6 | Aku Ingin Dia

55 8 0
                                    

Mobil hitam berhenti di sebuah rumah mewah milik Ernest, seorang pria keluar dari mobil tersebut, kemudian dia memasuki rumah Ernest. Para pelayan semua menundukkan kepala kepada pria itu. Pria itu sempat bertanya dengan salah satu para pelayan dimana keberadaan Ernest. Pelayan tersebut memberitahukan bahwa Ernest ada di ruang kerjanya. Pria itu mendatangi Ernest dan mengetuk pintu. Ernest pun menyuruh pria itu untuk masuk ke dalam.

“Aku sudah mendapatkan informasi tentang Delisha,” ucap Alfie sembari menarik kursi yang berada di depan meja kerja Ernest.

“Ceritakan,”  jawab Ernest yang masih fokus dengan laptop nya. Alfie memberikan informasi semua tentang Delisha. Detak jantungnya berdetak sangat kencang setelah mendengar informasi yang diberikan oleh Alfie. Tangannya sudah mengepal rasanya ingin sekali memukul pria baya itu sekarang. Namun, ia tahan.

Ernest mengambil pistol di laci nya lalu mengisi peluru, ia berdiri dari kursi nya menuju ke nerf gun, dan menembakan ke arah Nerf gun dengan sangat emosi. 

“Awasi mereka!”

“Baik.” Saat Alfie hendak pergi tiba-tiba Ernest meminta untuk diantarkan ke club malam ini. Alfie pun mengiyakan.

***

Ernest dan Alfie sudah tiba di sebuah kelab malam. Mereka disambut oleh seorang wanita yang berpakaian sangat minim. Yang ingin menggoda Ernest tetapi mereka mengurungkan niatnya, karena melihat  tatapan Ernest yang tajam dan datar membuat para wanita itu takut.

Pria itu duduk di sofa berwarna merah dengan alunan musik sangat keras. Mata menatap tajam ke arah depan, tak tahu apa yang ia tatap. Ia mengambil rokok dan pemantik berbentuk kotak berwarna emas yang berlogo gambar daun ganja tersebut.

Ernest menyalakan rokoknya, tiba-tiba ada seorang wanita yang berpakaian sangat seksi menghampiri Ernest. Wanita itu duduk disamping lalu mencoba menggodanya.“Tuan, mari saya bantu.” Namun, tak ada jawaban dari bibir Ernest hanya tatapan datar. Wanita itu tetap menyalakan pemantik itu ke rokok Ernest. Walaupun Ernest belum menjawab.

Wanita itu yang tidak tahu malu, dengan berani nya, meraba dada Ernest sampai ke perutnya, Ernest sangat jijik dengan wanita yang ada di samping nya itu. Ernest mengambil rokok dari mulutnya lalu  menginjak rokok itu dengan sepatunya. Ia menatap wanita itu dengan tatapan tajam dan 

Ia mencekik wanita itu. “Berani sekali kau menyentuhku jalang!” Perempuan itu meminta tolong untuk di lepaskan, namun Ernest tetap mencekiknya sampai wanita itu mengeluarkan air mata nya.

“Sekali lagi kau menyentuhku dan menggangguku. Ku pastikan hidupmu akan menderita lebih dari ini.” Ernest melepaskan tangannya dari leher wanita itu. Membuat wanita itu terbatuk-batuk.

“M-maaf tuan.” Wanita itu langsung pergi meninggalkan Ernest, dia berlari ketakutan. Ternyata dia salah target pikirnya.

Alfie dan para bodyguard itu sudah biasa melihat perlakuan Ernest seperti itu. 

“Pria tua itu yang sedang minum adalah orang tua Delisha.” Alfie menunjuk ke arah pria tua itu. Ernest melihat pria itu dengan tatapan tajam ke arah pria tua itu. Seolah-olah ingin membunuhnya.

“Cari gadis itu.” Alfie menganggukkan kepala dan menghampiri Pria yang sedang duduk sembari setengah mabuk.

Alfie telah berdiri di samping pria tua itu. Pria menoleh.“Tuan Kamu disini juga.” Indra menepuk-nepuk Alfie. 

“Dimana putrimu?” Sambil menyingkirkan tangan Indra yang ada di pundaknya.

“Oh gadis yang tidak berguna itu sekarang lagi disana?” kata Indra yang sedikit mabuk. 

DELISHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang