39. Koma

23 0 0
                                    

Happy Reading!

Assalamualaikum wr.wb...
Kembali lagi nihh sama akuu><
Lopyu sekarung buat kalian yang baca cerita aku, (walaupun gak nge vote -_-)
Lanjut aja yuk!!
Jadikan Al Qur'an sebagai bacaan utama!!!

-----

Di perjalanan ke rumah sakit, Al menyetir dengan kecepatan agak tinggi. Badan Keyana semakin panas, dan mata nya yang tak kunjung dibuka.

"Lo kenapa sih Na?"

"Coba buka mata lo.."

"Abang khawatir tau gak?!"

Al bergumam sendiri tanpa ada jawaban dari sang lawan bicara.

"Sshhh" Keyana mendesah kedinginan. Padahal ia tadi sudah dipakaikan jaket tebal berlapis dua dan selimut tebal miliknya. Tapi, tetap saja ia masih kedinginan.

Drrtt
Drrtt
Drrtt

Al melirik ponsel Keyana yang bergetar, kemudian ia ambil. Dan ternyata sang Bunda yang menelfon.

"Assalamualaikum Bun."

"Waalaikumussalam, Loh Afa? Kok kamu yang jawab telfonnya?" Tanya dan jawab Ina disebrang sana.

"Iya bun, Bunda kemana sih? Dari tadi siang kok gak ada dirumah? Ayah juga." Tanya Al yang belum tau kalau Ina dan Furqon pergi ke Amerika. Pasalnya, Keyana tadi belum memberitahunya.

"Loh emang Keya gak bilang sama kamu tadi? Kalau bunda sama ayah lagi di Amerika?" Al terbelalak ketika mendengar bahwa ortunya sedang di luar negeri.

"Enggak bun, tadi dari Panti Ana langsung masuk kamar, trus tadi pas Al masuk ke kamarnya, Ana malah pan--" Al mengatupkan bibirnya, hampir saja ia keceplosan kalau Keyana lagi sakit. Ia tidak mau menganggu urusan ortunya.

"Kok diem? Keya kenapa? Al?"

"Gak papa bun. Ana lagi tidur, udah dulu ya? Nanti malah ganggu istirahat Ana. Assalamualaikum!" Belum sampai Ina membalas salamnya, ia mematikan telfonnya lebih dulu, perjalanan ke rumah sakit masih sekitar 3 menit lagi. Dan badan Keyana tambah menggigil. Al menambah kecepatannya lagi. Sampai di atas rata-rata. Tapi--

Brakk
Srettt
Gedubrakkk

Mobil Al menabrak pembatas jalan. Tadi ia menoleh ke arah Keyana, ketika ia kembali fokus ke jalan, ternyata ada seorang kakek yang hendak menyebrang. Reflek, Al membanting stir ke kanan dan berakhir menabrak pembatas jalan.

Untung nya, ia masih bisa sadar walaupun dahi nya sudah berlumuran darah segar yang terus mengalir. Ia tidak peduli dengan keadaannya. Yang terpenting adalah Keyana. Ia menoleh ke arah Keyana, ternyata Keyana juga seperti dirinya, dahinya juga terdapat darah yang mengalir sampai membasahi khimar berwarna coksu milik Keyana.

Keadaan di luar mobil sudah mulai ramai, karena orang yang masih punya hati, masih punya rasa kepedulian. Al hendak keluar untuk meminta pertolongan kepada orang yang sudah mengerumuninya. Kepala nya sangat pusing dan pandangannya mulai kabur. Tapi sekuat mungkin ia keluar dari mobil.

"Sshh" rintihnya.

Beberapa orang mendekatinya. "Haduh, ini gimana mas keadaan kamu? Apa didalam masih ada penumpang lain?" Tanya salah satu bapak-bapak yang memegang tangan Al untuk membantu Al berdiri.

Ternyata Tertukar [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang