3. Love and overthink

36.7K 2.3K 1.1K
                                    

"Kamu yakin ngizinin aku ke markas?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu yakin ngizinin aku ke markas?"

Usai berziarah ke makan almarhumah mertua dan sahabat, sebelum berangkat menuju Mansion Bhalendra, di luar mobil Arsen mempertanyakan kembali soal perizinan Alanna yang mereka bicarakan saat sarapan.

"Iya, yakin. Kalau kamu nggak ke sana, siapa yang mau kasih arahan ke mereka?"

Arsen diam. Entah kenapa rasa khawatir membaluti dirinya. Katakan saja khawatir yang berlebihan karena usia pernikahan mereka baru satu hari beberapa jam.

Alanna menggandeng kedua tangan Arsen. "Kamu khawatir kejadian masa SMA terulang lagi, kan?"

Tanpa ragu, Arsen mengangguk samar. "Iya,"

"Selagi kamu percaya kita berdua bisa menjaga satu sama lain, everything is gonna be fine. Namanya hidup kalau gak ada cobaan itu mustahil, Sayang."

Alanna meyakinkan Arsen untuk percaya bahwa dirinya dan juga Arsen bisa saling menjaga satu sama lain seperti dulu, meskipun situasinya berbeda.

Arsen tersenyum tipis sambil membelai pipi kiri Alanna lembut. "Thank you. I love the way how you convince me."

Alanna menggenggam kedua tangan Arsen dan mengecup punggung tangan lelaki itu cukup lama. "Kan itu emang trik aku dari dulu supaya kamu nggak overthinking."

Bergantian, kini Arsen yang mengecup kedua punggung tangan istrinya yang mungil. "Iya."

"Jangan sering-sering overthinking, ya? Kayaknya ini kebiasaan buruk kamu kalau udah di dekat aku deh. Waktu hubungan jarak jauh aja kamu nggak gini,"

"Kata siapa?" tanyanya sambil menoel hidung mancung Alanna.

Kedua mata Alanna mulai menyipit pertanda curiga. "Kayaknya ada yang kamu sembunyiin. Pasti ada yang belum kamu ceritain ke aku, kan? Ngaku nggak?"

"Maybe?" Arsen mulai menggoda istrinya.

"Hmm? Maybe?" goda Alanna balik. Lalu ia menggelitik pinggang Arsen yang membuat lelaki itu tertawa. "Oh gitu sekarang?"

"Geli, Sayang," Arsen terus tertawa karena gelitikan Alanna masih berlanjut.

"Biarin."

Karena gemas, Arsen pun mencoba membalas gelitikan Alanna, namun gagal. Alhasil, ia menyerah.

"Nyerah nggak?" ancam Alanna.

"Iya iya. Aku nyerah."

Sembari merapikan pakaian, Arsen menatap wajah Alanna yang berubah cemberut sambil bersedekap dada.

"Nanti malam aku ceritain."

Alanna langsung menolak dengan bergeleng kepala cepat. "Harus sekarang."

"Gak jadi ke rumah Nenek?" tanya Arsen mengalihkan pembicaraan.

ARSENALANNA ; Every second of life, I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang