Gianni ternyata sudah dari Jumat malam minggu lalu di Jogja. "Gue harus recharging mental untuk ketemu keluarga besar di kawinan lo. I mean, you know, I'm officially single now. Selain Gio akhirnya kawin juga, kenapa Gianni pisah ama lakinya juga bakalan jadi topik yang dibahas Bude-Bude kami." Dia bercerita sepanjang jalan dalam Combi-nya Reina.
Ini... Aneh sih. Seriously.
Aku nyetir dengan Reina tidur di sebelahku, sementara Gianni dan Les di belakang, dengan barang-barang mereka.
"Where in Jogja again?" Les bertanya, ramah dan akrab.
"Amanjiwo."
"Oh."
Yah, jelas bukan kelas hostel murah meriah macam kami yang hidupnya kalau bisa backpackingan terus.
"Trus van yang mau nganter lo dari Amanjiwo ke Salatiga, lo tinggal aja gitu?" Aku bertanya, tadinya agak berharap dia bakalan naik sesuatu yang lebih proper.
"Well, I think it's better when we're together. I mean, I've been so lonely for so long..." Gianni menambahkan, melempar senyum pada Les, yang mengangguk ceria. Haiya. Bisa-bisa plus-one nya Les bukan Reina tapi Gianni. Walaupun kelihatannya mereka berdua mau-mau aja.
"What about you, Les?" Nah kan, si Gianni juga ikutan pegang-pegang.
Les lalu gantian cerita. Tadinya dia berencana untuk berlibur musim panas ke Spanyol, main sama teman-temannya yang pada ikutan kelas memasak, tapi sebelum dia beli tiket, mendadak dapat e-mail untuk undangan pernikahanku yang dibayarin semua. Sebagai kaum gratisan, dia mengubah rute dari Bali ke Jogja, mengganti tanggal penerbangan pulang hingga 2 minggu setelah pesta, menghubungi orangtuaku untuk nanyain Akad Nikah...and here he is!
"So, can Les be your plus one at my wedding?"
"No. Gue datang sama dia, matilah gue di-ghibah sama seluruh klan Nirwakarsa. Gak bisa. Ama si Reina aja." Gianni langsung menolak tegas. Kasiannya si Les. GGT: Ganteng-Ganteng Tertolak.
"Can you please keep a secret from Gio, then?" Aku bertanya lagi.
"That depends." Gianni mengangkat bahu.
"On?"
"On how smart or stupid you are with your next plan. You see, I don't wanna get involved in something idiotic. It's...kinda not my style, you see."
Les menepukkan tangannya, berkata penuh semangat, "J'aime Gianni, Kandi!" - yang artinya, dia suka sama si Gianni. Well, that shows!
"Je l'adore moi aussi, Bébé." Di luar dugaan kami, Gianni menjawab dengan aksen Prancis yang sempurna. Artinya: I like you too, babe. Yaelah. Pake flirtingan segala.
Jeez. Bukan cuma satu mantanku dipastikan bakalan datang ke Akad Nikah dan Resepsi, sepertinya dia bakalan ada affair sama adik calon suamiku. Jujurly, aku gak tahu ini sesuatu yang baik atau buruk.
***
Perjalanan ke Salatiga, mulai berasa seperti tour wisata. Tentu saja kami harus beberapa kali berhenti, bukan hanya karena mobil gak boleh sampai overheat dan kami butuh makan. Tapi hal ini dimanfaatkan si Les yang sibuk banget pengen foto-foto ini itu. Awalnya cuma pemandangan, lalu akhirnya fotoin Gianni (yang bentuknya mirip-mirip Sandra Dewi dan sangat eksotis buat Les), dan ujung-ujungnya selfie-selfie ala turis. Kami lewat Klaten - Solo - Boyolali menuju Salatiga, dengan pemandangan bagus...karena kami bawa Les yang rewel pengen jalan-jalan.
"Lo ngapain semalam di Jogja?" Aku menginterogasi Reina, saat kami duduk makan di tenda pinggiran sawah. Reina selain gak tidur, juga tipsy berat. Dia jarang minum alkohol, cuma sering ngeganja. Dan, sesuai dugaan, dia cuma nyengir, mengiyakan dugaanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ex Cetera
ChickLitNilakandi adalah seorang perempuan yang merasa hidupnya lengkap. Cantik, cerdas, punya karir menjanjikan dan calon suami yang sempurna, walau agak sedikit terlalu pencemburu. Sebuah kesalahan membuat asisten Kandi mengirimkan undangan pernikahan ke...