Bagian 29

346 40 2
                                    

Jisoo sudah selesai mempersiapkan bathtub, wewangian sudah ia siapkan dan dia pun sudah mengisi dua gelas wine

"sayang apa kau yakin? ini sudah malam kau perlu istirahat" tanya Wonwoo

"hey tak apa, aku sudah biasa berendam malam hari seperti ini" jawab Jisoo

"baiklah, mmm sayang apa kau akan menggunakan pakaian?" tanya Wonwoo ragu, Jisoo menoleh

"yang benar saja, aku sudah pakai bikini di balik bathrobe ku ini" tutur Jisoo, Wonwoo mengangguk ragu, semoga dia tahan

Jisoo menbuka bathrobe nya, menampilkan bikini Jisoo berwarana merah mencolok yang sangat kontras dengan kulis putihnya, Wonwoo menelan ludah kasar, dia sedang diuji sekarang

mereka masuk ke bathtub, airnya benar-benar hangat, Jisoo pandai meraciknya. mereka duduk berhadapan, Wonwoo tidak mau membuat Jisoo tidak nyaman berada di dekatnya, dia akan mengikuti apapun keinginan gadisnya

"sayang apa aku boleh bertanya?" ucap Wonwoo, Jisoo mengangguk

"eummm, sayang kenapa kau marah padaku kemarin?" tanya Wonwoo hati-hati

Jisoo menghela nafas sebentar, "sayang aku tidak suka kau direndahkan seperti itu, aku tidak peduli siapa dia dan sebesar apa dia seterkenal apa dia dan sekaya apa dia, aku benar-benar tidak peduli. jika dia sudah berani merendahka orang lain aku akan melawannya, tapi kau malah diam saja, aku bukan marah aku hanya merasa sakit melihatmu diperlakukan seperti itu, kau dan aku berhak atas hidup kita, tidak ada seorangpun yang bisa ikut campur akan hal itu" jelas Jisoo panjang lebar

Wonwoo tersenyum, dia mengangguk mengerti perasaan kekasihnya, dia menarik Jisoo dalam dekapannya, memangku gadisnya itu sembari sedikit memeluk perut Jisoo yang tidak terhalang kain

"sayang dengarkan aku baik-baik, aku diam bukan menerima direndahkan bukan, aku hanya malas berdebat karna itu bukan hal yang penting, dia memposisikan kamu sebagai barang rebutan, nyatanya tidak kau itu hanya milikku, Jeon Jisoo hanya milik Jeon Wonwoo tidak ada yang bisa mengambilmu dariku, dan lagi aku tau dia kalah telak soal memilikimu, jadi aku tidak peduli untuk hal lainnya" jelas Wonwoo

"tapi tetap saja kau harus melawan, aku sangat ingin memukul wajahnya itu" gerutu Jisoo, Wonwoo mencium bibir Jisoo yang mengerucut lucu

"aigoo kekasihku sedang kesal tapi mengapa sangat menggemaskan eoh" goda Wonwoo sembari terus mengecup bibir Jisoo berkali-kali

"ishhh, ayok kita bilas, aku sudah sangat kedinginan" ucap Jisoo yang diangguki oleh Wonwoo, mereka membilas diri masing-masing, kemudian berpakaian

Wonwoo menggunakan kaos putih dan celana pendek, sedangkan Jisoo menggunakan kaos kebesaran milik Wonwoo dan celana pendeknya sangat sexy pikir Wonwoo

"ingin tidur?" tanya Wonwoo, saat Jisoo telah bergabung diranjang

"aku tidak mengantuk" jawab Jisoo

"kemarilah" Wonwoo menarik Jisoo dalam pelukannya, tempat ternyaman untuknya

"kau baik-baik saja sayang?" tanya Wonwoo lembut

"eoh memangnya aku kenapa?" tanya Jisoo balik

"kau tidak perlu sembunyikan apapun, kau memang pandai berbohong di depan semua orang tapi tidak di depanku" tutur Wonwoo

Jisoo hanya diam, tiba-tiba air matanya turun, dia menangis, Wonwoo tau itu, dia membiarkan gadisnya menangis, dia hanya memberikan usapan lembut pada punggung gadisnya

"a-aku tidak tau harus bagaimana, aku tidak tau harus seperti apa, aku gak marah pada memberku, aku marah pada diriku sendiri, kenapa aku gabisa seperti mereka, banyak hal yang aku sendiri merasa jauh dari mereka, aku merasa bahwa di grup ini aku hanya sebagai pelengkap dalam grup, aku gaminta lebih, aku hanya minta hargai aku disana aku bagian dari mereka kan sayang?" Jisoo mendongak bertanya pada Wonwoo

Wonwoo mengangguk dan ikut mengais bersama Jisoo, semakin mengeratkan pelukannya, Wonwoo ingin menghancurkan gedung itu saat ini juga, gedung dimana gadisnya tidak dihargai, Jisoonya tidak pernah baik-baik saja, Jisoonya memendam segala sakit itu sendirian, Jisoonya tidak sekuat itu

"kemarin setelah perbincangan debut solo Rose, sekarang tengah pembahasan debut solo Lisa, akupun tak apa akan itu karna aky juga tengah sibuk syuting drama, tapi mengapa tidak ada yang membahas soal debut soloku, apakah aku tidak pantas untuk mempunyai laguku sendiri, kemarin saat dramaku akan mulai syuting produser menawarkan aku mengisi lagu tema tapi ditolak oleh agensi mereka bilang aku harus fokus pada grup saja, aku tidak tau kalau aku seburuk itu" nada Jisoo melemah diakhir, Wonwoo mengeratkan pelukannya, dia membiarkan gadisnya mengeluh dan menangis, gadisnya perlu untuk di dengarkan

"kau tau, bahkan saat drama saja banyak yang menawariku tapi ditolak agensi, aku tidak tau apa alasan mereka melakukan itu, bahkan Bvlgari sempat menawarkan aku untuk menjadi BA mereka tapi ditolak juga oleh agensi mereka menyarankan Lisa, aku pun tak apa karna dia pantas untuk itu, tapi setidaknya diskusikan dulu denganku, bahkan Lisa sendiri tidak tau kalau awalnya Bvlgari menginginkan aku" Jisoo ikut mengeratkan pelukannya

"Woo aku serendah itu dimata mereka, aku tidak punya bakat aku tidak punya apa-apa, pembenciku benar aku hanya mengandalkan kecantikanku hanya itu tidak ada yang lain, bahkan mereka bilang aku menjual diriku" Wonwoo menggeram, dia tidak tau gadisnya diperlakukan seperti oleh dunia, dunia gadisnya begitu kejam, gadisnya tidak pantas diperlakukan seperti ini

"sayang" suara Wownoo melemah, dia benar-benar merasa tidak berguna, gadisnya sehancur ini

"Woo, aku mohon jangan tinggalkan aku, aku cuma punya kamu" Jisoo sesenggukan, nafasnya tersengal karna menangis

"sayang hey" Wonwoo mendudukkan tubuhnya dan Jisoo, menghapus air mata yang terus mengalir dipipi kekasihnya

"dengarkan aku, aku sudah pernah berjanji saat dunia membencimu aku akan menjadi satu-satunya orang yang mencintaimu, aku akan selamanya bersamamu, pegang janjiku" Wonwoo mengecup seluruh wajah Jisoo, dari bibir mata pipi dan terakhri kening kekasihnya, cukup lama, dia menyalurkan cintanya disana

"TEMAN" HIDUPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang