Permintaan Alanna tak kunjung Arsen kabulkan karena jalanan bazar semakin ramai berdesakan banyak orang. Ekspresi wajah Alanna sudah berubah cemberut karena kesal, namun genggaman tangan Arsen semakin erat tak terlepas.
"Ini kita mau ke mana, sih? Perasaan permintaan aku gak aneh-aneh," Alanna mulai ngedumel kesal.
Arsen diam. Ia sama sekali tidak ada niat menanggapi pertanyaan Alanna. Lelaki itu fokus dengan tujuan awal berdasarkan permintaan sang istri.
"Mas! Jawab dong! Kita mau ke mana?!" Alanna sebal karena ia sudah benar-benar sangat penasaran Arsen hendak membawanya ke mana.
"Just come with me." Hanya jawaban itu yang keluar dari bibir Arsen.
Makin kesal berakhir diam pasrah sebagai pilihan terakhir.
Melewati kerumunan manusia berburu barang dan makanan bazar, mengingat istrinya yang sedang hamil langkahan kaki Arsen menyesuaikan tidak terburu-buru. Bahkan ia juga mengambil jalan yang memiliki sedikit ruang supaya tidak bertubrukan dengan orang dan cepat keluar dari area bazar.
Bazar di kota Liverpool dari siang menuju sore hingga malam nanti pengunjung semakin bertambah ramai. Suasananya terasa sangat seru dan teratur, berbeda dengan bazar di Indonesia. Tapi yang bikin cepat lelah adalah berdesakan dengan banyak orang dan mengantre. Ciri khas dari event bazar yang tidak bisa di hindari.
Sedikit lagi Arsen dan Alanna akan keluar dari area bazar bersama dengan genggaman tangannya yang semakin erat, seperti takut kehilangan. Helaan napas panjang mereka terdengar melegakan setelah berhasil keluar dari area bazar.
"Akhirnya berhasil juga kita keluar meskipun harus desak-desakan dulu sama banyak orang." ujar Alanna seraya mengusap perut besarnya.
Kedua tangan Arsen tergerak merapikan surai Alanna yang berantakan di dahi dan pipi. Meski sudah di ikat satu rapi seperti ekor kuda tetap saja tersenggol dikit anak surai langsung berantakan ke mana-mana.
"Sebenarnya kamu mau ajak aku ke mana? Perasaan permintaan aku gak banyak, kenapa sampai harus keluar bazar dulu?" Tingkat penasaran Alanna sudah mulai memuncak.
"Permintaan kamu gak cukup di lakuin cuma sekali," Arsen menjawab dengan begitu entengnya.
"Harus berkali-kali, ya?" balas Alanna. Ia sudah mulai terbiasa memancing dan tidak ada takut-takutnya, padahal ia sudah tahu bahwa suaminya ini selalu serius untuk urusan yang seperti ini.
Kedua tangan Arsen langsung mencubit gemas kedua pipi tembam Alanna. Pancingan istrinya itu tidak berubah dan selalu bisa membuatnya gemas dan ingin segera di bawa pulang saat ini juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSENALANNA ; Every second of life, I Love You
Romance[Sudah terbit dan part masih lengkap] ARSENALANNA : Every Second of life, I Love You by bilasalmon | Bagian ke-2 atau Sekuel dari Novel ARSENIO | Bisa dibaca terpisah Usai menyelesaikan pendidikan sarjana, Arsen menepati janji yang telah dia putuska...