7. Stella Bread.

144 31 2
                                    

Haiiii Lupiii ♡

How r u today???

Malam ini mau kemana? Mumpung malming xixi

Kalau kamu jomblo, terima nasib aja. Baca cerita di wattpad sajaaa.

Ig & tiktok: allunaashi

♡ Happy Reading ♡

____________________

-Khayla itu baik-

* * * *

Malam ini, pukul tujuh malam, Kania sudah siap untuk pergi ke Stella Bread guna menepati janjinya mengajari Gael sebagai ganti rugi makalah cowok itu yang rusak akibat kecerobohan Kania. 

Kania menatap pantulan dirinya di kaca, mengenakan denim berwarna coklat tua yang dipadukan dengan sweater berwarna mocca, dan kaki jenjangnya yang dibalut sneakers putih. 

Setelah merasa cukup, Kania langsung menyambar tote bag dan ponsel di atas kasur. Kania melangkah turun dari kamarnya, suasana rumah yang sepi adalah hal biasa di keluarga ini. Semua sibuk dengan dunianya masing-masing. Jika menghabiskan waktu bersama 'pun, Kania tak pernah ikut andil. 

"Mau jalan, Non?" sapa mang Ujang, sambil membukakan pagar yang tinggi menjulang.

"Iya Mang, mau belajar bareng." Balas Kania sopan.

"Yaudah, kalau gitu hati-hati ya, Non. Jangan pulang terlalu larut malam, gak baik." Pesan pria paruh baya itu, ia sudah menganggap Kania seperti anaknya sendiri.

"Iya, Mang. Kania berangkat dulu, assalamualaikum." Kania menyalami tangan mang Ujang, sebelum akhirnya menghampiri Gael yang bersandar di pintu mobilnya, memperhatikan Kania.

"Lama nunggu?" tanya Kania, basa-basi. 

Cowok itu menggeleng singkat, mempersilahkan Kania masuk ke dalam mobil. 

Apa kalian pikir dengan adegan membukakan pintu seperti di dalam novel? Atau si cowok mencondongkan tubuhnya, dan memasang seat belt untuk si cewek? Tentu tidak! Kania gadis mandiri, membuka dan menutup pintu serta memasang seat belt nya sendiri. 

Sepanjang perjalanan hanya ada keheningan. Dua manusia pura-pura introvert dipertemukan, dan tak ada yang berniat memulai pembicaraan lebih dulu. Keduanya sibuk dengan kegiatan masing-masing. Gael fokus menyetir dan Kania fokus menatap ke luar jendela. 

Setibanya di Stella Bread, keduanya langsung duduk di meja yang biasa Kania tempati. Selagi menunggu pesanan mereka datang, Kania mulai membuka buku, begitu juga dengan Gael.

"Jadi, yang lo belum ngerti apa aja?" tanya Kania, mereka duduk berdampingan. Rambut Kania yang di ikat satu asal, meninggalkan beberapa helai anak rambut, memberi kesan cantik tersendiri saat tertiup angin.

"Semua." Balas Gael singkat, menatap buku fisika di hadapannya.

"Semua? Kalau gitu kita mulai dari pemanasan kalor. Lo udah tau arti kalor, 'kan?" 

Gael membalas dengan gelengan kecil. 

"Ok. Kalor itu perpindahan energi panas dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah. Contohnya, waktu lo pegang gelas yang isinya air hangat, suhu tangan lo yang semula normal bakal ikutan hangat." 

Karena Dia Perempuan. | END |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang