Seseorang dengan tidak tau dirinya membuka pintu ruangan Jisoo, membuat yang lain hanya terdiam
"OH MY GOD!!" teriaknya, tanpa menutup pintu membuat semua orang ingin melihat apa yang terjadi
Wonwoo terbangun dari tidurnya, menatap tajam anak manusia yang kini tengah menutup mulutnya itu
"maafkan aku hyung" cengirnya
"Park Jihoo! kau selalu membuat masalah" omel Junkyu dari belakang
"aku fikir semua orang diluar memang sedang ingin saja, aku tidak tau kalau di dalam sedang, aduh mataku ternodai" gerutu Jihoon hendak berbalik namun telinganya sudah terlebih dahulu dijewer Wonwoo
"ternodai kenapa hm?" tanya Wonwoo, tidak mau melepas telinga Jihoon
"aish, hyung lepaskan telingaku, iya iya aku salah, jadi tolong lepaskan" pinta Jihoon
yang hanya tertawa melihat Jihoon yang diomeli Wonwoo, sedangkan Junkyu sudah tidak peduli, dia menghampiri Jisoo yang juga ikut tertawa
"noona lebih baik?" tanyanya saat berada di samping ranjang Jisoo
tangan Jisoo terulur mengelus pipi gembul milik Junkyu, "jangan menangis, noona baik-baik saja"
"aku sangat takut noona" kina Junkyu menggenggam tangan Jisoo dan menenggelamkan wajahnya di samping tubuh Jisoo
semua yang tadi tertawa kini berhenti karna mendengar isakan Junkyu, bahkan Jihoon langsung menghampirinya, selama ini dia tidak pernah melihat Junkyu menangis
Jihoon menepuk bahu Junkyu, disusul Wonwoo yang mengelus rambut Junkyu
"hey jagoan, noona mu sudah sehat, sudah berhenti menangis, kau tidak ingin memeluknya?" Wonwoo menenangkan
Junkyu mengangkat kepalanya, melihat kearah Wonwoo, "bolehkah hyung?" yang dijawab anggukan oleh Wonwoo, Junkyu langsung berdiri dan memeluk Jisoo
Jihoon menarik-narik baju Wonwoo, meminta izin, Wonwoo tidak peduli, Jihoon sudah memerah ingin menangis, Jisoo langsung menarik Jihoon untuk bergabung dalam pelulan mereka
setelah semuanya sudah memeluk Jisoo, kini mereka tengah duduk dibawah beralaskan karpet yang memang sudah ada disana sejak kemarin, para orang tua dan keluarga sudah pulang, mereka harus beristirahat, ini paksaan dari Wonwoo
"apakah yang lain tidak ikut?" tanya Jennie sembari memberikan buah-buahan untuk Jihoon dan Junkyu
"tidak noona, kami hanya perwakilan saja, karna yang lain sedang persiapan untuk comeback nanti" jawab Jihoon
"oh, kalian akan comeback?" tanya Seungkwan
"benar hyung, sekitar februari?" jawab Junkyu, bahu Junkyu dipukul Jihoon
"kenapa kau memberitahu mereka" gerutu Jihoon
"loh memangnya tidak boleh?" tanya Junkyu polos, Jihoon frustasi dan memilih pergi kesamping Jisoo, membuat yang lain tertawa
"hyun apa aku salah?" tanya Junkyu pada Jeonghan yang duduk tepat disampingnya, dia masih tidak mengerti
"jangan pedulikan Park Jihoon, dia memang suka marah-marah" usil Jeonghan
"wah daebak! hyung tau kebiasaannya" Junkyu bertepuk tangan
"diam kau bayi koala!" Jihoon menghampiri Junkyu, dan memulai perkelahian tidak jelas mereka
"apakah mereka selalu ribut seperti itu sayang?" tanya Wonwoo, Jisoo mengangguk
"Junkyu yang polos dan Jihoon yang tidak sabaran, mereka perpaduan yang pas bukan" Jisoo menerangkan, Wonwoo mengangguk setuju, Treasure selalu membuat heboh dimanapun
"eonni, kami harus kembali, agensi meminta keterangan" ucap Jennie setelah membaca pesan dari atasan mereka
"kembalilah, kalian juga perlu istirahat, Saerom oppa juga sepertinya masih di kantin rumah sakit, kalian langsung kesana dan minta ia untuk antarkan kalian" balas Jisoo
Lisa, Jennie, dan Rose menghampiri Jisoo, memeluk kakak mereka dengan erat, sebenarnya mereka tidak ingin meninggalkan rumah sakit, namun agensi meminta mereka segera kembali
"tenang saja noona noona disini ada Park Jihoon dan Kim Junkyu yang akan menjaga Jisoo noona" ucap Jihoon
"heh bocah, kau pikir disini tidak ada kamu juga" balas Dino
"orangtua dilarang bicara" sahut Jihoon membuat yang lain tertawa
Dini berdiri mengejar Jihoon yang sudah akan keluar ruangan, dia ingin melarikan diri dari Dino
"kalian hati-hati, terimakasih sudah menemani Jisoo" ucap Wonwoo memeluk ketiganya, mereka salah satu kekuatan Wonwoo begitupun Jisoo
"baiklah eonni, oppa kami pergi dulu" ucap Lisa
"eonni jangan lupa makan dan minum obatmu jangan sampai terlambat" peringat Rose
"iyah sayang, eonni akan makan dan minum tepat waktu, kalian hati-hati dijalan, dan terimakasih" Jisoo memberikan senyum indahnya
"senyum Jisoo noona masih saja indah" gumam Dk
"aku mendengarmu Lee Seokmin" tegur Wonwoo yang dibalas cengiran tidak bersalah dari Dk
❤️❤️
cerita ini akan panjang, pokoknya sampai aku beneran berenti nulis, bakal terus berjalan mungkin sampai tahun depan, cerita ini hayalan aku tentang kehidupan mereka, aku buat sesuai keadaan sekarang aja, terlepas dari siapapun kekasih mereka semua. semoga ga bosen, kalo bosen yah gapapa hehe ini cuma pengalihan aku biar ga inget masalah di real life😂 okey udah curhatnya semoga betah sama kehidupan Jisoo dan Wonwoo, intinya cerita ini gatau end nya kapan tapi aku bakal tetep nulis cerita baru (inshaa Allah) cast nya pengen beda tapi masih gatau, atau bikin one shoot aja? jadi bisa request pasangan Jisoo🤔
KAMU SEDANG MEMBACA
"TEMAN" HIDUP
FanfictionWonwoo : Aku tau, seharusnya dari awal yang pertama aku lakukan adalah mengatakan "aku mencintaimu" bukan "maukah kau menjadi temanku" Jisoo : tolong tetap disisiku selamanya