24

47.8K 6.1K 178
                                    

"Kakak~!"

Bia merengek panjang, "kami benar-benar tak memiliki hubungan apapun!"

Aysel mengangguk dengan masih mempertahankan senyumnya, "iya aku percaya."

"Mommy!" Giliran Erica yang menjadi sasaran Bia.

Berlari menuju Erica yang tepat di samping Aysel. "Kak Aysel nyebelin."

"Alasannya?"

Dengan wajah serius Bia menjelaskan, "Mommy tau kan orang yang selalu mengganggu ku di sekolah? Vernon, kak Aysel mengira jika kami memiliki hubungan!"

Erica terdiam melirik calon menantu nya yang juga menatapnya, "lho bukannya kalian memang pacaran?"

Hah?!

Jatuh lah rahang Bia saat itu juga, lipatan di keningnya semakin bertambah dan kekesalannya kian memuncak. Air matanya mulai menggenang dan Bia menangis, "huaaaaa Daddy, kakak,"

Selanjutnya ialah Jarvis dan Islwyn yang menjadi tempat pengadu bagi Bia.

Erica dan Aysel bukannya merasa bersalah malah tertawa. Terkadang mengerjai Bia cukup seru, apalagi untuk Erica.

Aysel menggeleng kecil saat melihat Bia dengan wajah penuh linangan air mata menceritakan tingkah jahil dirinya dan Erica pada Jarvis dan Islwyn, yang hanya di tanggapi dengan anggukan pelan.

"Bagaimana putra ku?"

Aysel menoleh, kegiatan mencuci sayuran pun terhenti, "tidak sabaran!"

Erica tertawa. "Benarkah? Hah~ putra ku sudah besar rupaya."

"Em... Mom boleh aku menanyakan satu hal?" Tanya Aysel hati-hati.

Ini kesempatan yang bagus untuk sedikit mencari tahu tentang masa lalu Islwyn lewat sumber langsung yang terpercaya, "apa sebelumnya Islwyn pernah memiliki kekasih?"

"Tidak!"

Apa?

Tapi Erica terdiam sesaat, "waktu dulu sih pernah... bukan kekasih tapi katanya dia cinta pertamanya." Ekspresi Erica menampilkan raut jijik, seperti akan muntah.

"Kalau tidak salah namanya Somay? Nomay? Sonay?"

Aysel tertawa di buatnya, "mungkin maksud Mommy Sonya?"

Ctak!

Erica menjentikkan jarinya, "iya Sonya!"

"Eh tunggu dari mana kamu tau namanya?"

Aysel? Matanya mengerjap, memutar otaknya bagaimana harus menjawab pertanyaan Erica.

"Ah? Itu dari Bia, Bia pernah menceritakan tentang Sonya pada ku."

Fyuuh~ syukurlah, tapi Aysel tak berbohong Bia beberapa kali kerap menceritakan tentang kebodohan kakaknya yang dulu mencintai Sonya, sampai hampir gila di buatnya.

"Calon menantu ku..." Erica menggenggam tangannya, "si bodo- khem maksud Mommy, Mommy percaya kalau Islwyn benar-benar serius dengan mu terlepas dari masa lalunya saat mencintai wanita kaleng khong guan itu."

"Dan Aysel, Mommy tegaskan satu hal, jika memang kamu masih ragu jangan sungkan untuk mengatakannya. Islwyn akan menunggu, dan tanyakan apapun yang membuat mu terganggu pada Islwyn agar tak terjadi kesalahpahaman diantara kalian. Kunci sebuah hubungan itu adalah kepercayaan-"

Aysel mengangguk paham, "terima kasih Mom!"

***

Tak terasa hari sabtu pun tiba!

"Mama! Look Kiel, Kiel udah handsome kan?"

Aysel menoleh, cepat ia mengambil ponselnya yang tergeletak di sofa dan memotret Kiel yang sudah bergaya.

Cekrek!

"Mama... mau liat mau liat."

"Waaah siapa ini? Tampannya~!" Aysel mencolek hidung Kiel berniat menggoda anak itu.

Kiel tersipu malu dengan wajah tertunduk, "Mama ih jangan goda-goda Kiel. Malu tau~!"

Dan dengan wajah memerahnya itu Kiel kembali berucap, "tapi Kiel memang tampan!"

Tawa Aysel lepas terdengar. Ia memeluk Kiel dengan senang, "Mama?"

"Hum?"

"Nanti kita foto bertiga ya sama Papa? Kaya orang-orang foto keluarga! "

Apakah Aysel akan menolak?

"Iya~!"

Tentu tidak.

Bel apartemen berbunyi Aysel bergegas membuka pintu dan saat pintu terbuka, Islwyn berdiri dengan gagahnya di depan sana. "Tumben sekali kau tidak langsung masuk?" Terselip nada sindiran di sana.

Islwyn berdehem, "hanya untuk malam ini saja."

Apa?

"Papa!!"

Kiel berlari dan melompat ke arah Islwyn, "hati-hati boy."

"Hihi maaf Papa."

Islwyn menatap Aysel dengan wajah merona, tentu ada sebabnya. Aysel yang ada di depannya kini begitu cantik dengan gaun malam berwarna biru dongker, dia meneguk ludahnya saat melihat bahu mulus Aysel yang terekspos.

Gaun yang sengaja Islwyn pilih begitu cocok dikenakan Aysel, tak salah Islwyn meminta bantuan Bia meski satu kartu ATM nya harus dia relakan. Dengan gaya rambut bun dan sedikit di beri polesan make up kecantikan Aysel memancar dengan menawan, Islwyn saja di buat terpesona.

Ah, Islwyn sepertinya kau harus cepat-cepat mengikat Aysel di sisi mu dengan segera!

"Kau begitu cantik malam ini!" Puji Islwyn.

Aysel tertawa kecil, "apa kau baru menyadarinya tuan muda Kafele?"

Islwyn terkekeh. "Sungguh sangat percaya diri, tapi aku suka." Aysel tertawa begitupun Islwyn, Kiel yang melihat kedua orang tuanya tertawa pun ikut tertawa dengan bahagia, meski tak tau apa yang sedang mereka bicarakan.

"Mama! Papa! Ayo kita let's go!"

Ah lihatlah mereka, seperti sebuah keluarga yang penuh dengan pelangi kebahagiaan.

Apalagi saat melihat pakaian Islwyn dan Kiel yang sama-sama setelan jas formal dengan warna biru dongker, jika Islwyn memakai dasi, berbeda dengan Kiel yang mengenakan dasi kupu-kupu.

Anak dan Ayah itu bagaikan pinang di belah dua.

Tbc.

The Way to Protect the Lovable SonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang