Pontianak, 13 Januari 2020
Di Sekolah
Tak lama setelah acara Pramuka yang dilaksanakan pada dua hari yang lalu, kemudian sekolah pun berjalan seperti biasanya. Adapun pemandangan yang tak biasa di salah satu kelas dan kebetulan merupakan kelas dari Monica. Suasana mencekam karena Monica memarahi Agil yang tidak ingin piket di kelas, bahkan Nafeeza sekalipun tidak bisa mengatasi hal tersebut.
"Hei Agil!, Elu kalau piket mestinya piket bukan bermain!" ucap Monica yang tampak kesal,
"Apaan sih? Gua pasti piket bah, meskipun pada saat balik!" ucap Agil yang agak kesal dengan Monica,
"Teman-teman lain masih belum ada yang datang, Mestinya elu piket duluan!"
"Urusan mereka lah, dan siapa suruh datang nggak awal!"
"Udah Monik, gak akan selesai-selesai kalau kita memarahi Agil" ucap Nafeeza,
"Gak bisa begitulah, karena dia piket kan, dia mesti tahu kewajibannya!" ucap Monik yang masih saja marah-marah kepada Agil.
Uniknya, Agil tidak mau menghiraukan Monica, yang membuat kesal sekaligus marah besar baginya. Tanpa berlama-lama, Monica pun mengeluarkan tendangan nuklirnya. Tapi ia harus kecewa, bahwa tendangannya mudah untuk ditangkis oleh Agil dan membuat Agil mengepalkan tinjunya dan langsung meninju muka Monica. Hal itu sontak membuat Nafeeza juga ikutan ingin menghajar Agil.
"Heh Nafeeza, jangan paksakan dirimu untuk bertarung kepadaku. Apa kau mau berakhir seperti Radit?" tanya Agil yang justru membuat Nafeeza semakin memuncak emosinya dan menendang Agil,
"Jangan kau sebut lagi nama itu" ucap Nafeeza yang sudah kelewatan,
"Huh... ternyata segitu doang. Ini belum apa-apa" ucap Agil yang tiba-tiba sudah berada di depan Nafeeza dan ia langsung melancarkan serangan tak terduga.
Akhirnya, Nafeeza pun menjadi tidak berada di hadapan Agil yang sedikit lagi membuatnya terkena pukulan darinya. Monica yang melihatnya pun langsung melancarkan serangannya, dan membuat Agil bisa menangkis tendangan Monica dan membuat serangan balik yang saat itu Monica tidak siap dengan gerakan Agil, yang membuatnya langsung terkena pukulan darinya.
"Tch! meskipun ia adalah anak yang malas. Tapi tinjuan tangannya lumayan juga" ujar Monica sambil mengusap pipinya.
Mereka yang ada di kelas pun seketika panik melihat Nafeeza, Monica dan Agil bertarung, bahkan guru-guru masih belum datang. Mereka pun langsung berkelahi meskipun yang dihadapi oleh Agil adalah dua perempuan. Namun, tak lama kemudian ada seorang guru yang kebetulan datang dan melihat perkelahian mereka. Alhasil, guru tersebut memanggil mereka dan langsung menjewer telinga mereka.
"Kalian lagi, nggak kapok-kapok berkelahi terus kalian ini ya!" ucap Ibu Guru
"Aduuh...!" ucap mereka Agil dan Monica yang kesakitan akibat kupingnya dijewer,
"Kalian hari ini berjemur sampai dua jam!" Ibu Guru memberikan instruksi kepada mereka untuk berjemur di dekat tiang bendera.
Tak lama kemudian, mereka pun mulai dilihat dari Adik Kelas sampai teman-teman sekelas, yang seketika langsung mereka menertawakan Agil dan Monica karena dijemur oleh Ibu Guru. Namun, hal ini tidak bagi Deswita dan Lia yang kebetulan mereka berangkat bareng.
"Lia, lihat deh. Itukan Monica ya?" tanya Deswita,
"Iya Des, ada apa ya?" ucap Lia yang bingung dengan keadaan Monica yang berdiri di depan tiang bendera
"Apa mungkin ia dihukum oleh guru ya" ucap Deswita yang mencoba untuk menebak.
Namun Ibu Kepala Sekolah langsung membubarkan mereka terlebih dahulu, hari ini ada Upacara Bendera. Agil dan Monica pun berada di barisan kelasnya masing-masing. Deswita dan Lia pun juga bergegas untuk menaruh tas mereka.
![](https://img.wattpad.com/cover/320319236-288-k417978.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Little Philosopher
RandomTerkadang pengetahuan anak SD hanya terbatas untuk mencari teman, makan-minum dan hiburan bersama dengan teman-temannya. Tetapi berbeda dengan Deswita yang memiliki cara pandang sendiri yang tidak biasa dengan anak SD lainnya. Petualangan pemikirann...