21 | Pemen Kapas

29 2 0
                                    

Delisha yang mengamati Bi Mina dan para pelayan yang sedang melakukan aktivitas membersihkan ruang tamu, ia pun ingin membantu Bi Mina membersihkan.
Bi Mina sudah melarang Delisha untuk tidak membantunya, namun Delisha kekeh ingin membantu Bi Mina.
Ia sangat bosan tidak bekerja selama sebulan ini. Karena Ernest menyuruh nya, untuk tidak berkerja lagi.

"Non, sudah masuk kamar saja, biar bibi sama pelayanan lainya yang membersihkan."

Delisha hanya menggelengkan kepala, dan tetap membantu Bi Mina membersihkan ruang tamu. Bi mina yang tahu itu hanya menghela napas saja.

"Delisha."

Teriakan yang menggelegar dari atas tangga itu membuat para pelayan ketakutan dan menundukkan kepala, Ernest yang melihat Delisha membersihkan ruang tamu, ia menghampiri Delisha. Lalu, melepaskan kain yang berada di tangan Delisha, dan meletakkan kain itu diatas meja.
Ernest tidak suka kalau Delisha membersihkan rumah ini. Ernest menyuruhnya untuk tinggal di rumah ini bukan untuk membersihkan rumah, tetapi menjadi istri nya. Ernest berpikir bahwa pelayan yang menyuruh Delisha untuk membersihkan ruang tamu.

"Kalian semua yang berada disini, aku pecat!" Ernest menatap wajah pelayan termasuk Bi Mina dengan tatapan tidak suka.

"Tuan, saya mohon."

"Saya mohon jangan pecat saya." pelayan semua memohon kepada Ernest
Hingga bersujud membungkuk dengan meletakkan dahi ke kaki dan bertelekan dengan kedua belah tangan.

Delisha yang mengetahui kesalahan paham antara Ernest dan para pelayan, ia pun menjelaskan secara terang bahwa Dirinya datang di ruang tamu untuk membantu para pelayan, dan ia juga mengatakan bahwa dirinya sangat bosan berada di rumah mewah ini.

Delisha meraih tangan Ernest dan menggenggam nya membuat Ernest menoleh ke arah Delisha yang ada di depannya sekarang. Delisha berharap kepada Ernest agar mau memaafkan dan tidak jadi untuk memecat para pelayan.
"Tuan, aku mohon jangan pecat mereka, mereka membutuhkan pekerjaan ini."

Ernest yang menatap Delisha meminta seperti itu, membuat Ernest mengiyakan apa kata Delisha, Ernest tidak bisa melihat Delisha bersedih.

Ernest menghela napasnya, "Aku tidak akan memberhentikan pekerjaan kalian. Jadi bangunlah jangan bersujud di kakiku seperti itu," ucap Ernest. Para pelayan berdiri dan mereka sangat senang dengan ucapan Ernest. Dan tidak berhenti untuk berterimakasih kepada Ernest dan Delisha.

Delisha yang mendengar keputusan Ernest, ia sangat senang.

"Delisha, datanglah ke kamarku lima menit." pinta Ernest sembari melepaskan genggaman Delisha dan meninggalkan Delisha dan pelayan di ruang tamu.

Delisha yang mendapat perintah dari Ernest, ia hanya menganggukan kepala saja sambil tersenyum.

Delisha menghampiri para pelayan dan Bi Mina, ia meminta maaf kepada mereka semua.
Sebab dirinya, membuat keonaran jadi semua terkena imbasnya.

Setelah Delisha minta maaf kepada mereka semua, ia berpamitan kepada pelayan dan Bi Mina, kemudian, pergi meninggalkan mereka semua dan menuju ke kamar Ernest.

***

Delisha menaiki lift dan menekan tombol tiga.
Pintu lift terbuka. Lift tersebut langsung tertuju ke pintu berwarna hitam.
Kemudian, ia mengetuk pintu kamar Ernest.

"Masuk." jawaban dari arah dalam kamar.

Delisha memasuki kamar dan menutup pintunya kembali.

Ia pun mencari dimana sosok yang ingin bertemu dengannya, namun Ernest tidak ada di kamar. Delisha memutuskan untuk memanggilnya.

DELISHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang