Prolog

22.8K 1.2K 3
                                    

Suara tepukan tangan menggema di ruang rapat sebuah perusahaan ternama. Mereka sedang meluncurkan proyek baru yang akan di bangun satu bulan lagi. Banyak target dan sebuah tak-tik dalam meluncurkan proyek satu ini. Beberapa orang yang duduk di kursi melingkar bangga dengan apa yang diterangkan oleh bos mereka.

Seakan tak puas, sang bos mempersilahkan para karyawan yang mengikuti rapat untuk berargumen dalam proyek kali ini. Sebagian dari mereka mengangkat tangan dan sang bos memberi mereka waktu satu persatu bertanya dan mengusulkan sebuah ide yang bagus.

Sang bos menitah sekretaris untuk mencatat argumen-argumen yang di keluarkan mereka. Karena setelah ini, sang bos pun harus memikirkan ulang agar proyek ini berjalan dengan sebagaimana mestinya. Ia tidak ingin gagal. Karena kalau gagal, sebisa mungkin dengan waktu yang singkat ia akan kembali bangkit.

Bos satu ini terkenal akan dingin dan kejam. Bagi mereka yang main-main dalam menjalankan tugas di perusahaan ini, maka siap-siap saja langsung di kick out. Mengerikan bukan?

Di usia yang masih terbilang muda, dia sudah menjabat sebagai CEO perusahaan ternama, yaitu VMC (Vrog's a Mighty Corporation). Dia meneruskan perusahaan yang sudah lama terbentuk oleh sang Ayah.

Ayahnya menyerahkan perusahaan pada anaknya, lantaran anaknya itu putra tunggal dan satu-satunya yang ia miliki. Usianya sudah tak lagi muda, kalau bukan sekarang, ya kapan lagi. Begitu pemikirannya. Karena kalau tidak terjun langsung dalam perusahaan yang ia geluti selama dua puluh dua tahun, maka ia tidak akan tahu kemampuan anaknya sudah sejauh mana.

Anaknya itu sudah terjun langsung kurang lebih lima tahun. Selama lima tahun, perusahaan semakin berkembang pesat. Belum lagi tawaran kerja sama dari berbagai perusahaan lain yang bisa dibilang cukup bonafid. Sang Ayah begitu bangga atas kerja keras anaknya yang tidak sia-sia.

***

Di sebuah kediaman cukup elit. Terdapat satu keluarga yang kini tengah berkumpul, untuk melakukan perencanaan acara pernikahan oleh anak pertamanya dengan pria yang menjadi kekasihnya.

Anak pertamanya ini sudah berapa kali menolak wedding organizer yang menurutnya kurang cocok. Maka dari itu, kini mereka melakukan briefing kembali agar sang anak bisa menyelesaikan satu pekerjaan untuk acaranya nanti.

Akhirnya setelah tiga kali menolak WO, kini ia menerima dengan baik. Orang tua serta adiknya pun bernafas lega. Memang anak pertamanya itu terkenal dengan yang namanya ribet. Jadi mereka sudah tak heran dengan ini.

***

Sudah satu bulan setelah perencanaan pernikahan dengan berbagai rincian, kini tinggal menghitung hari untuk pelaksanaan pernikahan itu berlangsung.

Calon pengantin wanita sedang melakukan ritual lulur di salon terbaik, yang kebetulan kenalan dari sang Ibu.

Orang tua dari pengantin perempuan benar-benar tak menyangka, kalau putri pertamanya sebentar lagi akan menikah dengan laki-laki pilihannya.

Sang calon pengantin wanita pergi ke tempat salon bersama sang adik, yang kini tengah sibuk dengan laptop di atas meja, yang kebetulan memang sudah disediakan di tempat salon tersebut.

Saat proses maskeran, calon pengantin wanita menitah pada karyawan yang bekerja agar meminta waktu sebentar pada sang adik di ruangan tersebut. Karena menurutnya ini agak privasi.

"Thank you for your time my beautiful sister."

"To the point, Kak!" Sang adik berbicara tanpa menoleh sedikit pun pada kakaknya. Ia masih sibuk dengan laptop dan satu buku notes juga pena di atasnya.

"I want to go."

"Iya gue tahu, lo bakalan pergi ke tempat suami lo nanti."

"No, not to my boyfriend's house. But elswhere."

Saat mendengar perkataan seperti itu dari sang kakak, adiknya langsung mendongak dan menatap kakaknya dengan raut penuh tanda tanya. "Maksud lo apaan, si? Gak usah main-main, ya."

"I'm seriously."

"Candaan lo garing, Kak."

Sang kakak bernafas berat saat adiknya tak percaya atas perkataannya. "Gue lagi gak bercanda, Ta. Ada wajah gue keliatan lagi bercanda? Enggak, kan?"

Seusai dengan percakapan mereka, akhirnya proses lulur dan maskeran kini dimulai kembali. Sudah dua puluh menit berlalu, sang adik masih memikirkan perkataan kakaknya yang menurutnya janggal.

Ada apa dengan kakaknya? Apa ada hal yang tak terduga nantinya?

Ia tahu persis sang kakak yang suka melakukan hal nekat dan ceroboh. Ia takut akan hal di luar nalar terjadi begitu saja. Pusing begitu mendera dan yang ia lakukan hanya memijat pangkal hidungnya sambil memejamkan mata. Pekerjaan yang belum usai akhirnya ia biarkan begitu saja. Karena perkataan kakaknya yang masih terus berkecamuk dalam pikirannya saat ini.

Entah apa yang ada dalam pikiran kakaknya bisa berbicara begitu. Seperti tak ada beban, dan dengan santainya dia masih bisa meneruskan luluran yang bertabur di seluruh tubuhnya.

________

Hai, gimana ni untuk prolognya? Udah ada gambaran?

Kali ini aku akan membawa cerita yang berbeda dari sebelumnya. Bukan kisah remaja yang biasa aku tulis, tapi kisah romansa dengan tema dewasa.

Pengen aja keluar jalur genre ini. Karena penasaran juga, kira-kira aku bisa dan sanggup gak ya untuk menulis genre romansa bertema dewasa gitu? Apalagi ini ala-ala CEO. Baru banget aku terjun ke genre ini.

Aku ngerasa antusias banget gitu pas nulis ni cerita.

Arrghhh, pokoknya semoga ceritaku ini membuat kalian enjoy dan betah untuk membacanya.

Thank u so much ❤

See you ...

Kebenaran Cinta (Terbit EBook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang