45 | Melarikan Diri 2

12 3 0
                                    

Ketegangan melanda saat Delisha hendak melangkah, tiba-tiba jarum suntik menusuk pundaknya dengan tiba-tiba. Rasa sakit menusuk tubuhnya, pandangannya menjadi gelap, dan ia merasa pusing serta lemas tak berdaya.

Mata Delisha kabur, perasaannya mengantuk, dan ia tidak dapat berdiri dengan stabil. Tanpa daya, ia pingsan dan jatuh ke dalam dekapan pria tersebut.

Ketika Delisha tak sadarkan diri, pria itu menggendongnya dengan posisi ala bridal style. Dalam langkah-langkah hati-hati, pria itu berjalan menuju sebuah kamar dengan Delisha yang masih tak sadarkan diri dalam gendongannya.

Di kamar itu, ia menemukan seorang pelayan wanita yang terkunci di dalamnya. Semakin kompleks dan gelap lah situasi yang terjadi, ketegangan melanda dengan kehadiran pria tersebut. Semua tampak semakin rumit dan tidak terduga, membuat suasana semakin tegang dan gelap bagi Delisha dan pelayan wanita.

Anak buah pria itu membantu membuka pintu kamar yang ada di depannya. Pelayan itu terkejut melihat pintu itu terbuka, dan tak lama kemudian, majikannya memasuki kamar tersebut dengan menggendong Delisha.

Pria itu melepaskan lirikan tajam kepada pelayan wanita yang tampaknya merasa ketegangan akibat tatapannya, hingga wanita itu pun tertunduk dengan rasa cemas.

Suasana semakin mencekam dan penuh ketegangan saat pria itu dengan hati yang penuh emosi menidurkan Delisha ke ranjang dengan sangat perlahan.

Setelah menyelesaikan tugas itu, dia mendekati pelayan wanita itu dengan emosi yang tak terbendung. Wajahnya memerah, napasnya tidak terkendali, dan darah mengalir ke otaknya, menyebabkan kemarahannya semakin memuncak.

“Gara-gara kamu Ana! Wanitaku kabur,” bentak pria itu dan  menjambak rambut Ana sampai ke belakang, membuat Anak meringis kesakitan.

“Ampun tuan. Maafkan aku.” Ana memohon kepada pria itu. Namun pria itu tidak memperdulikan Ana yang memohon kepadanya.

Kemarahannya tak terbendung, dan pria itu terus menjambak rambut Ana dengan kejam, menyebabkan rambut Ana rontok di tangan pria tersebut.

Ana dihempaskan ke lantai dengan kasar oleh pria itu. Tanpa ampun.
Pria tersebut tidak peduli dengan rasa sakit yang dirasakan oleh Ana dan permohonan ampunnya. Kemarahannya tak terbendung, dan ia bahkan menampar pipi Ana dengan keras, meninggalkan bekas telapak tangan pria itu di wajah Ana.

Dengan perintah tegas, pria itu memerintahkan anak buahnya untuk membawa Ana. Semua situasi menjadi semakin tegang dan berbahaya bagi Ana, yang kini harus menghadapi.

Dengan hati penuh harapan, Ana bertekuk lutut di hadapan pria tersebut, berharap agar majikannya mengampuninya. Namun, tanpa belas kasihan, anak buah pria itu dengan kasar menyeret Ana keluar dari kamar, meninggalkan Ana dalam putus asa.

Pintu kamar pun ditutup kembali, memisahkan Ana dari kemungkinan pelarian atau harapan untuk mendapatkan ampunan.

Suara permohonan Ana yang mengharu biru tak dihiraukan oleh pria kejam itu, yang sengaja mengabaikannya.

Ia berjalan menuju Delisha, merayu dengan sentuhan manis di pipi dan kecupan di keningnya. Namun, dibalik kelembutan itu, tersembunyi rasa nafsu dan ketagihan yang tak bisa ia tahan lagi.

Dengan tidak senonoh, ia melumat bibir Delisha yang sedang tidur, menunjukkan obsesi dan ketidak pertahanannya pada Delisha.

“Aku ingin dirimu, tubuh begitu indah,” bisiknya kepada Delisha, sambil meraba leher Delisha dengan penuh nafsu. Tanpa ampun, pria itu memberi tanda merah di leher Delisha sebanyak empat kali, menandai miliknya. Ekspresi kesenangan dan kepuasan terpancar dari wajahnya, melihat hasil karyanya yang menakutkan dan mengerikan di leher Delisha.

Nafsu pria itu tak terkendali saat ia mencoba membuka tali baju yang dipakainya, ingin mencumbu Delisha yang sedang tertidur. Namun, dengan kesadaran yang datang seketika, ia membatalkan niat buruknya.

“Shit! Aku hampir melakukan hal itu,” gumamnya dengan rasa jijik terhadap dirinya sendiri.

Dengan terpaksa dan penuh perjuangan melawan hasratnya yang gelap, ia meninggalkan Delisha yang sedang tertidur dan memilih untuk melampiaskan keinginan buruknya sendiri di kamar mandi.

  ━━━━━━♡♥♡━━━━━━

Revisi, Kamis 3 Agustus 2023

DELISHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang