33. Liverpool and New Life

9.6K 788 1K
                                    

— Three months later

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

— Three months later.

Pukul tujuh di pagi hari. Langit kota Liverpool masih tampak gelap, dan belum menunjukkan tanda-tanda matahari terbit. Dinginnya kota yang sudah menggapai 2 derajat celcius. Musim hujan tiba-tiba sudah mengguyur Inggris Raya.

Sudah terhitung tiga bulan lamanya Arsen dan Alanna tinggal di negara asing, juga kota baru yang di mana mereka masih banyak beradaptasi dengan lingkungan baru di salah satu kota negara Inggris. Suasana kota Liverpool tak seperti kota yang biasa mereka tinggali, yakni kota London. Tapi, dengan begitu cepat mereka beradaptasi, dan hafal akan jalanan kota dari yang awalnya suka menyasar. Meski sudah tersedia map di ponsel, Arsen dan Alanna bukan tipikal yang selalu menggenggam ponsel setiap saat, maka dari itu mereka lebih memilih untuk mengingat nama jalan tikungan di banding membaca map. Lebih efisien, dan hemat waktu.

Tiga bulan yang artinya saat ini sudah memasuki bulan April yang dengan kata lain spring season atau musim semi akan segera tiba.

Berjalan santai dari bakery ke apartemen memakan waktu belasan menit berjalan kaki. Kedua tangan Alanna memeluk paper bag yang berisikan berbagai macam roti yang sudah ia beli beberapa menit lalu.

Tinggal tiga bulan di kota Liverpool, begitu cepat Alanna mengenal pemilik bakery, barista coffee shop, laundry, juga beberapa tetangga apartemen. Selain karena sifat Alanna yang mudah berbaur, ia juga cukup merasa nyaman meski tak senyaman tinggal di kota London. Merasakan suasana baru yang ketika di pikir dan di jalani ternyata seru juga.

Memang segala sesuatu itu membutuhkan proses. Menikmati segala proses dengan berbagai macam lika-liku yang sudah di tuliskan. Selama kita percaya kita bisa, pasti Tuhan akan memperlancar dan memperluas jalan kita menjadi yang lebih baik.

Sebelum memasuki dunia baru di negara baru, Arsen sempat menunda keberangkatan selama dua hari karena saat itu tepat sekali kebentrokan dengan acara pernikahan sang sepupu, dan juga acara pertunangan sahabat yang berlangsung dalam waktu dekat. Acara keduanya berjalan sangat lancar dan meriah, khususnya acara pertunangan Pangeran yang di mana lelaki itu selalu heboh dan antusias akan acaranya sendiri. Hari bahagia yang terlalu bahagia buat Pangeran, kata Samudra.

"Bekalnya udah aku masukin ke dalam tas. Jangan lupa di makan. Sesibuk-sibuknya kuliah, karena kuliah itu butuh mikir dan mikir itu bisa menguras banyak tenaga, di tambah lagi kamu kerja, jadi bekal harus di makan dan harus habis. Camilannya juga harus habis, ok?" kata Alanna mengingatkan sebelum Arsen berangkat ke kampus.

Dua jari Arsen mencubit ringan dagu Alanna sambil tersenyum. "Iya, manis."

Sudah sering sekali dagu di cubit gemas seperti itu, tapi entah kenapa Alanna selalu salah tingkah. Semakin Arsen melakukan apapun di saat lelaki itu merasa gemas padanya, rasa salah tingkah itu akan bertambah dan tidak akan pernah hilang. Memang yang namanya jatuh cinta pada orang yang tepat itu rasanya berbeda. Cinta yang tersalurkan semakin bertambah besar, kenikmatan meromantiskan pasangan semakin tidak tahu kondisi.

ARSENALANNA ; Every second of life, I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang