Setelah mendapat sedikit pengetahuan mengenai Kemungkinan, sepertinya Radit lebih memilih untuk membuat rencananya sendiri, dengan pengetahuan yang dibekali oleh Pak Amar sebelumnya. Meskipun demikian, kelihatannya Radit langsung pergi ke toilet untuk mencuci muka.
"Aku tahu ini susah untuk dikendalikan, bukan berarti aku tidak bisa melakukan" ucap Radit yang berbicara sendiri di kaca. Tak lama kemudian, sisi lain Radit yang ada di dalam kaca pun hadir dengan penampakan yang begitu menyeramkan.
"Hei, aku adalah dirimu" ucap Radit yang lain,
"Haa?!" ucap Radit yang terkejut melihat sisi lain dirinya di dalam kaca,
"Aku adalah versi kegelapan dalam dirimu, dan akulah yang menguasai dirimu" ucap Radit versi kegelapan,
"Mau apa kau denganku?!"
"Sederhana saja, kalau kau ingin hidup. Maka kau harus mendengarkan apa yang aku inginkan" ucap Radit versi kegelapan, dan tak lama kemudian terdengar suara langkah kaki yang menuju ke Toilet dan ternyata itu adalah Pak Amar
"Kamu kenapa Radit?" tanya Pak Amar,
"Tidak apa-apa, Pak..." ucap Radit yang sedikit gemetaran,
"Kamu kelihatannya sedikit gemetaran, apa yang terjadi dengan dirimu?"
"Tidak apa-apa Pak"
"Kamu tidak bisa menyembunyikan sesuatu dari saya, karena saya dapat mengetahui dengan mudah"
"Setelah Lia, bapak adalah orang yang dapat menebak dengan baik"
"Katakan pada saya, apa yang sedang kamu alami?"
"Sepertinya, saya sedang bermimpi kali ini"
"Bermimpi kenapa?"
"Ketika saya berkaca, tiba-tiba ada seseorang lain tapi mirip seperti saya muncul di dalam kaca"
"Hmmm... apakah kamu yakin dengan itu?"
"Saya tidak yakin dengan hal itu"
"Baiklah, setelah bapak rapat, seperti kamu akan bertemu dengan di ruangan guru ada yang mesti kita bicarakan"
"Baik Pak..."
Radit pun bersedia menunggu Pak Amar selesai rapat bersama dengan guru-guru lainnya hingga selesai. Setelah dua jam kemudian, Pak Amar pun selesai rapat bersama dengan para guru-guru dan langsung melihat Radit yang berada di ruang guru.
"Ah.. Pak Amar"
"Apakah lama?"
"Tidak terlalu Pak.."
"Pastinya kamu tidak tahu siapa itu Rene Descartes?" tanya Pak Amar sambil memperlihatkan sosok tokoh tersebut,
"Tidak ada di dalam Buku..."
"Benar sekali"
"Tadi kamu bilang bertemu orang yang mirip denganmu di kaca?"
"Iya Pak.."
"Boleh jadi itulah Si Jenius Jahat"
"Maksudnya Pak?"
"Ketika kamu dalam keberadaan yang tidak menentu, lalu kemudian ia datang untuk mempengaruhi pikiranmu. Bahkan, ia tidak segan-segan untuk mengambil kepribadianmu yang awalnya ceria, mungkin menjadi lebih suram"
"Segila itu ya"
"Yang perlu kamu lakukan hanyalah mencoba untuk mempercayai yang sepenuhnya akan pengetahuanmu sendiri"
"Seperti contoh?"
"Jenius Jahat seringkali mempengaruhi kita baik di dalam kesendirian maupun keramaian. Dia memiliki kemampuan untuk membuatmu semakin bingung dan tidak menentu. Padahal kamu sendiri sudah membuat rencana masa depan. Tetapi, ia bisa goyah dan kamu tidak memiliki tujuan yang jelas"
"Sebegitu sulitkah kita dapat mengalahkan Jenius Jahat itu?"
"Itu semua tergantung dirimu sendiri, Radit. Jikalau pikirkanmu dapat kamu kendalikan maka kamu bisa mengalahkannya. Tapi, kalau tidak ia akan menguasaimu tanpa sadar"
"Apa kunci untuk mengalahkan Jenius Jahat itu Pak?"
"Cogito Ergo Sum"
"Artinya?"
"Aku berpikir, maka itu aku ada"
"Aku berpikir, maka itu ada, apa yang dimaksudkan oleh Rene?"
"Kamu mesti membersihkan pikiranmu dari segala macam pikiran yang mengganggu. Kemudian, kamu dapat berpikir lebih jernih tentang kebenaran yang kamu lihat, Radit"
"Terus? Bagaimana cara membersihkan pikiran itu Pak?"
"Paling tidak biarkan otakmu berpikir terlebih dahulu kemudian meragukan hal-hal yang ada di sekitarmu. Setelah itu, kamu mesti mengkonfirmasi hal yang disekitar. Misal, kamu melihat sosok dirimu yang lain, dan semestinya kamu meragukan keberadaan itu terlebih dahulu dengan cara berpikir lebih jernih"
"Apakah ini lebih mirip dengan membersihkan pikiran dengan Meditasi?"
"Bisa dikatakan demikian" ucap Pak Amar sambil mengajak Radit untuk berjalan.
Pak Amar dan Radit untuk ke lapangan belakang sekolah dan sambil membicarakan mengenai Rene Descartes mengenai Cogito Ergo Sum. Tiba-tiba mereka melihat seseorang yang melakukan Meditasi di kelas.
"Coba kamu perhatikan, apa yang kamu lihat?" tanya Pak Amar
"Seseorang melakukan meditasi?" jawab Radit
"Terus?"
"Maksudnya Pak?"
"Apakah hanya sekadar itu saja?"
"Iya Pak..."
"Artinya kamu belum menguasai betul atas pikiranmu. Coba perhatikan, siapa yang melakukan meditasi tersebut?"
"Seorang perempuan..."
"Siapa namanya?"
"Lia..."
"Kamu yakin?"
"Tentu saja..."
"Ragukan kembali pikiranmu dan beranikan untuk mencari tahu"
Tak lama berselang Radit mencoba untuk mempraktekkan apa yang diungkapkan oleh Pak Amar mengenai Berpikir dan Si Jenius Jahat. Kemudian Radit melihat seseorang yang ia lihat adalah Lia.
"Lia.."
"Ha? Lia? bukan, Radit.." ucap perempuan yang lagi meditasi
"Oh, bukan ya. Maaf sudah salah memanggil.."
"Mengganggu waktu meditasi saja"
Ternyata yang Radit tersebut bukanlah Lia, melainkan seseorang perempuan yang agak mirip dengannya. Pak Amar pun sedikit tersenyum dengan kesalahpahaman dari Radit yang mengira bahwa perempuan tersebut adalah Lia.
"Radit, artinya Si Jenius Jahat masih mengendalikan pikiranmu. Kamu mesti bisa berpikir lebih jernih dan tanpa ragu untuk melihat realitas sekitar dengan keraguan, dan dari keraguan tersebut akan terlahir kepercayaan"
"Sepertinya ia masih menguasai"
"Di dalam tubuh manusia terdapat Energi Positif dan Energi Negatif atau kamu pernah dengar istilah Yin dan Yang?"
"Pernah Pak..."
"Exactly, tidak mungkin di dalam tubuh manusia selalu mengandung Energi Positif, karena untuk keseimbangan tubuh ia juga memerlukan Energi Negatif sebagai penyeimbang. Sama seperti Cogito Ergo Sum, kamu perlu menyeimbangkan antara Keraguan dan Kepastian. Namun sebelumnya, kamu mesti meragukan terlebih dahulu kemudian bisa mendapatkan secercah kepastian"
Akhirnya Radit secara tidak langsung mempelajari Dunia Filsafat yaitu Rene Descartes dan Yin dan Yang. Akhirnya Radit sudah lebih banyak mengetahui konsepnya, hanya saja ia masih perlu mempraktekkan di dalam kehidupannya.[]
KAMU SEDANG MEMBACA
The Little Philosopher
RandomTerkadang pengetahuan anak SD hanya terbatas untuk mencari teman, makan-minum dan hiburan bersama dengan teman-temannya. Tetapi berbeda dengan Deswita yang memiliki cara pandang sendiri yang tidak biasa dengan anak SD lainnya. Petualangan pemikirann...