Saat ini gracia tengah meringkuk di balik selimut tebalnya dengan badan yang terus gemetar.
Tok..tok..tok..
"masukk" balasnya dengan suara serak.
Lalu telihatlah shania yang masuk ke kamar gracia, ia sangat khawatir karena dari kemarin malam gracia sama sekali tidak keluar dari kamarnya.
"sayang, are u okay?" shania pun duduk di sisi ranjang sambil memegang kening gracia.
"astaga sayang, badan kamu panas banget. Tunggu sebentar ya" ucap shania yang sedikit panik.
Ia pun turun ke dapur untuk menyiapkan kompresan, lalu menyuruh bi mumun untuk menelpon dokter pribadinya. Setelah itu ia kembali ke kamar gracia, dan mengompresnya.
Tak lama dokter pun datang dan langsung memeriksa gracia.
"dia gapapa kok, cuma kecapean aja. Dia semepet kehujanan gak shan?" tanya rio sebagai dokter pribadi keluarga harlan sekaligus sahabat shania.
Shania pun mengangguk, "kemarin dia pulang dengan keadaan bahas kuyup, dia gak pake mobil soalnya" jelas shania.
"ya udah, lo gak usah khawatir. Ini obatnya rutin di minum setelah makan sampai kondisinya membaik" ucap rio lalu menyerahkan obat pada shania.
"makasih ya, lo udah mau dateng padahal gw tau lo pasti hari ini sibuk banget" ucap shania.
"sama sama, santai aja shan. Kalo gitu gw balik ke rs dulu ya. Bye shan" pamit rio.
Setelah mengantarkan rio ke depan, shania kembali ke dalam kamar gracia. Kini gracia pun tengah tertidur dengan pulas, ia duduk di sampingnya lalu mengusap rambut gracia.
"cepet sembuh ya sayang, mami gak suka liat kamu sakit" ucapnya.
Saat ia akan keluar dari kamar gracia, hp gracia pun berbunyi.
"haloo gee"
"halo shani, ini tante nak"
"eh tante, assalamualaikum. Loh gracianya kemana tan?"
"waalaikumsalam, gracianya sakit shan dia demam, kayaknya gara gara kemarin kehujanan"
"ya ampun, yaudah shani kesana ya tan? boleh kan?"
"boleh kok sayang, tapi kamu hati hati di jalan ya"
"siap tan, kalo gitu shani tutup ya. Assalamualaikum"
"waalaikumsalam"
Setelah itu sambungan pun langsung terputus.
....
"loh sayang, kamu mau kemana kok buru buru banget?" tanya veranda.
"aku izin mau ke rumah gracia ya ma, dia sakit" ucap shani.
"ya ampun, semoga cepet sembuh ya. Ya udah kamu hati hati, kamu di anter sama pak darman aja ya. Oiya titip salam juga buat tante shania"
"iya ma, kalo gitu shani berangkat. Assalamualaikum".
Setelah berpamitan, shani pun langsung meminta pak darman agar mengantarkannya ke rumah gracia. Namun sebelum itu ia memutuskan untuk ke supermarket.
"pak darman, bapak pulang aja ya. Mungkin shani bakal agak lama disini, nanti kalo mau pulang shani telepon pak darman" ucap shani.
"oh baik non, non hati hati ya. Nanti telepon saja bapak" balas pak darman.
Setelah itu pak darman pun kembali melajukan mobilnya untuk pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akhir Untuk Awal (END)
Dla nastolatkówBerpisah bukan hal yang diinginkan oleh seluruh umat manusia, selalu berharap untuk terus bersama hingga maut memisahkan. Tapi bagaimana jadinya jika berpisah ini justru membawa kita untuk memulai semuanya dari awal? Itulah yang di alami oleh dua or...