Amsterdam, 11 Januari 2020
Pukul 00.00
Kali ini Pak Amar sudah mendarat di Bandara Internasional Schiphol Amsterdam, Belanda. Dia pun baru pertama kalinya ia berangkat ke Belanda dan merasakan atmosfer Negara Kincir Angin tersebut, sudah lama ia ingin pergi ke Belanda untuk melanjutkan studinya. Sesampainya di sana ia pun ditelpon oleh temannya Pak Amar.
"Halo Amar, kamu di mana?" tanya teman Pak Amar,
"Aku lagi di Bandara. Memangnya kamu lagi di mana?" tanya balik Pak Amar
"Aku lagi di depan, nanti kamu kabari ya"
"Okee"
Pak Amar langsung masuk ke Bandara setelah ia berada di dalam pesawat untuk mengambil bagasi. Tak lama kemudian, ia mendapat telpon dari Deswita.
"Halo Pak..."
"Oh, Deswita, kenapa? Ngomong-ngomong di sana jam berapa?" tanya Pak Amar,
"Di sini baru jam 7 malam, Pak. Apakah bapak sudah di Belanda?" tanya balik Deswita,
"Iya, bapak sudah sampai" ucap Pak Amar, yang sekaligus membuka Video Call,
"Waahh, keren sekali Pak." ucap Lia yang ada di sebelah Deswita,
"Oh, Lia ternyata dengan Deswita. Ngomong-ngomong, ada apa malam-malam di markas?"
"Kebetulan kami ada kegiatan Pramuka di sekolah, dan hari ini adalah kegiatan menginap"
"Menarik, apakah kalian menjadi Kakak Pembina bagi mereka?"
"Benar Pak. Aku, Siti, Lia, Radit yang menjadi Kakak Pembina, dan rata-rata dari Pojok Berpikir"
"Kalian hebat sekali"
"Kabar baiknya lagi anggota kita sudah lebih dari dua puluhan"
"Wah! Bagaimana ceritanya?"
"Itu semuanya karena Radit"
"Apakah dia mengajak teman-temannya dengan cara yang aneh?"
"Aku juga tidak tahu Pak, tapi kami di sini bersuka cita menyambutnya"
"Baiklah kalau begitu. Deswita, bapak ada sedikit pesan kepadamu"
"Apa itu Pak?"
"Meskipun kamu adalah seorang perempuan, memimpinlah dengan rasional. Banyak di dunia ini yang memimpin hal sederhana dengan penuh kesepelean. Tapi, kamu mesti memperhatikan bawahanmu agar kamu mendapat simpati dari mereka"
"Baik Pak"
"Mungkin bapak akan sampaikan juga untuk Lia. Meskipun kamu memiliki jabatan yang sangat strategis. Tapi terkadang, semuanya tidak bisa jika Sekretaris itu tiada. Maka dari itu, kamu adalah ruh dari Pojok Berpikir. Berjuanglah, walaupun hanya tersisa beberapa bulan lagi"
"Baik Pak, akan saya laksanakan"
"Baiklah, bapak tutup telpon terlebih dahulu, di karenakan bapak mau mengambil barang di Bagasi bandara"
"Baik, Pak."
"Selamat bersenang-senang"
Pak Amar kemudian, menutup telponnya dan bergegas untuk mengambil barang-barangnya yang ada di tempat pengeluaran bagasi pesawat. Setelah ia mengambil bagasi di pesawat, Pak Amar pun bertemu dengan temannya, dan ia sudah menunggu kedatangan Amar.
"Amar!"
"Fahri!"
Mereka pun akhirnya bertemu dan langsung saling berpelukan. Pada akhirnya mereka pun bertemu untuk yang pertama kalinya di Belanda. Semenjak mereka terpisah di Indonesia.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Little Philosopher
RandomTerkadang pengetahuan anak SD hanya terbatas untuk mencari teman, makan-minum dan hiburan bersama dengan teman-temannya. Tetapi berbeda dengan Deswita yang memiliki cara pandang sendiri yang tidak biasa dengan anak SD lainnya. Petualangan pemikirann...