28. Future savings

12.4K 970 1K
                                    

Satu setengah jam sebelum berangkat menuju kedai Jihan berkumpul bersama semua teman-teman, sepasang suami istri belum juga bersiap-siap dan masih duduk santai di sofa kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu setengah jam sebelum berangkat menuju kedai Jihan berkumpul bersama semua teman-teman, sepasang suami istri belum juga bersiap-siap dan masih duduk santai di sofa kamar. Alanna menonton televisi, Arsen dengan buku bacaannya.

Mereka sama sekali tidak pusing memikirkan pakaian apa yang akan mereka pakai. Sudah cukup lama tidak berkumpul bersama teman-teman alias reuni tipis-tipis. Di sibukkan dengan pekerjaan dan kuliah membuat mereka jarang sekali bertemu. Tapi sekalinya bertemu pasti yang di bahas ramai dan seru. Sekarang juga cukup sering bertemu meski tak se-sering dulu.

Pandangan Alanna mungkin fokus ke televisi, tapi pikirannya melayang memikirkan bagaimana caranya ia memberitahu keluarga besar dan juga teman-temannya akan kabar dirinya yang sedang hamil. Sebab dua hari lagi pergantian tahun akan tiba yang sudah di pastikan dua keluarga besar akan mengadakan bakar-bakaran dan makan malam bersama.

Helaan napas Alanna terus terdengar sebanyak tiga kali sambil mengelus perut yang membuat fokus Arsen langsung terpaku pada istrinya yang masih menonton televisi.

"Bosan?" Arsen bertanya sambil menutup buku lalu di letakkan di atas meja.

"Aku bingung." jawab Alanna membuat alis Arsen bertaut tipis. "Bingung kenapa?" tanya Arsen.

"Bingung gimana cara kasih tau ke keluarga besar kalau aku lagi hamil. Bingung juga cara kasih tau ke teman-teman nanti gimana. Kamu ada cara?"

Arsen berdehem yang kemudian ia menjawab, "Kita kasih tau besok. Besok kita kumpul tahun baru di Mansion Kakek dari sore. Seperti biasa Nenek pasti undang teman-teman untuk ikut tahun baruan di sana."

Jawaban Arsen membuat kepala Alanna mengangguk-angguk mengerti. "Gitu, ya? Besok aja?" tanyanya.

"Boleh. Aku ngikut gimana nyamannya kamu aja." Arsen menjawab.

Akhirnya kebingungan Alanna sudah di temukan solusinya. Perlu di tahu saja dari beberapa setelah tahu dan pulang dari Rumah Sakit, ada du suatu momen yang membuat Alanna berpikir tentang kebingungannya untuk memberitahukan perihal dirinya hamil ke keluarga besar. Dan Arsen sama sekali tidak tahu.

Alanna menggeser posisi duduk mendekati Arsen yang lalu menyandarkan kepala di bahu kekar lelaki itu. "Gak siap-siap?" tanya Arsen seraya mengusap puncak kepala Alanna.

"Nanti. Aku mau sandaran bentar ke kamu soalnya otot kamu empuk, jadi nyaman," Alanna melingkarkan tangan kirinya ke lengan kanan Arsen.

"Kapan mau pesan buket bunga dan coklat buat Jihan?" tanya Arsen membuka topik.

Alanna berpikir sebentar lalu menjawab, "Besok pagi. Oh iya, besok jadinya kita jemput Chimu jam berapa?"

"Setelah dari toko bunga?"

"Ok. Sekalian beli jajanan pasar, ya? Pengen banget makan jajanan pasar pagi-pagi,"

"Jajanan pasar yang di depan?" tebak Arsen.

ARSENALANNA ; Every second of life, I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang