5. Hutang.

152 38 5
                                    

Haiiii see you again Lupii♡

Kalau aku minta bertahan sedikit lagi gapapa 'kan?
Kita sembuh sama-sama ya :)

♡ Happy Reading ♡

____________________

-Hutang-


* * * 

"Lo belum bayar hutang sama gue." 

Suara itu membuat Kania geming di tempat. Memutar badan perlahan, menatap takut pada cowok jangkung dengan sorot dingin di hadapannya. 

"Eh, Gael? Hutang apa, ya?" sapa Kania, seolah baru sadar akan kedatangan cowok itu.

Gael menepis tangan pelayan yang hendak membersihkan tumpahan jus di baju nya. Pelayan itu menunduk, dan pergi melihat isyarat tangan Gael. 

Cowok itu melirik noda di baju nya, kemudian beralih melirik gelas Milky Matcha, dan terakhir manatap Kania intens. 

"Lupa apa pura-pura lupa?" tanya cowok itu dingin, mampu menekan oksigen di sekitarnya.

"Hutang? Gue pernah minjem duit lo, ya? Berapa? Seratus? Dua ratus? Sejuta? Beneran lupa gue." Kania masih berusaha tenang, walau hati nya sudah berdisko ria tak karuan.

"Lo tumpahin susu matcha kesukaan lo itu, di atas tugas makalah gue. Dan gara-gara lo, gue gak dapat nilai. So, lo harus bayar kesalahan lo."

Oke, ini dia.

"Anjrit, bisa-bisanya gue di tinggal sendiri di kantin ama Khayla?!" gerutu Kania, setengah berlari menuju kelas karena bel pertanda istirahat berakhir telah berbunyi sepuluh menit lalu.

Slruppp!

"Seger." Kania menyeruput susu matcha di tangannya, sembari berlari menuju kelas.

Namun ... .

Brakhh!!

"Shit?!" 

"Milky matcha gue?" 

Kania tak sengaja menabrak cowok yang tiba-tiba keluar dari ruang kelas 11-MIPA 2, dan menumpahkan minumannya.

"Lo punya mata?" cowok itu bertanya dengan nada rendah, menahan emosi.

"Punya, lah! Buta mata lo? Gak lihat ini mata gue?" sewot Kania, menunjuk matanya sendiri.

Cowok itu merotasi mata. "Lo apa gue yang buta? Gak lihat jalan sampai numpahin minuman lo di baju dan tugas gue?" 

"Lo yang harusnya liat kanan kiri sebelum keluar kelas! Gara-gara lo minuman gue jadi tumpah!" bukan wanita namanya jika mengakui kesalahan begitu saja.

"Sinting!" maki cowok itu, memungut lembaran kertas yang terjatuh di lantai, dan tentu saja kertas putih itu berubah menjadi hijau. 

Karena Dia Perempuan. | END |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang