30. Marionette

89 23 0
                                    

💖 Happy Reading 💖

-Marionette-

* * * *

Khayla melangkah besar memasuki rumah Kania.

Ralat!

Khayla melangkah besar memasuki rumah Reani, berteriak memanggil nama gadis itu sembari menaiki tangga.

"KELUAR LO REANI!"

"Apa-apaansih lo?! Gak punya sopan santun teriak-teriak di rumah orang!" kesal Reani yang keluar dari kamarnya.

Khayla menarik rambut gadis itu kasar, hingga Reani menjerit kesakitan. Mendengar keributan, seluruh penghuni rumah 'pun keluar.

Khayla mendorong tubuh Reani ke pagar pembatas di lantai dua, jika ia lepaskan tangannya, maka dapat di pastikan Reani akan terjatuh saat itu juga.

"Lepas!!" Reani memberontak, Khayla semakin mendorong tubuh Reani.

"Oke, lo mau gue lepas? Dengan senang hati gue lepas lo dan ngelihat lo jatuh ke lantai bawah!" Khayla menekan kepala Reani hingga gadis itu dapat melihat lantai bawah secara terbalik.

"Aaaah!!"

"JANGAN LEPASKAN DIA KE BAWAH!" Sarah berteriak dari bawah.

"Jangan lepaskan anak saya ke bawah! Saya akan bayar berapapun kamu mau, tapi jangan dorong anak saya."

Khayla berdecih pelan. "Lo pikir gue miskin?! Pelakor jangan bertindak seolah paling banyak duit!" sarkas Khayla.

"Bunda, tolong—uhuk!!" Reani terbatuk saat Khayla mencekik lehernya kuat.

"Kenapa? Takut mati?!" sinis Khayla. "Lo udah bikin temen gue masuk UGD dan sekarang belum tahu gimana keadaannya. LO MIKIR GAK?!"

"NGGAK! DIA PANTAS MATI! DIA ANAK TAK DI ANGGAP! DIA ANAK PEMBAWA SIAL! DIA REBUT GAEL DARI GUE!!!" Reani berteriak, air mata menetes di pipinya.

"MATI LO BANGSAT!!"

"Aaaaakh!!"

Reani berpegang pada pagar pembatas besi, Rangga langsung menarik Khayla saat gadis itu tampak semakin marah, dan berakhir dengan Reani terdorong.

"Bunda tolong!!" Reani berteriak, Sarah yang ada di bawah sana tampak sangat panik.

"Angkat kasur mang Ujang!!" teriak wanita itu. "Rangga! Tolong Reani."

Rangga tak peduli, cowok itu menarik tangan Khayla menuruni tangga.

"RANGGA!!" bentak Sarah, wanita itu berlari menaiki tangga.

"Bunda, tolong. Aku takut." Reani menangis tersedu, wanita itu langsung menarik tangan anak nya untuk naik ke atas dengan bersusah payah.

"AWAS YA KAMU! SAYA TUNTUT KAMU!" teriak Sarah, pada Khayla yang sudah ada di ambang pintu bersama Rangga. Gadis itu mengacung jari tengah sebagai balasan.

Rangga membawa Khayla masuk ke dalam mobil Kania yang tadi gadis itu kendarai. Khayla hanya diam, tak menyapa atau menatap cowok itu sedikit'pun.

"Gue gak marah." Rangga berucap, mendekat ke arah Khayla.

"Lo marah juga gue gak peduli!" gadis itu membalas ketus. "Awas! Gue bisa sendiri!" Khayla menepis tangan Rangga yang berniat mengambil seat belt hingga jarak mereka semakin dekat.

Cowok itu tersnyum tipis, menyalakan mesin mobil dan berlalu dari pekarangan rumahnya. Khayla melempar pandangan ke luar jendela, hujan mulai turun kembali mengguyur ibukota. "Hujan, Kania." Lirih gadis itu pelan, pikirannya tertuju pada Kania yang entah bagaimana kabarnya saat ini. Rangga sesekali menatap Khayla.

Karena Dia Perempuan. | END |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang