Jangan lupa follow instagram aku @bilasalmon untuk baca ARSENALANNA versi AU 😻🕊
Pagi hari di pukul 05.00 Arsen bangun lebih dulu melakukan olahraga rutinannya, yaitu lari pagi. Mengenakan celana selutut dan juga jaket sport warna hitam menambah kesan jiwa seorang atlet yang ada di dalam diri Arsen mengeluarkan pancaran sinar yang sudah lama sekali tak terlihat beberapa tahun ini.
Alasan memakai jaket sport selain karena dingin, juga menutupi beberapa bekas merah yang jika memakai kaos tanpa lengkap bekas itu akan terpampang begitu jelas.
Arsen mendapatkan waktu tidur hanya 1,5 jam, itupun tidak sepenuhnya tidur dengan nyenyak. Sepanjang mata yang sedikit terpejam dan terbuka yang di lakukan Arsen hanyalah memandangi istrinya yang sedang tertidur pulas. Paras ayu yang tak pernah bosan di nikmati tanpa gangguan dari siapapun. Antara bersyukur dan beruntung, juga antara tidak tega dan menyesal sebab mendiami sang istri berhari-hari. Syukurlah jika Alanna berinterospeksi diri dengan cepat dan mengakui bahwa dirinya salah.
Sudah hampir 1 jam lamanya Arsen berlari mulai dari mengelilingi komplek perumahan sampai ke jalanan yang masih sepi. Mendekati rumah Arsen memutuskan untuk berjalan santai sembari pendinginan sebelum sampai ke rumah. Beberapa detik kemudian, ponsel dari dalam saku celananya berdering tanda panggilan masuk. Panggilan dari sahabat yang jauh disana, Panji.
"Maaf, Pak. Saya salah sambung." ucap Panji jenaka di balik panggilan.
Arsen terkekeh kecil saja mendengar candaan Panji. Ternyata sahabatnya itu masih sama. Sifat jailnya melekat tidak hilang, justru sekarang sifat jail itu semakin parah apalagi jika di gabungkan bersama Gerald dan Pangeran.
"Tumben lo pagi buta gini udah bangun?" tanya Panji.
"Lari pagi." jawab Arsen singkat.
Terdengar suara Panji mendengung yang lalu lelaki itu berucap, "Alasan lari pagi, padahal lagi susah tidur. Ciah! Gimana lo berdua udah baikan belum?"
Kabar Arsen dan Alanna tidak baik-baik saja sudah terdengar oleh Panji yang jauh disana. Jika bertanya Panji tahu dari mana, sudah pasti jawabannya jelas. Siapa lagi jika bukan Pangeran yang koar-koar meramaikan pesan grup semalam sampai Arsen mematikan ponsel saking berisiknya notif ponselnya. Di heningkan saja pun rasanya juga percuma.
"Udah."
"Baikannya harus ada acara balap mobil dulu, ye? Benar-benar lo berdua gak ada bedanya, gilanya sama aja. Sayang banget gak ada gue disana, kalau Mipan gak koar-koar di grup gue gak bakal tau kalau lo beneran ladenin keras kepalanya Alanna." Panji mulai menyerocos.
Arsen tertawa kecil. Sahabatnya yang satu ini memang doyan sekali mengomel. "So, how's Berlin?" tanya Arsen.
"Di larang mengalihkan pembicaraan." peringat Panji.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSENALANNA ; Every second of life, I Love You
Romansa[Sudah terbit dan part masih lengkap] ARSENALANNA : Every Second of life, I Love You by bilasalmon | Bagian ke-2 atau Sekuel dari Novel ARSENIO | Bisa dibaca terpisah Usai menyelesaikan pendidikan sarjana, Arsen menepati janji yang telah dia putuska...