43. Curiga?

3.8K 423 527
                                    

ARSENALANNA book version is coming soon!

Memasuki satu hari sebelum pertemuan antara Alanna dan Grace

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Memasuki satu hari sebelum pertemuan antara Alanna dan Grace. Arsen sangat begitu sadar bahwa keputusannya untuk meminta Alanna menemui perempuan yang akhir-akhir ini mengganggunya itu adalah keputusan yang sangat bodoh. Juga tak seharusnya ia lakukan. Tapi siapa sangka Alanna menyetujui pertemuan itu dengan tangan yang sangat terbuka. Hal demikian terus melintas di pikiran Arsen.

Di pukul 5.30 pagi Arsen dan Alanna masih nyaman bersembunyi dibalik selimut. Setelah mendapati Alanna yang tiba-tiba terbangun karena mimpi buruk yang kemudian perempuan itu memutuskan untuk melanjutkan pekerjaannya, lalu tiba-tiba Alanna menangis dan mengadu pada Arsen bahwa ia merindukan keluarganya sampai ingin pulang. Setelah menenangkan Alanna dari mimpi buruk dan tangisannya, alhasil Arsen ikut menemani dan membantu meringankan pekerjaan sang istri sampai selesai. Mereka kembali tidur 1,5 jam yang lalu tepat di pukul 4.00 pagi.

Alanna mengulet kecil sambil mengerjapkan mata berkali-kali, lalu ia menoleh ke arah kanan yang langsung disuguhi pemandangan wajah damai Arsen yang masih tertidur pulas.

Sudut bibir Alanna tertarik sempurna, jari jemari tangan kanannya terangkat membelai pipi, meraba hidung, rahang tegas, serta memainkan ujung rambut Arsen di kening lelaki itu yang terlihat sangat berantakan. Memperhatikan pulasnya Arsen di saat tidur adalah kegiatan favorit yang selalu Alanna lakukan setiap hari di pagi hari.

Saat mereka memutuskan kembali tidur Arsen memeluk perut besar Alanna, mengusap lembut perut sang istri sampai akhirnya tertidur pulas. Bahkan sampai pagi ini pun tangan itu masih tetap berada di sana.

"Tidurnya pulas banget. Kamu pasti capek banget, ya, Mas?" Alanna berucap. Ia mengecilkan nada bicaranya agar tidak mengganggu dan membangunkan tidur sang suami yang sangat nyenyak itu.

Ibu jari Alanna meraba bibir bawah Arsen yang kemudian turun ke dagu. Alanna benar-benar menikmati pemandangan indah paginya dengan memandang wajah damai Arsen yang tampan nan gagah itu lamat-lamat. Sampai tak sadar pipinya merah merona bak tomat sebab salah tingkah sendiri, seperti kembali kasmaran masa remaja.

"Lihat muka ganteng kamu gini rasanya aku gak percaya sebentar lagi kamu akan jadi seorang ayah. Perasaan baru kemarin kita pacaran, tau-tau sekarang udah nikah dan bakalan jadi orang tua. Kamu ngerasa gitu juga, nggak, Mas?"

Apa yang Alanna ucapkan tidak ada respons karena Arsen masih nyenyak tidur. Alanna tidak masalah karena hal itu rutin di lakukan tiap pagi dikala dia bangun lebih dulu dari suaminya.

Terjadi pergerakan kecil dari Arsen yang di mana lelaki itu mengeratkan pelukan sambil menggeser posisi kepalanya menjadi dekat dan menempel dengan kening Alanna. Posisi wajah keduanya sangat dekat dan sama sekali tidak menghapus jarak.

Yang Alanna lakukan adalah kembali memejamkan mata dan mendusel-dusel di leher Arsen. Merasakan kehangatan yang lelaki itu punya dan salurkan karena setiap tidur Arsen lebih sering shirtless dibanding mengenakan kaos oblong.

ARSENALANNA ; Every second of life, I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang