Perjalanan dari kantor pengerjaan seni ke rumah cukup lumayan jauh naik kereta, dekat jika naik mobil. Alanna sudah menyelesaikan 3 karya seni lukis berukuran 20 x 16 bersama dengan tim yang di mana lukisan tersebut menyeret tema cerita yang di bagi menjadi tiga bagian alias Triloghy story. Sangat menarik.
Hari pertama yang cukup melelahkan tapi membuahkan keseruan yang belum pernah Alanna dapat. Tapi tidak ada yang bisa mengalahkan keseruan mengerjakan lukisan saat kuliah. Itu adalah momen yang luar biasa epik, indah dan sulit untuk di lupakan. Ah, jadi rindu kuliah.
Perjalanan pulang Alanna di antar oleh Mr. Jason Millar. Awalnya menolak, tapi saat Mr. Jason mendengar ada yang ingin Alanna bicarakan, alhasil Alanna menerima dan merapatkan hal penting yang tadinya hendak ia bicarakan di kantor namun berakhir tak sempat.
Rapat di dalam mobil berjalan sangat lancar. Ide dan rencana-rencana yang Alanna sampaikan di tampung dengan baik. Tinggal di bicarakan saja dengan tim besok. Semoga ide yang Alanna sampaikan itu di terima dan di laksanakan sesuai dengan rencana.
"Thank you so much, Mr. Jason."
"You're welcome. I also really like your idea. It's absolutely brilliant! I love it!"
"It's just a simple idea, Sir. You don't need to overdo it."
Mr. Jason tertawa. "You're really genius! How can I find a genius artist like you? Can you tell me?"
"I'm just an ordinary artist, Sir. Maybe, as you say, I'm a genius artist. For real." Alanna tersenyum.
Mr. Jason tersenyum bangga. Bangga akhirnya Alanna mengakui bahwa dirinya adalah pelukis dengan ide-ide cerdas dan jenius di dalam otaknya.
Mayoritas karya seni yang Alanna perlihatkan dan ajukan memilih art style yang berbeda dari seniman lainnya. Dan itu memang sangat di akui oleh beliau. Belajar dari pengalaman saat kuliah, pengetahuan Alanna mengenai warna itu sangat minim. Yang ia tahu, seni hanya mengandalkan menggambar di atas kertas yang hanya mengandalkan pensil sebagai arsiran bayangan tanpa cat warna. Ternyata ia salah.
Seiring berjalannya waktu, Alanna terus berproses belajar banyak hal mengenai apa itu seni yang sesungguhnya. Mulai memainkan imajinasi dengan baik. Mengontrol emosi. Dan itu akan selalu ia lakukan terus menerus. Tanpa kenal usia dan waktu. Semua yang ada di dunia ini selalu tentang belajar.
Ponsel Alanna dari dalam tas bergetar. Pesan masuk dari Arsen.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSENALANNA ; Every second of life, I Love You
Romance[Sudah terbit dan part masih lengkap] ARSENALANNA : Every Second of life, I Love You by bilasalmon | Bagian ke-2 atau Sekuel dari Novel ARSENIO | Bisa dibaca terpisah Usai menyelesaikan pendidikan sarjana, Arsen menepati janji yang telah dia putuska...