41. Perasaan apa ini?

19 0 0
                                    

Happy Reading!

Assalamualaikum wr.wb...
Ketemu lagi sama akuu bestii^^
Tak do'a in semoga yang mau beri tanda jejak rezeki nya lancar terus, sehat selalu, lancar segala urusannya🤲
Aamiin....
Jadikan Al Qur'an sebagai bacaan utama!!

------

Entah siapa yang memberitahu Ina dan Furqon tentang keberadaan Al dan keyana, yang pasti mereka sudah berada di ambang pintu ruangan Al.

Ketiga temannya nya sama kaget nya, diantara mereka juga tidak ada yang memberitahunya. Al kini sudah harap-harap cemas, pasti ia akan kena marah ortunya karena menyembunyikan ini semua dari mereka.

"Bunda? Ayah?" Beo Al.

Perlahan tapi pasti Ina dan Furqon mendekat ke arah Al dengan tatapan yang tak bisa diartikan. Al hanya menunduk tak berani menatap mereka berdua. Ketiga temannya hanya saling pandang seakan bicara lewat matanya.

"Assalamualaikum." Ucap Ina dan Furqon kemudian setelah sampai di samping Al.

"Wa-walaikumussalam." Jawab Al dan yang lain agak gugup.

Al dengan perlahan menyalimi tangan kedua ortunya. Mereka membalas dengan lembut.

"Kenapa nunduk?" Tanya Furqon yang membuat Al semakin deg-degan. Walaupun agak takut, tapi Al memberanikan diri untuk menatap mereka berdua.

"Gimana keadaan kamu?" Tanya Furqon lagi.

"U-udah mendingan Yah. Kalian kok tau kalau Al disini?" Jawab dan tanya Al dengan ragu-ragu.

"Alhamdulillah kalau udah mendingan. Ayah sama Bunda dikabarin sama pihak RS." Jawab Furqon dengan santai.

Dalam hati Al merutuki dirinya sendiri. Ia lupa bahwa RS ini adalah RS keluarganya. 'Astagfirullah kok gue bisa lupa sih! Pantes mereka tau!' Batin Al.

"Keya gimana?" Tanya Ina dengan mata berkaca-kaca.

Al menarik nafasnya dalam-dalam sebelum menjawab pertanyaan yang keluar dari bundanya. "Belum sadar bun.."

Air mata Ina tak bisa dicegah, ia menubruk badan Al dan memeluk nya erat. "Hiks hiks kalian kok bisa sampai begini si? Hiks gak kabarin bunda lagi hiks!" Ucap Ina dengan sesenggukan dan kesal.

"Maaf bun, tapi Afa gak mau ganggu urusan bunda sama Ayah." Jawab Al dengan menahan sesak di dadanya karena mendengar isak tangis sang bunda. Bagas sudah merangkul Rezi dengan gaya alaynya. Sedangkan Fayez ikut merasakan kondisi Al saat ini.

"Bunda sama Ayah gak marah kan?"

Ina menggeleng tegas di balik dekapan Al, "engga sama sekali hiks, bunda cuma khawatir sama kalian berdua hiks"

"Mau lihat kondisi Ana gak bun? Yah?" Tanya Al untuk menenangkan Bundanya yang terus menangis di pelukannya sampai baju belakangnya basah karena air mata Ina.

"Ayo" Jawab Furqon yang sedari tadi hanya diam.

"Bun.. lepas dulu dong? Sesek ini, kenceng banget dah meluknya" Al terkekeh melihat Bundanya yang seperti anak kecil hendak ditinggal Ayahnya kerja.

Sesaat kemudian Ina melepas pelukkannya dari Al, Furqon langsung menyodorkan Tissu kepada Ina. Ina menerimanya lalu mengusap ingus dan sisa-sisa air matanya yang membasahi pipinya.

Ketiga teman Al tadi sudah keluar karena tidak ingin menganggu kebersamaan keluarga di dalam.

Furqon mengambil kursi roda yang ada di depan kamar mandi. "Afa udah bisa jalan kok, gak usah pake kursi roda yah" ucap Al yang sudah paham dengan apa yang dilakukan Furqon.

Ternyata Tertukar [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang