***
"Ta, kamu tau gosip terbaru?"
Tata mengangkat mata dari sajian di depannya. "Gosip apa? Aku kayaknya ketinggalan banyak," ia tanggapi disertai ringisan pelan. Hal ini membuat Yessi dan Peoni berdecak.
"Kamu sibuk banget akhir-akhir ini. Banyak proyek, sih, ya."
"Yah ... begitu lah." Tata menyuap supnya.
"Gosip kalau Pak Jagad mau resign," kata Yessi dengan nada sedih. "Aku beneran, lho, kehilangan."
Tata terdiam.
"Kamu yakin enggak tau hal ini, Ta?" tanya Yessi agak mendesak.
Yang ditanya bingung harus merespon bagaimana. Kabar itu tersebar cepat sekali. Gosip di lingkungan perkantoran memang sama berbahayanya dengan komplek perumahan. Dipicu sedikit, bisa meledakkan satu wilayah.
"Enggak mungkin Tata enggak tau, Yes," timpal Peoni.
"Iya, sih." Bahu Yessy terkulai lemah. "Yah ... enggak ada objek cuci mata lagi dong."
Tata tersenyum saja. Kembali menikmati santapan makan siangnya kali ini. Sesekali kalau ia tak terlalu dijepit banyak laporan progress untuk klien, ia memilih makan di luar ruangannya. Sekalian menghirup udara luar yang sedikit bisa membuatnya rileks. Seperti siang ini; makan siang bersama Yessy dan Peoni.
"Kerja di mana Pak Bos nantinya, Ta?" tanya Peoni lebih lanjut. Di sampingnya, Yessy tampak terpukul dengan gosip yang akhirnya terkonfirmasi kebenarannya itu.
"Aku, sih, enggak tau di perusahaan apa. Bapak enggak bilang."
Peoni mengangguk paham. "Aku yakin kalau sekelas Pak Jagad pastinya dapat penawaran yang lebih dari sekarang. Aku dengar juga, ditawari naik gaji pun Pak Jagad menolak. Maunya resign. Jadi apa dong? Pasti tawaran di sana jauh lebih tinggi, kan?"
Asumsi Peoni masuk akal tapi Tata tak terlalu memusingkannya. Yang ia tekankan justru penolakan Jagad mengenai kenaikan gaji. Artinya ... sang bos memang ingin pergi dari ShopaShop, kan?
"Pengin susul Pak Jagad kerja di mana," keluh Yessy. "Jadi enggak nafsu makan."
Peoni tergelak. "Astaga, Yes. Kamu benar-benar suka sama Pak Jagad."
Yessy nyengir mendadak. "Enggak, kok. Cuma kagum aja sama tampangnya yang ganteng. Itu saja."
"Kirain." Peoni tertawa. "Ingat, lho, Pak Jagad itu duda anak satu. Kamu sanggup dengan keadaannya seperti itu kalau perasaan kamu beneran."
Makin lebar lah cengiran Yessy. "Oni enggak bisa diajak bercanda. Aku hanya sebatas itu aja, kok, sama Pak Jagad."
"Ehm ... bicara tentang duda, apa memang benar Pak Jagad duda?"
Pertanyaan Tata barusan segera saja mendapatkan tatapan heran baik dari Yessy juga Peoni. "Kenapa tanya ke kita? Enggak tanya langsung ke Pak Jagad, Ta?"
"Iya, ih," tukas Yessy. "Tanya aja langsung kalau enggak percaya. Kamu, kan, wakilnya. Berapa lama kerja sama beliau, Ta? Masa enggak tau sedikit tentang kehidupan pribadinya?"
Tata meringis jadinya. "Untuk urusan seperti itu aku merasa enggak sopan bertanya, Yess."
"Setau aku, sih, Bapak memang duda. Aku pernah curi lihat data pribadinya di admin HRD. Sebelumnya menikah dengan siapa, ya," Yessy mencoba mengingat mengenai hal ini. Lalu ia menjentikkan jemarinya disertai senyum lebar. "Rahayu Anggraeni atau Rahayu Dwiariani gitu, lah. Tapi enggak lama mereka bercerai. Posisinya juga Pak Jagad sudah bekerja di sini. Awalnya enggak banyak yang tau tapi ada satu kejadian yang cukup heboh, ya, Ni," jeda Yessy.
KAMU SEDANG MEMBACA
JAGAD UNTUK SEMESTA
Romance[Repost] . Blurb : Sulit akur dengan mertua, berdebat terus dengan ipar satu-satunya, diperparah pria berlabel suaminya itu ... ibarat kepala dilepas ujung kaki digelayuti, membuat Semesta terus menerus memupuk sabar. Sampai cintanya yang tulus diha...