2. Rumah

393 63 47
                                    

Haiiii, ready for read this part?

Don't forget to vote and follow <3

♡ Enjoy ♡

_____________

-RUMAH-

* * * *

Rumah itu apa dan seperti apa wujud sebenarnya?
Apa hanya sebuah bangunan, atau sebatas kata saja?

-Kania Legatta Zerrani-

___________

_____

Langkah kaki terpatri menuruni satu persatu anak tangga. Terdengar dari arah ruang makan, suara denting sendok, beradu dengan tawa. Terlihat tiga manusia, terdiri dari Ayah, Ibu, dan satu laki-laki remaja dengan paras yang tidak begitu mirip dengannya. Sungguh terlihat harmonis, bukan?.

Kania menghembuskan nafasnya kasar, memegang erat tali tas yang tersampir di sebelah pundak, melangkah mendekat ke arah meja makan. Suara tawa yang semula terdengar renyah dan bahagia, mendadak hening saat Kania menarik satu kursi dan duduk di sana. 

Kania berdecih pelan.

"Cih, lanjut aja kali ngobrol nya. Orang aku cuma mau ambil sarapan, gak bakal ganggu keharmonisan keluarga kalian. Santai aja," itu sarkasme. Namun Kania mengatakannya dengan begitu tenang, dan santai mengambil sepotong roti. Mengolesinya dengan selai keju, dan menumpuk satu roti lagi di atasnya. 

"Oke, siap. Makasih, Mama, Papa dan adikku tercinta buat makanannya. Aku berangkat dulu, have fun keluarga cemara!" ujar Kania, hingga akhirnya bangkit dari duduk menghasilkan suara decitan antara kursi dan lantai. 

"Oh, iya. Bagi dikit." Kania menyeruput susu putih milik adik kembarnya, Rangga. "Ah, enak. Makasih." Setelahnya Kania kembali melanjutkan langkah keluar dari rumah dengan tangan kanan menyuap roti ke dalam mulut.

Berbicara tentang rumah, Kania sendiri tak tahu apa arti rumah yang sebenarnya. 

Bagi Kania, rumah tak lain dan tak bukan hanya sebuah bangunan mewah yang di isi dengan berbagai perabotan mewah. Dan di dalamnya terdapat berbagai kegiatan, mulai dari menyapu, memasak, berjalan dan kegiatan lainnya. Tempat yang di dalamnya terdengar berbagai macam suara. Seperti teriakan, tawa, tangis, makian atau mungkin bentakan dan lemparan barang.

Rumah mewah dan kokoh, yang di isi dengan keluarga yang nyaris rubuh. Atau mungkin... .

Kania yang sudah runtuh?.

Gadis itu memasuki mobil Civic Type-R berwarna merah dengan sedikit blitz hitam dengan plat B 28 KLZ, yang menandakan kepemilikannya. Kania mengendarai mobilnya, meninggalkan pekarangan rumah yang begitu luas dan mewah, membelah padatnya pagi hari di ibu kota Jakarta. Menuju sekolah, yang berjarak 35 menit dari rumah.

Sampai di sekolah, Kania langsung memarkirkan mobilnya di parkiran khusus kalangan murid berjuis kasta atas. Sebenarnya SMA Fatamorgana adalah sekolah swasta biasa, namun karena sebagian besar di isi oleh anak-anak dari golongan masyarakat berjuis. Maka jadilah, SMA Fatamorgana, gudangnya anak berjuis. Dan sistem kasta sangat kentara di sekolah ini. Dan itu dibuat oleh murid sendiri, bukan sekolah dan sekolah tak pernah membedakan murid berdasarkan harta kekayaan. Melainkan prestasi.

Karena Dia Perempuan. | END |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang