“Delisha.” panggil wanita setengah baya itu. Delisha menoleh ke sumber suara itu dan ia menghentikan aktivitasnya.
“Kamu nanti temani Mbak Siti ke pasar ya. Untuk membeli bahan-bahan dapur yang sudah habis. Mbak Siti tahu apa saja yang akan dibeli.” suruh Bu Indah. Delisha mengiyakan perintah Bu Indah.
Mereka berdua menuju ke pasar dengan menggunakan angkutan umum. Delisha mengikuti langkah Mbak Siti dari belakang sambil membawa tas anyaman tersebut.
Delisha dan Mbak Siti sudah selesai, dan mereka memutuskan untuk pulang ke rumah Bu Indah. Tapi, ia berhenti mendadak karena Mbak Siti menepuk pundaknya. Mbak Siti izin untuk pergi ke toilet sebentar dan menyuruh Delisha pergi terlebih dahulu menunggu angkutan umum. Delisha hanya menganggukan kepalanya saja.
Delisha menunggu Mbak Siti hampir sekitar lima menit tetapi Mbak Siti tak kunjung datang. Ia pun mencoba untuk menyusul Mbak Siti. Tiba-tiba ada seorang pria berpakaian hitam merebut dompet yang ia pegang sedari tadi. Delisha merasa terkejut dan tidak percaya bahwa dompetnya telah diambil oleh seorang pencuri. Terhadap situasi yang tidak diharapkan dan melibatkan kehilangan barang berharga.
Ia merasa cemas dan tegang. Menyadari bahwa menjadi korban kejahatan, dan perasaan ketidakamanan. Detak jantung Delisha meningkat, pernapasan Delisha terasa lebih cepat, dan merasakan adrenalin mengalir pada dirinya.
Ada dorongan untuk mengejar dan menangkap pencuri dan mengambil dompet itu kembali. Perasaan tegang pada dirinya saat mengejar pria tersebut. Namun, ada perasaan kecewa dan frustasi saat ia gagal menangkap pencuri tersebut. Merasa marah pada diri sendiri karena tidak dapat menghentikan atau menangkap pencuri.
Ia juga merasa putus asa atau sedih karena kehilangan dompet.Saat dia sudah menyerah dengan dompet tersebut, ada seorang pria tinggi menghampirinya, sembari memberikan dompet berwarna coklat tua kepada dirinya. Ada rasa lega dan bersyukur karena dompet telah ditemukan.
“Terima kasih, tuan.” pria itu tersenyum dan menganggukan kepalanya.
“Aku Arjuna,” ucap Arjuna sambil mengulurkan tangan nya.
“Delisha Annira.”
“Kamu Delisha Annira? Kamu tidak ingat dengan ku? Aku Arjuna yang pernah menolong mu, waktu kamu di bully oleh gadis-gadis gila. Waktu SMP.” Delisha hanya menggelengkan kepala.
Bukan dirinya tidak mengingat kejadian waktu dulu melainkan ia hanya pura-pura tidak mengingatnya. Karena kejadian yang dimana dirinya mendapatkan pelecehan verbal, intimidasi fisik, pengucilan sosial, atau pelecehan cyber melalui media teks membuat kesehatan mental Delisha depresi, kecemasan, rendahnya harga diri, dan trauma yang mempengaruhi kemampuannya untuk tidak mengingat atau menghadapinya.
***
“Astaga, kamu habis dari mana?” tanya mbak Siti yang terlihat cemas dan khawatir pada Delisha, napasnya yang terlihat cepat dan keringat berlebihan di telapak tangan dan keningnya.
“Maaf Mbak Siti, tadi ada seorang pria jahat mengambil dompet milik Bu Indah.” Mbak Siti terlihat sangat kaget mendengar ucapan Delisha.
Mbak Siti pun mempertanyakan kondisi Delisha, ia hanya menjawab dengan gelengan kepala pertanda dirinya tidak apa-apa. Ada rasa lega di raut wajah Mbak Siti dan Delisha saat Mereka bertemu. Detak jantung mereka yang sebelumnya meningkat kembali normal.
“Aku antar pulang ya?” tawar Arjuna kepada dua wanita yang sekarang berada di depannya itu. Dua wanita itu terlihat bingung untuk menjawabnya. Dengan terpaksa mereka menyetujui tawaran Arjuna. Mereka berdua berpikir karena hari sudah sangat gelap dan kemungkinan tidak ada angkot yang lewat.
Dalam perjalanan pulang ke rumah Bu Indah tidak ada satupun mereka yang saling berbicara. Delisha fokus menatap arah jendela menikmati gemerlap lampu Jakarta, Mbak Siti yang sudah tidur sedangkan Arjuna fokus menyetir sesekali melirik ke arah Delisha.
Setelah satu jam perjalanan mereka tempuh akhirnya mereka telah tiba di rumah Bu Indah. Mereka berdua berterima kasih kepada Arjuna. Kemudian, Arjuna berpamitan kepada Mbak Siti dan Delisha .
Delisha dan Mbak Siti masuk ke dalam rumah makan Bu Indah. Yang dimana mereka berdua sudah berhadapan langsung dengan Bu Indah.
Delisha dan Mbak Siti menceritakan semua kejadian yang Delisha alami saat di pasar.
Hai semua.
Cerita ini sudah direvisi.Jangan lupa untuk vote dan komentar ya, sebanyak mungkin. Dan terima kasih yang sudah vote dan komentar cerita ini.
Salam Azzura
13 -09- 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
DELISHA
RomanceTempat itu menciptakan atmosfer yang suram dan asing bagi Delisha. Ruangan yang temaram membuatnya sulit untuk melihat dengan jelas, dan lampu-lampu yang berkerlap-kerlip menambah ketidaknyamanan di matanya. Bau alkohol menyelubungi udara, memberika...