22. Sunmori

110 21 2
                                    

Haloo Lupiii💖

Siap utuk lanjut baca cerita ini?

⚠️ PART MEMANCING EMOSI ⚠️

Vote, komen, dan follow dulu.

♡ Happy Reading ♡

___________________
_________

-Sunmori-

* * * *

Banyak pemuda pemudi mengendarai motor memenuhi jalanan pagi di ibu kota Jakarta. Kania begitu senang dan menikmati kegiatan mereka saat ini. Gael sesekali tersenyum di balik helm saat melihat Kania dari pantulan kaca spion.

Tujuan mereka saat ini adalah Cafè Pojok, yang ada di Jakarta Selatan. Kafè yang terletak di sudut jalan, jika orang tak memperhatikan seksama, maka kafè itu tak akan terlihat. Tempat ini sering digunakan oleh komunitas motor Gael setiap mereka melakukan Sunmori. Karena jarak nya yang tak terlalu jauh ataupun terlalu dekat, mereka semua sepakat menjadikan Cafè Pojok sebagai tujuan riding mereka hari ini. 

Setibanya di Cafe Pojok, Kania di buat terkesima dengan keindahan tempat ini. Mulai dari desain interior dengan nuansa retro, dan kafè ini di bangun di atas sebuah sungai. Sungai Krukut namanya. Tempat yang benar-benar tersembunyi, di belakang gedung tinggi, di ujung jalan kecil, dan di bangun di atas sungai Krukut. Ajaib sekali. 

"Duduk sini, Kan." Panggil Zake mengajak Kania duduk di rombongan mereka. Kania mengangguk, gadis itu duduk di sebelah Gael yang tampak asik dengan ponselnya, mengabaikan Kania, dan gadis itu menjadi sedikit kesal.

"Lo ngapain bawa janda, anjir?" desis Anan pelan di telinga Zake. 

"Suka-suka gue, lah. Lagian gue juga pengen kaya Gael, bawa pasangan." 

Kania menatap Zake takjub, tadi, cowok itu menyempatkan diri untuk menjemput Mbak Yumi—janda di kantin SMA Fatamorgana. 

"Kalian ndak suka ya sama mbak Yumi?" merasa dibicarakan, wanita itu angkat suara.

"Santai aja, Mbak." Ujar Gael, ia sendiri tak masalah jika Zake mengajak para janda-jandanya asal tidak merepotkan.

"Kalau ndak suka, Mbak pulang aja deh." Wanita dengan logat Jawa itu tampak sedikit murung.

"Gausah Mbak, di sini aja. 'Kan ada saya juga." Kania berkata demikian karena takut jika mbak Yumi benar-benar pergi seorang diri.

"Udahlah, gue mau jalan-jalan bareng beb Yumi dulu. Dasar Anan bau bebek!" Zake bangkit dari duduk nya, menggandeng tangan mbak Yumi untuk pergi dari sana. Beberapa orang bersiul heboh menyoraki Zake sambil tertawa.

"Pindah ayo." Gael ikut mengajak Kania pindah dari hadapan Anan dan Diego.

"Pergi aja kelen semua! Tau nya awak ni gak ada cewek, pegi lah pegi!" Diego dramatis. 

"Udah jangan di dengerin, emang agak-agak dia." Bisik Gael setengah tertawa, mengajak Kania pindah ke kursi yang ada di pojok kafe. 

Selain dengan desain unik, menu di kafe ini juga enak-enak. Kania sangat menyukai nasi goreng di kafe ini. Gael menatap Kania yang tampak lucu saat makan, pipi tembem gadis itu begitu menggemaskan saat ia mengunyah makanan.

"Apa lo liat-liat?" ketus Kania, gadis itu menyadari Gael yang memperhatikannya sedari tadi. 

"Cantik." 

Karena Dia Perempuan. | END |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang