Hari ini entah kenapa begitu melelahkan, pekerjaan yang begitu menumpuk tanpa henti. Bahkan dia tak pulang dua hari ini karena mengurus pekerjaannya, dia merindukan putra kembarnya.
Dilihatnya foto bayi kembar di sebelahnya, di bingkai foto tersebut tertulis nama 'Agister & Alister'.
Lalu di sebelahnya terdapat foto pernikahannya dengan sang istri, Sonya.
Kazakh, pria berumur 33 tahun itu kini merasa lelah dengan pernikahan nya. Dulu, dia begitu sangat mencintai wanita yang kini menjadi istrinya itu sampai bisa membuatnya lemah sebagai seorang pria dan kepala keluarga hanya karena terlalu dalam mencintai hingga tak sadar membuatnya tak bisa melawan.
Dua hari lalu mereka bertengkar hebat, alasannya satu, pendidikan anak-anak. Ini memang sudah menjadi hal biasa, tetapi pada akhirnya dia yang selalu kalah.
Tok.. tok..
"Masuk!"
Seorang pria masuk, "kau tak pulang?"
"Apa kau tak melihat?" Kazakh berujar kesal sambil menunjuk setumpuk berkas di meja dengan matanya.
Rion, asisten pribadi sekaligus teman semasa SMA nya itu tertawa. "Sudah kau terima undangan nya?" Dia mendekat dan duduk di sofa samping meja kerja Kazakh.
"Sudah," jawabnya sambil mengacungkan sebuah undangan reuni.
"Kau datang?"
Kazakh diam, "kau sudah tau jawabannya."
"Tapi bukankah kau bilang saat ini hubungan rumah tangga mu sedang tidak baik-baik saja dengan Sonya?"
"Dia akan membuang gengsinya hanya agar bisa hadir di acara ini bersama ku, berperan layaknya istri idaman dan ibu yang baik di depan teman-temannya."
Rion tergelak mendengar jawaban sarkas temannya itu. Bukan hal aneh bagi Rion, dia sudah mengenal keduanya sejak duduk di bangku SMA pun dengan Kazakh yang awalnya tidak menyukai Sonya malah berbalik menyukainya saat wanita itu berubah secara tiba-tiba.
Masih menjadi sebuah misteri bagaimana bisa seseorang berubah secepat itu, seperti jiwanya tergantikan dengan orang lain.
"Sepertinya untuk tahun ini mantan saingan mu itu akan datang."
Kazakh mengerutkan keningnya, "siapa yang kau maksud?"
"Oh come on dude, jangan jadi bodoh begini." Ucap Rion yang mana membuat Kazakh kesal, "maksud ku Islwyn."
"Dia tak akan datang, takkan pernah!" Ekspresi nya berubah keras saat mendengar nama Islwyn.
"Kau masih dendam padanya?" Tanya Rion tak percaya.
"Dia membuat ku lumpuh selama satu bulan dan jangan lupakan kejadian memalukan tentang foto yang tersebar di mading sekolah!" Ucapnya penuh dendam.
Rion tertawa, "benar-benar kekanakan!" Cibir Rion, "tapi untuk tahun ini akan berbeda. Ku dengar dia akan menikah dalam waktu dekat dan besar kemungkinan dia akan pergi ke acara reuni,"
Kazakh mendengkus, "apa hubungannya dia akan menikah dengan datang ke acara reuni bodoh!!"
Rion terdiam lalu mengendik'kan bahunya, "entah. Cuman feeling saja."
***
Waktu sudah menunjukkan pukul 10 dan Kazakh memutuskan untuk pulang malam ini. Lupakan tentang masalah yang akan dia hadapi sesaat sampai rumah, pikirannya tak tenang memikirkan anak-anak di rumah.
Mobil itu berhenti tepat di lampu merah, dengan sebelah tangan memegang stir Kazakh menoleh memandang jajaran toko di balik kaca mobilnya, dia termenung sebetar. Sudah tak pulang dua hari masa tak membawa apa-apa untuk kedua putranya, matanya mengamati toko roti tak jauh dari jarak pandangannya.
Memutar stir mobil dan menuju ke arah toko roti itu berada.
Cling!!
"Ada yang bisa saya bantu?"
Kazakh terlonjak kaget saat mendapati seorang wanita di belakangnya. "Ah, maafkan saya tuan anda pasti terkejut karena kedatangan saya yang tiba-tiba."
"Bukan masalah." Kazakh berdehem dan kembali mengamati etalase kaca, "tolong bungkuskan ini dan ini." Ujarnya.
"Baik, mohon tunggu sebentar." Aysel pergi setelah Kazakh menyebutkan pesanan nya.
Di toko hanya tinggal Aysel seorang, jam kerja sudah lewat satu jam yang lalu tapi Aysel belum juga menutup tokonya. Segera setelah selesai membungkus pesanan Kazakh ia beralih pada meja kasir, "ini pesanan anda-"
Kazakh merogoh dompet di sakunya, mengeluarkan kartu debit dan membayar pesanan nya.
"Mama! Mama! Kiel berhasil buat rotinya!!"
Kiel datang dengan badan berlumur tepung, di tangan anak itu terdapat piring kecil dengan sebuah roti hitam gosong berbentuk seperti hati.
Kazakh menatap Kiel, "waaahh... pasti rasanya enak!" Ujar Aysel, ia berjongkok di depan sang putra.
"Tapi gosong Mama~!" Kepala itu tertunduk lemas
Kazakh memutuskan untuk pergi, pemandangan di depannya membuat rasa rindu pada kedua putranya semakin besar.
"Hallo?"
Baru keluar dari toko Kazakh mendapat panggilan telepon, "Daddy akan pulang malam ini, dan Daddy bawa oleh-oleh untuk kalian!!" Ujarnya penuh kebahagiaan.
Tak di sangka ternyata yang menelepon adalah Agister melalui telepon rumah, "cepat matikan telepon nya jika tak ingin ketahuan Mommy. Bawa adik mu ke kamar, Daddy akan datang setelah sampai rumah."
Panggilan terputus dan Kazakh bergegas memutar kunci mobil, tetapi matanya melihat sosok tak asing masuk ke dalam toko roti yang baru di sambanginya.
"Islwyn?"
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way to Protect the Lovable Son
Romance[COMPLETED] Menjadi ibu dari tokoh antagonis di masa depan? Awalnya Diandra tidak tau bahwa ia masuk ke dalam novel dan menjadi ibu dari tokoh antagonis. Karena nama Aysel tak pernah tertulis bahkan dia hanya di gambarkan sebagai sosok ibu kejam yan...