Setelah Pak Amar memberikan pengajarannya di kelas Pak Rasyid, kebetulan Deswita dan Lia diminta oleh Pak Amar untuk bertemu di ruangan bawah tanah tersebut. Tak lama kemudian, Pak Amar dipanggil oleh Ibu Kepala Sekolah dan Pak Amar pun tidak bisa menghindari panggilan dari atasan.
"Selamat Siang, Pak Amar. Eh, kenapa belum pulang?" ucap Ibu Kepala Sekolah sambil melihat Deswita dan Lia,
"Selamat Siang, Ibu." ucap Pak Amar,
"Terlebih dahulu, ada yang ingin saya sampaikan kepada Pak Amar dan ini bisa dibilang urgen"
"Perihal apa itu Ibu?" tanya Pak Amar,
"Perihal tentang melibatkan anak-anak kelas 6 untuk mengikuti lomba, apakah Pak Amar sungguh-sungguh?" tanya Ibu Kepala Sekolah,
"Kelas 6 itu adalah puncak dari Sesuatu yang Mendasar, pasti mereka bisa mengikuti lomba tersebut. Apalagi yang diajarkan oleh guru-guru mereka haruslah diimplementasikan. Adapun bentuk implementasi itu adalah mengikutsertakan mereka dalam lomba" ucap Pak Amar sambil memberikan penguatan kepada Ibu Kepala Sekolah,
"Tapi ini berkaitan dengan Ujian Sekolah, apakah itu tidak membuat mereka tertekan?" tanya Ibu Kepala Sekolah,
"Mereka itu justru lebih enjoy jika mereka mengikuti lomba yang mereka sukai" ucap Pak Amar yang membuat Deswita dan Lia ingin membujuk Ibu Kepala Sekolah untuk membiarkan mereka untuk mengikuti lomba,
"Ayolah Bu, izinkan kami untuk mengikuti lomba, karena kami ingin memberikan yang terbaik untuk akhir-akhir sekolah kami." ucap Lia yang membujuk Ibu Kepala Sekolah,
"Baiklah, kalau begitu..." ucap Ibu Kepala sambil menghela nafas
"Ibu lihat sendiri kan?"
"Baiklah, saya ingin ini menjadi tanggung jawab Pak Amar"
"Baiklah" ucap Pak Amar
Pak Amar pun agak sedikit lega dengan keputusan Ibu Kepala Sekolah yang membolehkan mereka untuk mengikuti Lomba. Adapun Pak Amar, Deswita dan Lia langsung memasuki ruangan bawah tanah. Sesampai di ruangan, Pak Amar langsung menunjukkan ruangan rahasia yang belum pernah mereka masuki sebelumnya.
"Belum pernah bapak menunjukkan ruangan ini..." ucap Deswita,
"Iya, ini adalah ruangan yang khusus yang biasanya saya gunakan untuk pertemuan dengan orang-orang yang ingin bertemu dengan saya. Tapi kali ini, ini agak berbeda"
"Hebat, ruangan bawah tanah rasa Bintang Lima"
"Hahaha, kebetulan ruangan Bapak yang ada di ruang guru tidak mungkin menampung semuanya. Jadinya, saya membuat ruangan ini" ucap Pak Amar,
"Itu gambar apa Pak?" tanya Lia,
"Ini adalah Black Hole yang sebelumnya pernah kita lihat di film Interstellar"
"Oh iya ya"
"Deswita, Lia ada yang ingin saya berikan kepada kalian"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Little Philosopher
De TodoTerkadang pengetahuan anak SD hanya terbatas untuk mencari teman, makan-minum dan hiburan bersama dengan teman-temannya. Tetapi berbeda dengan Deswita yang memiliki cara pandang sendiri yang tidak biasa dengan anak SD lainnya. Petualangan pemikirann...