37. Cowok tengik di tengah macet

91 18 0
                                    

-Cowok Tengik Di Tengah Macet-

* * * *

Matahari menyingsing, gadis yang baru saja tertidur pada pukul empat dini hari tadi, terpaksa bangun pukul tujuh pagi ini. Bagaskara seolah melarangnya untuk bermalasan di hari libur. Kania beralih duduk, menguap dengan tangan menutupi mulut. Sebagai rutinitas di pagi hari saat bangun dari tidur, gadis itu menatap kosong ke depan. Memenung beberapa saat, setelah merasa cukup dengan renungan pagi itu, Kania langsung meraih segelas air di atas nakas samping kasur dan meneguk nya hingga tandas tak bersisa.

Kania berjalan menuju kamar mandi, melepas gips di siku tangannya sebelum membasuh membasuh wajah. Tak lupa memakai rangkaian skincare wajah, lalu memasang gips baru di lengannya.

"Selamat pagi dunia tipu-tipu." Monolog gadis itu, menyumpal telinga dengan earphone memutar lagu Runtuh-Fiersa Besari ft Feby Putri. Lagu yang sangat mendeskripsikan dirinya. Kamia melangkah keluar dari kamarnya, seperti biasa, rumah yang cukup besar itu hanya ada dirinya sendiri.

Arumi sendiri entah kemana, sejak kepulangannya, Kania belum bertemu dengan wanita berstatus Mama-nya itu. Kania mengambil asumsi bahwa Arumi sibuk bekerja di butik, atau ... menyibukkan diri untuk menghindari Kania. Entahlah, siapa yang tahu?

Gadis itu membuka kulkas, ada banyak stok makanan di sana, namun Kania menutup kembali pintu kulkas, tak ada yang ia inginkan di sana. Kania membuka lemari berisi berbagi macam bubuk kopi, susu, dan yang pasti, bubuk matcha kesukaannya juga ada di sana. Khayla membuat Milky Matcha hangat, lalu kembali ke lantai atas.

Kania menatap beberapa remaja yang tampak berolah raga di taman perumahan. Ada beberapa lansia dan orang dewasa juga. Senyum tercetak di wajah mereka semua. Gadis itu beralih duduk di ayunan, menyeruput Milky Matcha buatannya dengan tenang menikmati semilir angin yang terasa hangat karena matahari pagi mulai semakin tinggi.

Earphone masih terpasang di telinganya dengan lagu silih berganti, sesekali pula gadis itu ikut bernyanyi kecil. Setelah minumannya habis, Kania memilih masuk karena matahari juga sudah tak bersahabat, hari kian panas. Kania duduk di karpet, mengambil satu novel untuk ia baca. Jika sudah membaca novel, Kania bisa menghabiskan dua sampai tiga jam hanya sekedar menuntaskan seluruh novel dalam satu waktu tanpa jeda sedikitpun. Gadis itu benar-benar fokus dan larut dalam bacaannya.

Tak terasa, hari sudah menunjukkan pukul 11:00 WIB, Kania sudah membaca dua novel yang berkelanjutan. "Keren banget penulisnya." Puji Kania, menyimpan kembali dua buku novel ke tempat semula.

Kania mengambil ponselnya di atas nakas, mengirimi Khayla pesan.

"Lah, beneran di blok?" kekeh Kania saat melihat foto profil Khayla hilang dan pesan terkirim centang satu.

Di sebrang sana, Khayla tak henti memaki Kania. "Bener-bener gada ahklak!" gadis yang tengah sakit itu asik berkutat dengan buku.

Kania bangun dari duduk nya, bersiap untuk mandi. Ia ingin mengunjungi Stella Bread, sudah lama ia tak pergi ke sana. Selang beberapa menit, gadis itu kembali mematut diri di depan cermin. Mengenakan celana putih di padukan dengan crop top berwarna coklat dan sneakers berwarna senada. Tas selempang kecil berwarna hitam menyilang di depan dada. Terakhir Kania menyemprot parfum ke beberapa titik tubuh.

Setelah merasa cukup, gadis itu berlalu menuruni tangga menuju mobil yang terparkir rapi di carport. Kania mendorong pagar lalu mengeluarkan mobilnya, dan kembali turun untuk mengunci pagar. Arumi dan Kania memegang kunci rumah masing-masing.

Alunan lagu VolKno trio Rapper Treasure memenuhi seisi mobil, Kania berteriak di dalam mengikuti beat lagu walau salah pengucapan.

"TYOJO VULKENO!!!"

Karena Dia Perempuan. | END |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang