Pria itu membaringkan tubuh Delisha pada tempat tidurnya, yang bernuansa putih tersebut. Dia juga tidak lupa memberikan minyak atsiri pada hidung Delisha supaya Delisha cepat sadar dari pingsannya.
Tak selang berapa menit Delisha telah sadar. Pria itu mencoba membantu Delisha yang terlihat lemas lalu, memberikan sebuah minuman hangat untuknya. Kemudian pria itu menidurkan Delisha kembali dan mencoba menghubungi seorang dokter yang ia kenal untuk menyuruh datang segera ke rumahnya.
Seorang pria yang berpakaian jas putih sembari membawa tas hitam yang berisi alat-alat kedokteran pun datang. Dokter tersebut memeriksa kondisi Delisha yang sekarang sedang berbaring di tempat tidur.
Setelah mengecek kondisi Delisha. Dokter tersebut memberitahukan kondisi Delisha pada pria itu. Pria itu mencoba untuk tersenyum pada dokter itu, dan Delisha. Namun, siapa sangka di balik senyuman pria itu. Hanya senyum palsu.
Hatinya sakit seperti tertusuk pisau. Jantung nya seperti berhenti begitu saja setelah mendengar ucapan dokter tersebut.
Pria itu mencoba memberikan sebuah pertanyaan yang sedari tadi di pikirannya. “Kenapa kamu berada di sana saat hujan?” tanya pria itu penasaran.
Delisha terdiam sejenak, ia mencoba menghela napasnya berat.
“Apa kamu sudah menikah?” tanya pria itu sekali lagi, karena dia melihat cincin di jari manis tangan kanan Delisha. Delisha menganggukan kepala saja.
“Lalu, dimana suami mu? Kenapa dia tega menelantarkan istrinya di jalan, yang terkena hujan.” gerutu pria itu.
“Suami ku sedang bekerja di Surabaya. ” jawab Delisha. “Aku bisa berada di jalan karena.” Delisha menggantungkan ucapan sembari menundukkan kepalanya.
“Karena apa?”
“Aku diusir oleh mertua ku. ” jawab Delisha tegas. Air matanya terjatuh di kedua pipinya. Ada perasaan sakit pada hatinya saat mengingat kejadian tersebut.
Pria itu terdiam tidak bisa berkata apapun, hanya hembusan napas yang berat dari pria itu. Pria itu meminta izin kepada Delisha untuk pergi ke kamarnya karena ada urusan penting. Delisha pun mengiyakan pria itu. Sebelum pria itu meninggalkan Delisha sendiri di kamar tersebut, pria itu menyuruhnya untuk beristirahat.
Setelah kepergiannya dari kamar tersebut. Dia langsung mengambil ponselnya yang berada di saku celananya. Lalu, pria tersebut menelpon seseorang yang ia kenal. Untuk mencari informasi tentang Delisha.
“Kamu terlihat sangat cantik Delisha saat sedang tak sadarkan diri.” puji pria itu sambil menatap ponsel yang ia pegang. Pria itu sengaja memotret Delisha secara diam-diam. Ada perasaan bahagia setelah melihat foto-foto Delisha di ponselnya, detak jantungnya seakan meningkat, pernapasan yang lebih cepat.
“Siapa pria yang beruntung mengambil hatimu Delisha. Aku tidak rela kalau kamu bersama pria lain selain aku Delisha. Siapapun pria itu yang bersamamu sekarang, aku pastikan dia akan mati!”
***
Delisha yang sudah dua minggu tinggal di rumah Robert ingin sekali pulang. Namun, Robert tidak memberikan izin kepada Delisha untuk pergi ke rumahnya sendiri.
Delisha selalu termenung dan duduk di halaman belakang rumah Robert.
Tiba-tiba dikejutkan oleh Robert yang duduk di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DELISHA
RomanceTempat itu menciptakan atmosfer yang suram dan asing bagi Delisha. Ruangan yang temaram membuatnya sulit untuk melihat dengan jelas, dan lampu-lampu yang berkerlap-kerlip menambah ketidaknyamanan di matanya. Bau alkohol menyelubungi udara, memberika...