55. Berduka

13 1 2
                                    

Happy Reading!

Assalamualaikum wr.wb All...
Part sedih nih ><
Jadikan Al Qur'an sebagai bacaan utama!!

-----

Ina menangis sejadi-jadinya di dalam kamar Keyana. Begitu pun Keyana, air mata yang terus mengalir indah di pipi putih nya. Mata merah, hidung sembab, penampilan yang sudah acak-acak an.

Bi Ani sedari tadi menghubungi orang-orang terdekat mereka. Keyana sudah hampir 3 kali kehilangan kesadaran.

Bagaimana tidak, dua orang yang selalu menjaga nya dan selalu memberi kehangatan kepadanya kini pergi begitu saja.

Sekarang, tak ada lagi yang akan membuat Keyana kesal, tak ada lagi yang akan menggendong nya ketika badmood, tak ada lagi yang akan memperlakukannya seperti ratu, tak ada lagi yang akan mengecup nya secara tiba-tiba.

Bi Ani hampir kewalahan menghadapi Keyana dan juga Ina yang tak ada hentinya menangis kejer. Keyana yang memang sudah tidak sehat kini harus menerima kenyataan yang membuat dirinya semakin lemah dan drop.

Semua sahabat dan keluarga nya sudah Bi Ani hubungi. Jenazah Furqon dan Al sudah diurusi Tofa.

Kini, tetangga dan para sahabat sudah mulai berdatangan. Fika dkk menghampiri Keyana yang terduduk lemas di samping kasur. Mereka tak kalah terkejutnya setelah mendengar kepergian Al dan Furqon yang secara tiba-tiba.

Fika, Ira, Rina memeluk Keyana dan membuat Keyana semakin terisak pilu di dekapan mereka. Mereka bertiga juga merasakan kesedihan yang Keyana rasakan sekarang ini.

"Hiks hiks, a-yah, a-abang kenapa pergi secepat ini? Kenapa yah? Bang? Hiks!" Isak Keyana.

"Ssttt udah ya Key. Ikhlas in mereka, kalau lo seperti ini, yang ada nanti mereka malah sedih." Ucap Ira.

Keyana hanya larut dalam kesedihannya, membuat ketiga nya tak tega dengannya. Ina sudah berada di kamar nya dan ditenang kan oleh Anita.

Fika dkk masih setia memeluk dan menenangkan Keyana. Badan mereka seketika menegang ketika bunyi ambulance memasuki perkarangan rumah Keyana.

Keyana berdiri dari duduknya, ia berlari ke bawah. Ketiga temannya hanya bisa mengejarnya, karena mereka tadi hendak menahannya tapi sudah kalah cepat dengan lari Keyana.

Sampai di bawah, ia menerobos kerumunan orang-orang yang berada dirumahnya. Ia melihat dengan mata kepalanya sendiri dua jenazah yang di tutupi dengan kain putih kini akan dibawa ke dalam rumahnya.

Brukk

Badannya yang lemas ambruk seketika, untungnya Fika ada dibelakangnya jadi bisa menangkapnya. Air matanya kembali luruh ketika melihat dua orang yang sudah tak bernyawa itu lewat di hadapannya.

Ia berdiri dengan dituntun Fika dan Ira badannya sangat lemas hingga tak bisa untuk berdiri sendiri. Kemudian ia mendekat dengan perlahan ke tubuh seorang pria yang telah membesarkannya hingga saat ini yang kini sudah tak bernyawa.

Keyana langsung memeluk jenazah sang ayah yang sudah terbujur kaku di hadapannya. Ia menangis tersedu-sedu disana. Menumpahkan segala kesedihan atas kepergiannya. Ayah yang selalu memberi nafkah, Ayah yang menjadi cinta pertama anak perempuannya. Kini, sudah berbeda alam dengan Keyana.

Ternyata Tertukar [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang