37. Penyesalan

20 2 0
                                    

Happy Reading!

Assalamualaikum wr.wb...
Jadikan Al Qur'an sebagai bacaan utama!!
Lanjut kan? Okee guyss!

----

Sampai di rumah, Keyana dan Al langsung di sambut Ina, yang sudah duduk di teras menunggu mereka. Al tidak jadi ada urusan. Katanya, ia tidak tega membiarkan Keyana pulang sendirian. Walaupun mereka berbeda mobil, Al tetap mengikuti Keyana di belakang Keyana.

Mereka berdua turun dari mobil masing-masing. Kemudian berjalan beriringan menuju teras. "Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh bundaa!" Ucap salam mereka berdua dengan kompak dan segera menyalami tangan Ina.

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh. Loh Afa, katanya mau ada urusan? Kok udah pulang?" Tanya Ina setelah mencium kedua putra putri nya.

"Gak jadi bun, ini bahu Ana memar, jadi Afa gak tega biarin Ana pulang sendiri." Ina terlihat terkejut saat Al memberi tahunya kalau Keyana memar.

"Anak bunda kenapa? Kok bisa memar? Ada yang usil? Ada yang ganggu? Coba mana bunda mau liat?" Tanya Ina beruntun yang membuat Keyana menghela napas lelahnya.

"Nanti Keya cerita in deh bun, sekarang Keya mau mandi dulu, trus mau makan, laper banget." Jawab Keyana dengan lemas. Memang dia tadi belum makan, makanya lapar.

"Ya udah, sana mandi dulu, bunda temenin boleh?"

"Engga usah bun, Keya bisa sendiri, nanti Keya gak mandi tapi di interogasi bunda mulu." Jawab Keyana lagi yang sudah hafal dengan bundanya.

"Keya masuk duluan ya?" Setelah mendapat jawaban dari Ina, Keyana segera masuk dan menuju kamar nya untuk bersih-bersih.

"Afa juga masuk dulu ya bun?" Al mau masuk tapi tangan nya di cekal lembut oleh Ina. Ina yang sudah kelewat penasaran akhirnya ia akan menginterogasi Al.

"Jelasin sama bunda, apa yang terjadi sama Keya, kalau nungguin anak itu, pasti lama banget."

Al hanya bisa mengangguk pasrah, kalau sudah bundanya yang meminta, ia tidak bisa mengelak lagi.

"Tapi, di dalem aja ya bun? Kalau disini gak enak." Ina mengangguk, kemudian mereka masuk ke dalam rumah.

Al duduk di sofa panjang di susul Ina di sampingnya. "Jadi gimana?"

"Tadi kan pas istirahat Afa ke kelas Ana, buat nanyain, mau makan bareng apa enggak. Tapi kata teman-teman nya, Ana ke kamar mandi. Afa tungguin Ana di luar kelas, tapi Ana nya gak kembali-kembali, karena Afa khawatir, Afa sama Teman-teman Afa dan teman-teman Keyana, nyusul Ana ke kamar mandi. Pas sampai di kamar mandi, Ana sudah di cengkeram bahu nya oleh salah satu siswi pembuly di sekolah, kayak nya, dia marah banget sama Ana, Afa juga gak tau persis apa masalahnya. Pas Afa mau mendekat, Salah satu siswi itu mau menampar Ana, untungnya Afa sudah dekat, jadi tangan siswi itu langsung Afa cekal, jadinya Ana tidak sampai di Tampar." Al menghela nafasnya setelah menceritakan semua apa yang terjadi tadi, tanpa ada yang kelewat satupun.

Ina sangat khawatir setelah mendengar semua yang diceritakan oleh Al. "Berarti bahu Keya memar gara-gara dicengkeram siswi itu?" Tanya Ina dengan menahan kesal.

Al mengangguk, "Tapi bunda tenang aja, Siswi tadi sudah Al beri peringatan untuk gak aneh-aneh sama Ana lagi. Setelah ini, Afa mau beri penjagaan buat Ana lebih ketat lagi."

Ternyata Tertukar [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang