Masih belum di ketahui bagaimana bisa setengah karya lukis Alanna rusak yang nyaris bisa di katakan hancur lebur sama sekali tak tersisa.
Keadaan Alanna saat ini setelah melihat setengah karya lukisnya hancur tak tersisa, ia terduduk lemas di kursi karena terlalu shock. Setengah karya yang ia kerjakan penuh dengan rasa semangat sebab latar belakang cerita yang sangat menarik, kini dalam sekejap dan satu kedipan mata hancur tak tersisa.
Sangat tidak masuk akal bagaimana bisa gendung kantor sebesar ini kebobolan oleh orang jahat atau asing yang tidak di ketahui profesinya. Padahal keamanan gedung di sini sangat ketat dan tidak membiarkan sembarangan orang menyelonong masuk ke dalam kantor.
Cukup lama Alanna mencoba berpikir lebih jernih dan tenang. Ia merasa ada sesuatu yang sangat janggal dan tidak bisa di terima oleh akal sehat atas kejadian ini. Sebaik mungkin ia mengontrol diri supaya tidak panik berlebihan karena bisa mempengaruhi bayi dalam kandungan.
Segala sesuatu yang terjadi pasti ada alasan dan hikmahnya. Jika tidak di cari sebab akibatnya, kita tidak akan tahu sesuatu itu terjadi di karenakan apa.
"Ma'am? Are you okay?" tanya salah satu rekan lukis seraya membawakan Alanna segelas air putih.
Alanna menghela napas ringan yang lalu ia mengangguk samar. "I'm okay. Thank you."
"Here. I bought you water, Ma'am." kata rekan lukis itu sambil menyodorkan gelas air putih.
"Thank you." Alanna menerima pemberian gelas air putih yang kemudian meneguk air itu pelan-pelan.
Sambil meneguk air putih, Alanna berpikir keras. Tidak mungkin karya sebanyak itu yang ia kerjakan berhari-hari bisa di rusak dan hancur secepat itu jika tidak alasan jelasnya.
Satu hal yang jadi permasalahan dan kunci penasaran Alanna saat ini selain siapa orang yang tega melakukan hal tersebut adalah kenapa?
Tidak masuk logika jika tiba-tiba orang asing yang menghancurkan karyanya begitu saja. Sempat berpikir mungkin yang melakukan itu adalah orang yang ikut serta dalam kolaborasi melukis ini. Tapi tidak semudah itu Alanna terhasut akan pikiran negatifnya sendiri. Ia harus mencari tahu.
"Gimana caranya gue cari tau pelakunya?" Alanna bergumam sambil memijat ringan pangkal hidungnya.
Sadar karena terlalu tegang, di sandarkan punggungnya di kursi sambil mengusap lembut perut besarnya. Yang Alanna rasakan sekarang adalah pusing. Ia tidak bisa melakukan apa-apa lagi selain mengikhlaskan karya itu hancur dan mengerjakan ulang dalam waktu yang sangat singkat.
"Do you feel better?" tanya rekan lukis yang baru saja masuk ke ruangan.
Tidak ada jawaban lain yang Alanna berikan selain jawaban berbohong dengan anggukan samar. Sejujurnya ia tidak baik-baik saja, tapi mau bagaimana pun ia harus tetap profesional karena inilah risiko yang siap ia tanggung sedari awal.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSENALANNA ; Every second of life, I Love You
Romance[Sudah terbit dan part masih lengkap] ARSENALANNA : Every Second of life, I Love You by bilasalmon | Bagian ke-2 atau Sekuel dari Novel ARSENIO | Bisa dibaca terpisah Usai menyelesaikan pendidikan sarjana, Arsen menepati janji yang telah dia putuska...