Ekspresi wajah Alanna tampak terlihat sangat serius. Bukan serius lagi tapi sudah mengekspresikan wajah kesal. Panjang lebar yang Arsen ceritakan tidak membuat Alanna merasa menghentikan apalagi meninggalkan cerita Arsen seperti yang bisa di lakukan perempuan kebanyakan, meski sebenarnya sangat kesal dan cemburu. Juga penasaran. Mendengar nama perempuan yang di sebut saja sudah membuat Alanna memutar bola mata malas.
"Genit banget! Kalau aku ada di sana pasti udah aku labrak. Kalau bisa aku jambak rambutnya dia sampai rontok!" kesal Alanna. Sangat kesal.
Mendengar dan melihat istrinya yang kesal seperti itu membuat Arsen langsung menyudahi ceritanya. Ternyata dugaan akan kekesalan istrinya itu benar.
"Repot nih kalau di biarin gini terus, tapi untungnya ada Harvey dan Maudy yang bantu kamu nyadarin cewek itu. Ya meskipun gak akan sadar juga karena rasa obsesinya dia ke kamu. Dan untung juga kamu pengajuan tukar kelompok. Aku lega kamu tukar dan satu kelompok sama Maudy karena dia pacarnya Mike teman kampus aku. Coba aja kalau kamu gak tukar, bahaya banget tau!"
Yang di katakan Alanna memang terdengar tenang dan santai, tapi ekspresi wajah tidak bisa berbohong. Ia masih kesal. Terlihat dari alisnya yang bertaut serta bibirnya yang sedikit manyun.
"Kamu pasti senang di deketin sama cewek itu," Tiba-tiba Alanna berasumsi lain.
Asumsi Alanna membuat Arsen tersenyum kecil. Bisa-bisanya ia berpikiran seperti itu. "Kenapa? Kamu cemburu?" godanya.
Alanna langsung memalingkan wajah, bersedekap dada. Jujur saja sebenarnya cemburu, hanya saja malu mengakuinya. "Enggak."
Jawaban yang sangat mudah di tebak dan kelihatan sekali berbohongnya.
Apa lagi yang Arsen lakukan selain tersenyum. Ia tahu bahwa Alanna tidak mungkin menyembunyikan perasaan cemburu seperti itu. Ia pasti akan jujur. Tapi sepertinya setelah mendengar cerita panjang lebar beberapa menit lalu terbesit rasa cemburu yang bercampur kesal. Makanya Alanna melontarkan pertanyaan yang mana mungkin Arsen menjawab iya.
"Sayang," panggil Arsen lembut. Sangat lembut sekali.
"Apa?"
"Gak perlu di tutupi, bilang aja kalau cemburu,"
Semakin di goda biasanya tak lama kemudian pasti mengaku. Entah akan berhasil atau tidak.
"Berarti kamu senang di deketin cewek itu?!"
"Enggak."
Alanna bersedekap dada. Merajuk. "Halah bohong! Ngaku aja!"
"Kamu meragukan rasa sayang aku ke kamu?"
"Aku gak lagi bahas itu, Mas! Tinggal jawab aja apa susahnya?!"
Menghela napas berat. Tidak tahu harus meladeni dengan model apa lagi. "Enggak, Sayang. Jangan marah-marah, ya? Kasihan dedek di dalam perut kamu ngerasain Bunda nya marah,"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSENALANNA ; Every second of life, I Love You
Romance[Sudah terbit dan part masih lengkap] ARSENALANNA : Every Second of life, I Love You by bilasalmon | Bagian ke-2 atau Sekuel dari Novel ARSENIO | Bisa dibaca terpisah Usai menyelesaikan pendidikan sarjana, Arsen menepati janji yang telah dia putuska...