sudah lima hari Wonwoo dirumah sakit, dia enggan meninggalkan brangkar yang diatasnya terdapat kekasinya yang tengah tertidur dengan sangat pulas, Wonwoo berkali-kali menghapus air mata yang tanpa permisi keluar begitu saja
dia tidak sendiri, orangtua Jisoo berada disana begitupun orangtua Wonwoo dan adiknya dan tidak pernah kemana-mana, kakak-kakak Jisoo dan juga memeber Blackpink pun disana, Wonwoo menyewa satu lantai untuk mereka
orang dari agensi pun setiap hari datang, memantau keadaan Jisoo, begitupu teman satu agensinya, member treasure yang sering datang, mereka benar-benar menganggap Jisoo seperti kakak mereka
sahabat Jisoo di 95l dan juga member redvelvet juga sering berkunjung selama lima hari ini
member Seventeen bergantian datang, tidak semuanya, karna mereka harus menyelesaikan projek lagu mereka
"kapan kau akan sadar sayang, dramamu akan tayang, ku mohon sadarlah, aku membutuhkan mu" ucap Wonwoo pasrah, dia benar-benar kehilangan semangatnya, dunianya sedang terlelap sekarang
ibu Wonwoo mendekat, mendekap kepala anaknya, menguatkan anak sulungnya yang terlihat putus asa, ibu Jisoo bergabung memeluk dua orang yang sangat tulus menyayangi anak bungsunya
"dia akan baik-baik saja nak, anak eomma sangat kuat, dia akan segera sadar" tepat setelah mengatakan itu ada pergerakan di genggaman Wonwoo yang membuat dirinya kaget, melepaskan diri begitu saja dari dua orang yang tengah memeluknya
"eomma Jisoo sadar eomma, sayang lihat aku sayang bangun" Wonwoo berbicara tidak sabaran, semua orang mendekat, Dino berlari keluar dan memanggil dokter, kebetulan hari ini ia dan Jeonghan yang menjaga dirumah sakit
dokter datang dengan terburu-buru, memeriksa keadaan Jisoo
"Nona Kim buka mata mu perlahan" ucap dokter, Jisoo mencoba membuka matanya secara perlahan, mengerjap sebentar untuk menetralkan cahaya yang masuk ke matanya
dokter mulai memeriksa Jisoo, dan mencoba berkomunikasih lewat gerakan tangan dengan Jisoo
dokter membalikkan tubuhnya, menghadap orang-orang yang berharap cemas menunggu kesadaran Jisoo
"syukurlah masa komanya suday terlewati, Nona Kim sudah baik-baik saja, tapi tetap harus diawasi jangan banyak bicara dan bergerak dulu, silahkan, saya permisi dulu" ucap dokter Son, tanpa di duga Wonwoo memeluk dokter tersebut dan mengucapkan terimakasih terus menerus
"sama-sama Tuan Jeon, jaga nona Kim baik-baik" ucap dokter Son sebelum meninggalkan ruangan Jisoo
"eomma appa" lirih Jisoo memanggil kedua orangtuanya, ibu Jisoo langsung memeluk anak bungsunya itu, begitupun ayah Jisoo, lelaki yang tidak pernah menangis di depan keluarganya seakan runtuh, ia menjatuhkan diri dalam dekapan anak dan istrinya
"kau baik-baik saja Sooya, kau akan baik-baik saja" ucap ayah Kim
"maafkan Jisoo appa" masih dengan nada yang lemah Jisoo meminta maaf kepada ayahnya, ayah Kim menggeleng kuat, anaknya tidak bersalah apapun
"berhenti sayang, kau harus istirahat sekarang" ayah Kim menghapus jejak air mata di pipi Jisoo, mengecup kening Jisoo cukup lama, air matanya menetes membasahi wajah Jisoo
"eonni" panggil Lisa lirih, Jisoo mengalihkan pandangannya pada adik bungsunya di grup, mengisyaratkan agar dia mendekat, Lisa berlari dan menangis kencang dipelukan Jisoo, dia takut sangar takut, member yang lain bergabung dan tak kalah kencang menangis dengan Lisa, mereka benar-benar sangat ketakutan akan kemungkinan gila yang akan terjadi nanti
"jangan buat aku takut eonni, aku tidak bisa tanpa eonni" ucap jennie
"eonni kau memiliki kami, jabgan seperti ini lagi eonni" sahut Rose
"sttt, eonni baik-baik saja, berhenti menangis" Jisoo menenangkan adik-adiknya, beberapa menit akhirnya mereka mengurai pelukan
kedua kakak Jisoo mendekat, memeluk adik bungsu mereka dan kembali ada tangisan disana, Jisoo tidak pernah melihat kedua kakaknya menangis sampai begini, dia merasa bersalah
"eomma appa bohyuk-aa" panggil Jisoo, ketiganya mendekat dan mendekap erat tubuh Jisoo yang masih berbaring di ranjang
"eonni jangan seperti lagi, Bohyuk takut eonni" tangis Bohyuk pecah dalam dekapan Jisoo
"maafkan eonni sayang" Jisoo mencoba menenangkan Bohyuk
"jangan buat eomma takut Jisooyaa" sahut ibu Wonwoo
"maafkan Jisoo eomma" Jisoo bergetar menahan tangis
"jangan ulangi ini nak, ini pertama dan terakhir" ucap ayah Wonwoo, memberikan kecupan ringan di dahi Jisoo
"baik appa" balas Jisoo dengan senyuman dibibir pucatnya
"apa kami boleh memelukmu?" tanya Jeonghan tiba-tiba, "tentu saja" jawab Jisoo, Dino dan Jeonghan langsung memeluk Jisoo erat, mereka lega, Jisoo mereka sudah kembali
"tunggu, dimana kekasihku?" tanya Jisoo bingung, semua orang disini tapi kekasihnya tidak terlihat, semua orang mengalihkan pandangan ke dekat jendela, disana Wonwoo berdiri dengan tubuh bergetar
"sayang" panggil Jisoo, Wonwoo masih belum bergeming, semua orang mengerti dan keluar satu per satu meninggalkan mereka berdua
"Wonuyaa" sekali lagi Jisoo memanggil kekasihnya tapi belum ada pergerakan
mendengar bunyi ranjang Wonwoo langsung berbalik, dan menerjang tubuh Jisoo menahan agar kekasihnya tidak bergerak lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
"TEMAN" HIDUP
FanfictionWonwoo : Aku tau, seharusnya dari awal yang pertama aku lakukan adalah mengatakan "aku mencintaimu" bukan "maukah kau menjadi temanku" Jisoo : tolong tetap disisiku selamanya