Dara : "Pftt. Lo di kutuk jadi kucing karena nendang kucing di warung pecel lele?"
Arjuna : "Hm"
Dara: "Hahahaha. Mampus! Kena karma lo sama gue"
Arjuna: "Ga usah ketawa! Sekarang lo harus jadi pacar pura-pura gue biar gue bisa lanjutin ke hidupan g...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
༴ ༴ ༴
Kembali pada SMA Jayantara, para murid kembali ke aktifitas mereka untuk belajar dan menjalani yang memang harus di jalani di sekolah.
Dara adalah salah satunya, gadis itu baru saja turun dari motornya dan berjalan di lapangan untuk menuju koridor, sudah terdengar suara cempreng Nia yang memanggilnya bersama Alya, keduanya lambaikan tangan pada Dara meminta sahabat mereka tersebut untuk berlari ke arah mereka.
Senyum Dara merekah melihat kedua sahabatnya tersebut, Ia berlari kecil untuk memeluk Alya dan Nia, "Kangen banget gue sama kalian." ucap Dara, kedua tangannya memeluk Alya dan Nia secara bersamaan.
"Ihhhh Dara, Nia juga kangen. Kenapa lama banget ke Bandung-nya?"
"Please deh, Dara cuma seminggu di Bandung." Kina datang dari arah kiri ketiga gadis yang sedang berpelukan bak Laa-Laa, Dipsy dan Po di tengah kordior sekolah lantai satu.
"Lo ga kangen emang sama gue?" tanya Dara setelah melepas pelukannya dan menatap Kina sinis, gadis dengan rambut tergerai itu tunjukkan cengiran padanya seraya melebarkan kedua tangan ke samping, bersiap memeluk Dara namun yang mau di peluk menghindar.
"Idih? Apa maksud itu, hah?!"
"Gapapa, gue alergi bule kek lo," ucap Dara ketus karena Kina dengan beraninya memakai soflen yang sudah jelas di larang oleh pihak sekolah.
"Yaaaa maap deh, kali-kali kan gue ngelanggar peraturan sekolah?"
"SERING KALEEEE!!"
"TAU!"
Ucap Dara dan Alya kompak, di susul Nia yang sebenarnya ikut-ikut saja.
Setelahnya Kina justru tertawa di sindir oleh kawan-kawannya, meski begitu ke-4 gadis tersebut sangat mengikuti peraturan sekolah dan tidak pernah sengaja untuk melanggar.
Sedang berbincang soal hal-hal acak seraya berjalan di koridor untuk menuju kelas, ketiga gadis tersebut di hentikan langkahnya karena panggilan dari dua pemuda, kompak memanggil mereka seakan anak kembar yang satu Ibu.
"Kiw kiw! CEWEK!"
"Najis. Bagas Asta,"
"Kak, Ra. Pake 'Kak' " ucap Nia penuh penekanan, Alya sih sudah berusaha tak menoleh pada Asta, padahal kini Bagas dan Asta berada di depan mereka, menahan langkah ke-4 gadis tersebut.
"Hakelahh, ya atuh maap!" ucap Dara ketus, seraya melirik Nia singkat.
"Ieu? Aya naon?" Dara melipat kedua tangan di depan dada, menatap kedua pemuda yang adalah sahabat kekasihnya.
