Dara : "Pftt. Lo di kutuk jadi kucing karena nendang kucing di warung pecel lele?"
Arjuna : "Hm"
Dara: "Hahahaha. Mampus! Kena karma lo sama gue"
Arjuna: "Ga usah ketawa! Sekarang lo harus jadi pacar pura-pura gue biar gue bisa lanjutin ke hidupan g...
"Tolong jangan perhatian tiba-tiba dong, bikin baper aja"
༴ ༴ ༴
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
༴ ༴ ༴
"Lo mau telfon temen-temen lo?"- tanya Dara di sela keheningan mereka, dirinya merasa kasihan juga melihat pemuda itu nampak sendu, bahkan kedua pundak sempit itu nampak turun ketika dirinya mengucapkan hal tersebut barusan.
Arjuna menoleh ke belakang perlahan, setelah usai mencuci piring dirinya menghampiri Dara kembali.
"Boleh?"
"Pfft. Kok muka lo melas gitu? Kek sandra gue aja"- Dara tertawa renyah melihat wajah Arjuna yang memelas, padahal tidak perlu begitu pun Dara akan memberi izin.
"Ya emang kan?"- gumam Arjuna, namun bisa Dara dengar sehingga membuat gadis itu mengerutkan kedua alisnya.
Hanya melihat wajah Dara seperti itu saja membuat Arjuna senang, sebab berhasil membuat gadis itu kesal.
"Nih"- Dara berikan ponselnya pada Arjuna, menelfon Bagas dengan nomernya yang lain, nomer yang sengaja ia rahasiakan.
"Thank's"
"Hm"- Dara biarkan Arjuna duduk di sampingnya untuk menelfon temannya tersebut, dirinya kini memilih menyemili astor yang berada di atas meja sebagai makanan penutup malam ini.
"Halo Gas?"
"JUNA?! INI LO BRE?!"
"Shuuut, iye ga usah teriak. Jancok"
"Ya gue kan kaget, udah dua hari lo ngilang boss"
"Sorry, gue lagi ke luar negeri sama bokap nyokap"
"Lah? Ga ngabarin lu? Motor lo maen di tinggal wae"
"Gue tiba-tiba di culik bokap gua Gas, lo tau kan dia kalo marah gimana?"
"Yeuuu, ya gak ngilang juga kali boss"
"Hp gue rusak Gas, ini nomer sekertaris bokap gue. Jangan hubungin ke nomer ini lagi kecuali gue yang hubungin lo, paham?"
"Iyaaa, udah cepet-cepet pulang deh lo! Nih anak-anak pa-
JUNAAAAA!! BOS GUEEE, KAPAN LO BALIK?!"- suara Asta mengambil alih panggilan telfon Bagas, membuat telinga Arjuna semakin terasa sakit.
"Bacot anjir, ga usah teriak dongo"
"Ya gimana dong?! Gue kan khawatir, lo tiba-tiba ngilang kek di culik tante girang"
