22. Lamborghini and Golf

12.3K 1K 1K
                                    

Sebelum baca, mari absen sejenak☝🏻
Kalian baca chapter ini di jam berapa? >>>

Setelah dua hari menghabiskan waktu di apartemen vila tepat di hari ke-tiga pasangan suami istri itu memutuskan untuk kembali pulang ke rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah dua hari menghabiskan waktu di apartemen vila tepat di hari ke-tiga pasangan suami istri itu memutuskan untuk kembali pulang ke rumah. Ada banyak proyek yang harus Alanna kerjakan, khususnya proyek karya seni tiga dimensi. Alanna mendapatkan undangan khusus untuk memperkenalkan karya seni, serta memperkenalkan dirinya kepada juri atau seniman internasional.

Sementara Arsen, dia juga harus mengurus tuntas bisnis distro bersama Rio sambil menunggu pengumuman universitas mengenai pendidikan lanjutnya di hari esok lusa. Arsen memiliki rencana cadangan untuk kedepannya. Jika plan A tidak berhasil, plan B akan dia jalankan dengan bekerja di salah satu laboratorium sebagai ahli riset atau sebagai peneliti.

Jika semua rencana gagal, mungkin Arsen akan mencari jalan keluar dengan bekerja di perusahaan milik keluarga besar. Rencana manusia bisa saja berubah-ubah. Sebaik-baik rencana, tak ada yang sebaik dan seindah rencana yang sudah Tuhan tulis untuk hamba-Nya.

"Kita checkout nya jam dua belas siang, kan?" tanya Alanna sambil merapikan beberapa pakaian yang dibawanya ke dalam koper.

"Sekarang aja, biar sampai rumah gak terlalu capek." jawab Arsen yang sedang memakai jam tangan.

Alanna mengangguk menurut saja. "Oh ya, gimana pertemuan volunteer kemarin, proposalnya diterima?"

"Udah mulai proses." Arsen menjawab yang lalu ia menyemprot wewangian ke bagian pergelangan tangan dan juga lehernya.

Setelah selesai merapikan pakaian Alanna mengambil sesuatu dari dalam tas rias kecil yang biasa dia bawa, kemudian menghampiri Arsen yang masih tetap berdiri di posisinya.

Alanna memutar tutup concealer, lalu di oleskan tepat ke bagian leher Arsen yang berbekas merah kebiruan akibat perbuatannya beberapa malam lalu. Meski cukup lama, tapi bekas seperti itu hilangnya tak cukup lama. "Ini harus di tutup pakai concealer supaya gak di liat banyak orang." katanya.

Arah pandang Arsen menatap wajah serius Alanna dari dekat tanpa mengekspresikan apapun. Padahal tanpa di tutup concealer pun sebenarnya tidak masalah karena sebentar lagi juga pulang dan selama di perjalanan pun hanya di mobil, pikirnya.

"Jadi, kegiatan kamu di Bandung nanti berapa hari?" Sambil fokus mengoles bekas kemerahan Alanna bertanya.

"Dua hari. Kamu ikut, ya?" Arsen menjawab yang lalu mengajak sang istri untuk ikut serta menemani kegiatan sosial bersamanya. "Aku ikut juga, emang boleh?" tanya Alanna, dia menghentikan aktifitasnya sejenak.

"Kegiatan di Bandung kali ini kami semua berkunjung ke panti asuhan." Kedua tangan Arsen berada di pinggang sang istri, di tarik tubuh perempuan itu dekat padanya. "Karena kemarin waktu kita habis untuk berduaan, maaf aku baru bisa kasih tau hal ini sekarang." tambahnya.

ARSENALANNA ; Every second of life, I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang