Bagian 38

335 36 0
                                    

"jangan lagi, jangan lagi seperti ini sayang, jangan lakukan hal seperti ini lagi, aku takut, aku benar-benar ketakutan, tolong jangan sakiti dirimu lagi" Wonwoo terus bergumam meminta agar Jisoo tidak menyakiti diri sendiri, Wonwoo tidak sanggup

"maafkan aku, maaf" lirih Jisoo, betah dalam pelukan Wonwoo

cukup lama mereka saling memeluk, Jisoo tersadar bahwa posisi Wonwoo setengah berdiri, kekasihnya pasti lelah, Jisoo mencoba melepaskan pelukan mereka namun ditahan oleh Wonwoo

"sayang bangun sebentar, aku sesaf nafas" ucap Jisoo, Wonwoo langsung melepaskan pelukan mereka

"maaf sayang maaf, mana yang sakit?" tanya Wonwoo khawatir

Jisoo hanya tersenyum, mencubit gemas hidung bangir Wonwoo

"tidak ada, aku baik-baik saja, sini berbaring disampingku, aku masih merindukanmu" pinta Jisoo, Wonwoo sedikit menimang, namun Jisoo lebih dulu menarik lengan lelaki itu yang membuat Wonwoo membaringkan dirinya diranjang Jisoo, membawa Jisoo kembali masuk kedalam pelukannya menjadikan tangannya sebagai bantal Jisoo

"kau tau, aku sangat ketakutan, bahkan aku tidak bisa makan ataupun bekerja dengan benar, untung Woozi berbaik hati membiarkan aku menyelesaikan part lagu terakhir dirumah sakit sayang, aku tidak bisa beranjak dari sisi mu" curhat Wonwoo, Jisoo semakin mengeratkan pelulan mereka

"aku sangat takut sayang, aku menyalahkan diriku karna terlalu sibuk, karna tidak memperhatikanmu, aku menyesal, tolong maafkan aku tapi jangan menghukumku dengan kondisimu yang seperti ini lagi" ucapan Wonwoo sedikit bergetar, Jisoo mendongakkan wajahnya, menghapus air mata yang turun dipipi kekasihnya

"maafkan aku sayang, aku benar-benar kalut saat itu" ucap Jisoo lembut

"aku benar-benar tidak kuat, Wonuyaa apa aku seburuk itu, dramaku yang akan tayang mengalami masalah, terus menerus di undur, aku kasihan pada pemain yang lain , gara-gara aku karir mereka terhambat. bahkan debut solo ku kembali di undur, harusnya aku bisa merilis lagu solo pada awal tahun depan, tapi agensi kembali membatalkannya, apakah aku seburuk itu dalam bernyanyi, apa memang benar aku hanya mengandalkan visualku saja? Wonuyaa itu tidak benarkan? aku punya bakatkan sayang? iyakan?" Jisoo mengeluarkan segala bebannya di dada Wonwoo, Wonwoo tercekat, dia tidak berkata-kata, dirinya jauh lebih tersiksa melihat Jisoonya serapuh ini

pelukan itu semakin erat, dengan tangis Jisoo yang tidak kunjung reda, Wonwoo terus mengusap lembut punggung Jisoo, hatinya menjerit membayangkan bagaimana kekasihnya menghadapi semua itu sendiri, tidak lagi, dia tidak akan membiarkan kekasihnya sendirian lagi

"sayang dengarkan aku, kau sangat berbakat, kecantikan dan bakatmu sangat seimbang sayang, mereka hanya menutup mata akan semua itu, kau tau bahkan Woozi mengatakan jika nanti kau sudah tidak di Blackpink, dia ingin membawa mu ke agensi kami dan ingin membuatmu menjadi penyanyi solo yang hebat, kau tau banyak idol pria yang memuja setiap penampilanmu tidak hanya visualmu tapi suaramu juga sayang, aku bahkan harus menahan diri setiap kali mereka memujimu diatas panggung" ujar Wonwoo, sungguh kekasihnya sangat berbakat dalam segala hal

"benarkah? apa aku seberbakat itu?" tanya Jisoo, Wonwoo mengangguk

"tentu saja, hanya orang yang membencimu yang mengatakan bahwa kau tidak ada apa-apanya, mereka tidak membuka mata seberapa besar impact Kim Jisoo disetiap acara yang ia hadiri, kekasihku yang terbaik" sambung Wonwoo

Jisoo sedikit salah tingkah, menenggelamkan wajahnya di dada bidang Wonwoo

"kau tau sayang, bahkan aku sempat berfikir apa aku pantas bersanding denganmu" keluh Wonwoo

Jisoo sontak saja langsung mencubit perut Wonwoo, dan duduk menghadap kekasihnya yang masih berbaring

"aww, sayang sakit" keluh Wonwoo

"ngelantur kalau ngomong, tidak ada yang lebih pantas bersama ku kecuali Jeon Wonwoo, hanya Jeon Wonwoo" ucap Jisoo

Wonwoo kembali menarik Jisoo dalam pelukannya, kekasihnya sudah kembali

"aku mengantuk, mari kita tidur" ucap Jisoo, Wonwoo hanya mengangguk dan memberikan kecupan lembut di dahi wanitanya

tidak berapa lama, mereka sudah masuk kedalam alam mimpi, melupakan orang-orang yang menunggu obrolan mereka diluar pintu kamar

"sudah tidak ada suara noona" ucap Bohyuk pada Lisa, iyah mereka sedang menguping sedari tadi

"kalian ini benar-benar, duduk lah kembali, atau lebih baik pulang saja istirahat" Jiyeon, kakak perempuan Jisoo yang sudah geregetan melihat tingkah dua orang itu

terdengar bunyi sepatu bersahutan, mereka mengalihkan atensi

"dimana noona  huh huh"

"tarik nafas dulu, minum ini" Jennie menyodorkan minum pada Hoshi yang masih terengah engah karna berlari, begitupun member yang lain

"TEMAN" HIDUPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang