Dara : "Pftt. Lo di kutuk jadi kucing karena nendang kucing di warung pecel lele?"
Arjuna : "Hm"
Dara: "Hahahaha. Mampus! Kena karma lo sama gue"
Arjuna: "Ga usah ketawa! Sekarang lo harus jadi pacar pura-pura gue biar gue bisa lanjutin ke hidupan g...
"Menurut teori, fungsi keluarga adalah memberi cinta. Tunggu? Aku tidak merasakannya"
༴ ༴ ༴
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
༴ ༴ ༴
"Ra, Ra?" panggilan tersebut samar-samar terdengar di telinga Dara, seraya perlahan ia buka matanya, ia lihat Arjuna di atasnya. Menepuk-nepuk sebelah pipinya pelan seraya tunjukkan layar ponselnya yang menyala, tanda ada panggilan masuk.
"Bokap lo nelfon, udah dari setengah jam yang lalu" penjelasan Arjuna membuat Dara terkejut, meski terkejutnya itu terlambat tetapi gadis dengan wajah bantalnya itu beranjak bangkit dari tertidurnya, duduk di atas ranjang Arjuna yang beraroma vanilla.
"BOKAP GUE JUN?!"
"Iya, tadi nyokap lo juga nelfon"
"KENAPA BARU BANGUNIN GUE SEKARANG?!" Dara nampak panik, ia raih ponselnya yang berada di tangan Arjuna dan menatap layar pipih itu dengan khawatir.
"Lo kek kebo ga tidur setahun Ra, gue teriak aja ga bangun" balas Arjuna datar, sudah aga kesal sebab gadis yang tak sengaja tertidur di rumahnya setelah membantunya merapihkan rumah itu justru menyalahkannya setelah ia membangunkannya berkali-kali.
"Aduh Jun, bahaya ieu mah Jun"
"Apa? Kenapa?"
"Mereka dah sampe rumah gueeee!!" Dara bangkit dari duduknya, bergerak tergesa-gesa seraya meraih waistbag-nya dan sesekali menatap layar ponsel yang menunjukan chat dari sang Ibu.
"Hati-hati Ra"
"Kunci mana kunci?"
"Itu di kantong jaket lo" balas Arjuna singkat, menunjuk jaket Dara lalu ia dapatkan cengiran dari gadis yang bahkan surainya belum di rapihkan, Arjuna berniat merapihkan hingga ulurkan tangannya, namun gadis itu justru menguncir rambutnya asal tanpa merapihkan.
"DADA JUNA! SEE YOU DI SEKOLAH!" teriak Dara seraya berlari ke arah pintu keluar, Arjuna mengikuti namun saat ia sampai di depan pintu mobil Jeep Dara telah keluar dari pekarangan rumahnya, klakson berbunyi sekali tanda sang pemilik berpamitan sekali lagi dengan Arjuna, lalu setelah ia balas dengan lambaian tangan singkat mobil itu pun berlalu.
Menjauhi rumahnya hingga tak terdengar suaranya, sebab Dara cukup mempercepat laju mobilnya itu. Arjuna pun menghela nafas setelah Dara tak terlihat lagi, ia tutup gerbang rumahnya yang berwarna putih itu, lalu menyisir rambutnya ke belakang dengan jari-jarinya karena tertiup angin.
Arjuna berdiri sejenak di ambang pintu, sebelum menutup pintu rumahnya ia lihat ke awan gelap di atas sana, nampak mendung dengan angin yang cukup bertiup kencang, dalam hatinya berdo'a agar Dara selamat sampai ke rumah dan berharap gadisnya akan baik-baik saja saat menyambut kedua orang tuanya.
