragu Sonya mendekati keduanya yang sudah agak was-was takut jika sang Mommy akan memarahi mereka, begitupun Kazakh, pria itu bersiap melindungi kedua putranya jika Sonya berbuat kasar pada mereka.

Grep!!

"Maafkan Mommy sayang, maafkan Mommy!!"

???

Sonya tiba-tiba memeluk keduanya erat sangat erat sambil menangis. "Maafkan Mommy... hiks maaf."

Alister berkedip lucu menoleh menatap kakaknya yang juga tampak kebingungan. "Mommy minta maaf kenapa?" Tanya Alister.

"Mommy jangan nangis, Ali gak suka liatnya," tangan kecil anak itu mengusap wajah Sonya lembut.

Lihatlah anak itu, anak yang paling sering mendapat perlakuan kasarnya malah yang paling peduli padanya. Bagaimana mungkin Sonya tega membuatnya menderita dengan menghancurkan hal yang di sukai nya- Sonya kau benar-benar bodoh!

"Alister maafkan Mommy, maaf sudah membuat mu menderita selama ini, maafkan Mommy~."

Anak itu menggeleng, "seharusnya Ali yang minta maaf, maaf sudah banyak membangkang pada Mommy. Ali janji mulai saat ini Ali bakal ikutin semua perkataan Mommy, Ali gak bakal bolos les lagi, Ali bakal rajin belajar supaya bisa buat Mommy bangga kaya kakak." Alister melempar senyum lebar, "jadi Mommy gak perlu marah-marah lagi sama Ali hehe."

"...Mati-matian mereka menenggelamkan keinginan mereka untuk sedikit bernapas bebas, demi siapa? Demi ibunya, demi kau!! Mereka tak ingin membuat mu kecewa dan marah bahkan sampai menghukum mereka!"

Sekelebat ucapan Aysel terngiang, "ya Tuhan bagaimana bisa aku memperlakukan anak-anak ku dengan sangat buruk di saat mereka tak ingin membuat aku kecewa."

Tangis Sonya semakin meraung, mengucapkan maaf berulang kali. Kazakh yang merasa iba pun mendekat, "bukan hanya kau yang harus meminta maaf Sonya, aku, sebagai kepala keluarga seharusnya aku membimbing kalian, menuntun dan bertanggung jawab atas kalian."

"Ayo, kita sama-sama memperbaiki diri."

Sonya mengangguk lalu merentangkan tangannya, "sayang sini peluk Mommy lagi!"

Pecah sudah tangis Alister saat itu juga tangis lega bercampur senang. Agister, bocah itu pun ikut menangis namun saat air matanya menetes cepat-cepat dia hapus.

Banyak pelajaran yang mereka dapat ambil, Sonya sadar menjadi sempurna di mata orang lain terkadang menyiksa, tak harus selalu sempurna tuk di pandang baik, cukup menjadi diri sendiri tanpa memikirkan omongan orang-orang.

Begitupun Kazakh, tak ada salahnya terlalu mencintai seseorang namun jangan sampai kau lemah dan lupa pada kewajiban yang harus di tanggung. Hari ini, keduanya bertekad akan membuat sebuah keluarga di mana saling mengerti dan menyayangi.

Kupu-kupu putih terbang masuk ke dalam rumah, terbang tinggi di langit-langit, bagai mengawasi. Tak lama kupu-kupu putih itu hilang bak di sapu ombak.

***

Percaya ini adalah akhir?

Tidak!

Meskipun dalam buku tertulis end perjalanan selanjutnya belum lah di usai. Masih banyak kertas yang belum tergores tinta, tak ada kisah yang benar-benar berakhir sebelum kau tiada.

"Selamat untuk kalian!!"

"Aaakkhh sahabat ku, lihat, lihat aku menghadiri acara pernikahan mu bung hahahahahaha!!" Steve berseru kencang menunjuk mempelai pengantin pria.

The Way to Protect the Lovable SonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang