Bagian 23

322 45 6
                                    

Jisoo dengan telaten mengobati Wonwoo, dia meringis saat mendapati wajah kekasihnya yang lebam dan sedikit berdarah

"bagaiamana bisa Jeonghan melakukan ini" akhirnya air mata Jisoo tumpah

Wonwoo langsung menghapus air mata Jisoo, menarik gadis itu dalam dekapannya sembari terus menggumamkan kata maaf, dia menyadarinya, waninya sangat baik, wanitanya yang ia jaga selama ini malah menangis karnanya, ia kecewa pada dirinya sendiri

"sayang maaf, maafkan aku, maafkan aku" Wonwoo terus saja berkata maaf

"hey hey mengapa kau minta maaf, sayang sudah berhenti minta maaf, kau tidak bersalah" Jisoo mengurai pelukan mereka, menenangkan kekasihnya yang terus minta maaf dan menciumi tangannya

"lihat saja setelah ini aku buat Jeonghan tidak bisa berjalan, berani sekali memukul kekasih tampanku ini" gerutu Jisoo

Wonwoo tertawa mendengar gerutuan kekasihnya

"aigoo. mengapa kekasihku sangat menggemaskan seperti ini" kekeh Wonwoo sambil mencubit gemas pipi Jisoo, membuat Jisoo tersenyum

"kau sudah lebih baik?" Jisoo bertanya, sedikit menyindir Wonwoo

Wonwoo malu, ia menunduk, Jisoo mengangkat wajah tampan kekasihnya, memberikan ciuman sekilas dibibir Wonwoo yang sedikit berdarah diujungnya

Wonwoo tersenyum dan membalas ciuman Jisoo, hanya sekilas, mereka perlu bicara

"kenapa sayang? ada yang mengganggu pikiranmu?" tanya Jisoo dengan tangan yang mengelus pipi Wonwoo

Wonwoo hanya diam memandang kekasih cantiknya itu, dia sungguh menyesal tadi, harusnya dia sampaikan fikiran tidak berdasarnya itu, seharusnya dia tidak seperti tadi

"berbagilah denganku, apapun itu aku lebih suka ketika kau memberitahuku sayang, jika diam aku bingung harus melakukan apa" tutur Jisoo yang terus memberikan ketenangan pada hati Wonwoo

Wonwoo mengambil tangan Jisoo dari pipinya untuk ia genggam, erat sekali, Jisoo rindu genggaman hangat Wonwoo

"Sooya kau tau, aku sedari kemarin berfikir apakah aku pantas untukmu, apakah aku layak jika di sandingkan denganmu, jujur aku merasa kita terlalu jauh berbeda Sooya, kau terlalu tinggi untuk aku gapai, kau terlalu berharga untuk aku genggam" Wonwoo kembali diam, menundukkan kepala dalam, Jisoo mengeratkan genggamannya

"sayang lihat aku" ucap Jisoo, Wonwoo mendongak melihat mata cantik gadisnya

"dengarkan aku, kau sudah cukup sempurna untukku, aku tidak butuh untuk kau gapai karna aku sudah menyerahkan diri padamu, kau tidak perlu menggenggamku karna aku sudah memberikan pelukanku, berhenti merendahkan dirimu, kau jauh lebih dari apa yang aku semogakan pada Tuhan, kau lebih dari cukup untuk membuat hidupku sempurna" tutur Jisoo

"Sooya kau tau, aku merasa tidak berguna saat orang lain merendahkan mu, saat orang lain mencoba menghancurkan mentalmu"

"nyatanya pelukanmu telah mampu memusnahkan semua itu sayang, kau lebih dari itu untuk menjagaku" jawab Jisoo

meraka saling memandang, menyelam kedalam mata kekasihnya, sungguh hanya dengan memandang mereka dapat merasakan sebuah ketenangan

"can i?" tanya Wonwoo, Jisoo mengangguk dengan senyum cantiknya

Wonwoo mendekat, menempelkan labium love milik Jisoo, menyesap rasa strawberry yang selalu kekasihnya pakai, bibir itu sudah menjadi candu untuk Wonwoo

Jisoo memejamkan mata begitupun dengan Wonwoo, ciuman penuh cinta, ciuman yang dalam dan memabukkan untuk mereka, tidak ada nafsu disana, mereka ingin menyalurkan cinta satu sama lain, rasa sayang mereka terasa dalam ciuman ini

Jisoo mulai mengalungkan tangannya ke leher Wonwoo, tidak ingin melepas pagutan mereka, bahkan saat ini Jisoo sudah berada dibawah tubuh Wonwoo

semakin dalam, ciuman itu berubah menjadi sedikit agresif, tangan Wonwoo hendak masuk kedalam baju Jisoo

TOKTOKTOK

Wonwoo dan Jisoo menghentikan kegiatan mereka, ketukan pintu semakin kencang

"astaga siapa sih selalu saja mengganggu" gerutu Wonwoo sambil berjalan kearah pintu

"APA LAGI KALI INI" Wonwoo tidak sadar telah meninggikan suaranya, membuat Jisoo yang masih duduk di ranjang tertawa

astaga kekasihnya benar-benar seperti bocah yang kurang jajan

Jisoo berjalan mendekati Wonwoo, memeluknya dari belakang, mengintip dari belakang tubuh Wonwoo yang dua kali lipat dari tubuhnya itu

"ada apa Gyu?" Jisoo bertanya, karna Mingyu dari tadi diam saja

"noona" suara rengekan Mingyu membuat Wonwoo ingin muntah

"hm?" Jisoo menaikkan satu alisnya

"aku ingin kue yang kau bawa dan makanan lainnya, bolehkan dimakan?" tanya Mingyu dengan sedikit beraegyo

Wonwoo yang melihatnya sudah tidak tahan, dia mendorong jidat Mingyu

"berhentilah bertingkah dan makan saja yang kau makan jangan mengganggu kami" peringat Wonwoo

"eitsss, manager noona sudah ada diruang tamu, noona harus segera pulang" ejek Mingyu, dan hendak menarik tangan Jisoo namun langsung ditepis Wonwoo

"jangan berani-berani menyentuh kekasihku atau ku patahkan tanganmu itu" peringat Wonwoo lagi

"berhenti berdebat, ayok kita keruang tamu untuk meniup lilin dan makan kue, aku tadi juga membeli pizza" lerai Jisoo, mengajak keduanya keruang tamu namun tangannya sudah ditarik Wonwoo tidak akan dibiarkan gadisnya berdekatan dengan playboy itu

Mingyu bergidik, geli sekali dengan tingkah Wonwoo yang bucin maksimal itu

"TEMAN" HIDUPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang