57. Qamar El Din dan Lamaran?

21 0 0
                                    

Happy Reading!

Assalamualaikum wr.wb All...
Maaf yaa,, karena end nya molor lagi hehe..
Setelah ini masih ada satu part lagi untuk end.
Jadi, part ini bukan end yaa!
Jadikan Al Qur'an sebagai bacaan utama!!

-----

Sampai di apartemennya, Keyana segera menata barang-barang yang masih di dalam kopernya. Tubuh nya seperti remuk semua karena lelah dengan perjalanan yang sangat panjang. Setelah selesai dengan kegiatan menata barang, ia melepas khimar nya dan menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya.

Setelah selesai mandi, ia segera menunaikan shalat Ashar. Di Kairo, kini masih menunjukkan pukul 16.00 karena waktu Kairo 5 jam lebih lambat dari Indonesia.

Shalat sudah terlaksana, kemudian ia mengabari orang-orang tersayang nya di Indonesia kalau ia sudah sampai dengan selamat sekarang. Setelah itu, ia merebahkan dirinya di kasur karena sudah saking capeknya.

Ia menatap ke langit-langit kamarnya dengan senyuman yang tak pudar dari bibir mungilnya.

'Ayah, Abang, Keya udah sampai di Kairo loh. Keya senengg banget, akhirnya impian Keya untuk ke negeri piramida ini tercapai. Alhamdulillah Ya Allah, engkau telah mengabulkan do'a hambamu ini. Dan terima kasih karena Engkau masih memberi napas untuk hamba sampai saat ini, sehingga hamba masih bisa merasakan kenikmatan yang telah Engkau berikan kepada hamba.' Gumam Keyana di dalam hati.

Tanpa ia sadari matanya menutup dengan perlahan dan kantuk mulai menyerang sampai akhirnya ia pergi menjemput alam mimpinya.

***

3 hari di Kairo, hari-hari Keyana sangat lah sepi. Tanpa adanya teman, di Apartemen juga sendirian, membuat kesan sendiri nya semakin terasa sangat sepi. Tapi, kini adalah hari pertama ia masuk Kuliah, semoga saja ada teman baru yang akan menemani hari-hari nya yang penuh kesepian di negeri ini.

Keyana memantaskan dirinya di depan cermin berukuran sedang dihadapannya. Menggunakan gamis abaya hitam dan khimar senada dengan gamisnya, membuat kesan cantik nya bertambah, walaupun penampilannya sangat sederhana.

Setelah dirasa cukup memandangi diri sendiri di depan cermin, ia segera memakai sepatu putihnya dan mengambil tote bag yang sudah ia siapkan sejak tadi.

Lalu, ia keluar kamar dan mengunci nya. Ia turun kebawah dengan menaiki lift, karena tidak mungkin jika ia harus menuruni tangga yang banyak nya tak terhitung, karena dirinya berada di lantai 8.

Jarak Universitas Al Azhar dengan Apartemennya lumayan dekat, hanya berjarak 1,3 Km, jadi tidak perlu menaiki kendaraan untuk kesana, cukup dengan jalan kaki saja. Itung-itung untuk olahraga juga.

Ia berjalan sambil bersenandung lirih dan sesekali tersenyum kepada orang-orang disana. Sangat asing baginya di sana, tapi kelihatannya orang-orang sana sangat ramah-ramah, terlihat dari raut wajah mereka yang selalu menampilkan senyum.

Keyana berhenti sejenak, ya karena sudah sampai. Ia berdecak kagum dengan bagunan besar nan megah di depannya itu.

"MasyaAllah! Sungguh indah ciptaan mu ini ya Allah.." gumamnya lalu melanjutkan langkah nya menuju lapangan utama. Karena hari ini akan ada apel pembukaan dan sambutan kepada MaBa.

Decakan kagum selalu ia ungkapkan melalui bibir mungilnya. Sepanjang jalan ia memandangi gedung kanan kiri nya yang sangat indah dan memanjakan mata.

Sampai di lapangan ia segera menempatkan dirinya di barisan sesuai jurusan masing-masing.  Tapi, saat ia sudah menempatkan dirinya di depan barisan kedua di depannya sudah ada yang menempati, ia seperti mengenali postur tubuh dari seseorang di depannya ini.

Ternyata Tertukar [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang