Falling ~ 3

915 117 8
                                    

Kepala Taehyung terus berdenyut sejak tadi pagi. Dia kurang cukup tidur, atau bisa dikatakan memang tidak tidur sama sekali. Pikirannya terus terbawa pada rumah sakit. Dimana kekasihnya sedang terbaring di ranjang rumah sakit dengan perban yang melingkar dan melilit di siku dan juga di telapak tangan nya. Berbincang mesra dengan calon pengantin nya. Ini bukan sekedar persoalan cinta segitiga ataupun tentang penghianatan. Hanya saja~ kenapa dunia yang sempit ini begitu sangatlah rumit.

Entah kecelakaan macam apa yang terjadi dengan Jaehyun, Taehyung pun belum mendapatkan informasi yang jelas dan akurat. Taehyung mendadak menghentikan semua investigasi rahasiaya setelah kepulangan nya dari rumah sakit yang serta merta membawa luka tanpa sayat di seluruh tubuh terutama hatinya.

Terakhir Taehyung mendapatkan info, Jaehyun tidaklah mengalami kecelakaan meski keadaan mobilnya rusak parah. Itu lebih mirip dengan penyerangan. Hanya tidak ada kamera cctv yang bisa di periksa di wilayah sekitar tempat studio foto itu. Dan memikirkan tentang studio foto, Taehyung terasa begitu sangat familiar sekali dengan nama dan tempat itu.

Tapi apa ?

Hingga denyut yang semakin membawa sekarat pada Taehyung pun benar-benar tak terhindarkan pada pagi hari ini. Pagi yang menjelang siang, dengan adanya jarum jam yang tepat mengarah pada pukul 11 waktu Korea selatan.

Sebentar lagi dia akan ada pertemuan bisnis dengan klien sembari  menghabiskan jam makan siang nya. Akan tetapi makan siang Taehyung dengan klien hari ini akan menjadi makan siang yang  lain daripada makan siang seperti biasanya.

"Hi... Taehyung-ssi.." Jungkook mengulurkan tangannya hendak menjabat yang lebih tua, bersapa sebagai calon rekan bisnis, berusaha bersikap sesopan mungkin, meski acuh dan dingin yang Taehyung berikan sebagai balasan.

Namun tampaknya project pertama yang akan di kerjakan Jungkook kali ini hampir menemui ke gagalan. Sapa ramah nya total tak mendapatkan respons yang berarti pada Taehyung.

Taehyung sudah cukup lelah untuk beberapa hari terakhir ini dengan segala pemikiran-pemikiran anehnya. Dan haruskah sekarang dia juga harus dihadapkan dengan rekan bisnis yang aneh pula.

"Tae~ sopanlah... Dia adalah putra dari Tuan Jeon, yang sebentar lagi akan menjadi mertuamu. Yang berarti juga Jungkook-ssi adalah adik iparmu sekaligus rekan bisnismu di masa depan." Seojoon hampir bisa dikatakan tidak puas dengan intonasi suaranya sendiri itu. Dia berusaha menekan sebisa mungkin agar tak terkesan sedang menggurui atasannya. Tapi sangat jelas disini Taehyung lah yang tidak punya sopan santun.

Dan Seojoon mengalami ketidaknyamanan berada di situasi seperti ini.

Terlepas dari permasalahan apapun itu. Bisnis adalah bisnis, tak seharusnya Taehyung mencampur adukannya dengan urusan pribadinya dengan Jungkook. Hanya saja, sakit pada kepalanya Taehyung sampai sudah masuk setengah hari ini pun masih belum hilang juga. Dan melihat Jungkook dengan wajah seakan dia tahu segalanya tentang apa yang sedang terjadi dan sedang dirasakan Taehyung saat ini, nyatanya itu cukup untuk menyeret ketidak minatan Taehyung dalam menghabiskan waktu satu hari ini dengan mengobrol masalah apapun, bahkan masalah bisnis sekalipun.

"Hyung saja yang selesaikan. Dan tolong lakukan dengan cepat." Taehyung meneguk minumannya yang berada di dalam cangkir kecil. Berisi teh panas, berharap bisa sedikit meredam sakit kepalanya.

Dan Jungkook hanya tersenyum menanggapi sikap tidak profesional yang dilakukan oleh Taehyung padanya. Bagi Jungkook gelagat Taehyung yang seperti ini menandakan sesuatu telah terjadi. Dan lagi-lagi Jungkook kembali tersenyum dalam artian tertentu. Mencoba ikut abai seperti Taehyung, diam tak bersuara dan sesekali menyeruput es mocachino dengan banyak cream yang dia pesan sesaat lalu.

"Kita harus melihat lokasi nya terlebih dahulu jika begitu." Kali ini perwakilan Jungkook yang berbicara. Sebagai kuasa hukum, mengingat usia Jungkook yang masih di bawah hukum untuk menjalankan bisnis terbuka skala besar dengan terang-terangan seperti sekarang ini.

"Baiklah. Aku akan kirimkan orang terbaikku untuk meninjau lokasi." Ucap Taehyung segera. Berharap itu bisa menjadi kalimat penutup pertemuan hari ini. Tapi tampaknya sesuatu nya tidaklah akan selesai secepat harapan Taehyung.

"Tidak !! Aku mau kita sendiri yang datang ke lokasi itu. Dan jika nanti kamu setuju untuk melanjutkan kerjasama ini.... Maka silahkan kirim orang terbaikmu untuk penyelesaiannya." Jungkook telah menyelesaikan tegukan terakhirnya pada minumannya, tandas sudah dan juga telah selesai pula pertemuan resminya dengan Taehyung hari ini.

Tak ada penolakan ataupun negosiasi lainnya lagi. Mau dilihat dari sudut pandang manapun permintaan Jungkook tidaklah keterlaluan. Itu masih dalam konteks bisnis. Taehyung hanya sedikit kurang focus saja di bagian kerjasama nya dia dan Jungkook kali ini. Taehyung pikir !! Jungkook tidak akan turun langsung, mengingat bagaimana tidak pernah seriusnya anak itu menggunakan otaknya untuk berpikir.

Taehyung kembali secara terpisah ke kantor dengan Seojoon setelah pertemuan yang bisa dikatakan meting di tempat terbuka tersingkat yang pernah Taehyung lakukan bersama klien nya. Ingin nya Taehyung tentu segera pulang dan mengistirahatkan badan nya dan juga pikiran nya. Hanya... karena sepagian dia tidak focus bekerja. Maka ada beberapa pekerjaan yang tidak terpegang oleh Taehyung, hingga mengharuskan Taehyung untuk kembali lagi ke kantor.

"Buka !!." Jungkook berteriak sembari menggedor pintu mobil dengan begitu tidak tahu aturannya. Sudah dikatakan tadi, pertemuan resmi dan formal telah usai dan sekarang mari berlanjut untuk pertemuan yang lebih santai.

Taehyung menurunkan kaca jendelanya tanpa bermaksud untuk membuka pintunya. Jujur, sedikitpun Taehyung tak berniat untuk berinteraksi lebih dengan Jungkook hari ini.

"Kita bicara nanti saja Jungkook ! Aku masih banyak urusan." Ucap Taehyung yang langsung mendapatkan reaksi gelengan dari Jungkook.

"Aku juga tidak ingin bicara dengan mu Taehyung ! Tapi ada satu hal yang ingin aku lakukan sebentar di dalam mobil mu. Cepat buka pintunya atau ku hancurkan mobil mu seperti mobil kekasih mu kemaren."

Mata Taehyung membola dengan mulutnya yang terkatup rapat. Giginya bergemelatuk tanda tak suka. Emosi pun telah membingkai wajah Taehyung yang kini tengah merah padam. Baginya Jungkook telah sangat jauh disini. Dia benar-benar seperti bocah tidak punya adab. Entah bagaimana keluarga Jeon bisa punya pewaris laki-laki seperti Jeon Jungkook ini. Seorang bocah dengan segala tingkah arogant nya dan selalu melakukan apapun yang dia mau dan dia suka.

Pintu mobil pun terbuka dengan Jungkook yang bergegas masuk dengan senyum sumringah nya. Senyum khas bocah remaja yang seharusnya sekarang masih berada di sekolah untuk belajar bersama dengan teman sebaya nya. Namun tentu bocah remaja Jungkook adalah sesuatu yang lain dari kebanyakan bocah seusianya.

Taehyung diam, dia menunggu Jungkook untuk berbicara terlebih dahulu. Jika Jungkook tahu tentang Jaehyun, bisa juga Jungkook mengetahui tentang Irene.

"Hentikan pernikahan itu ! Kau tidak akan pernah bahagia Taehyung-ssi." Jungkook memengang tengkuk Taehyung. Tidak ada bermasud meshum atau kurang ajar yang lain nya. Tangan itu bergerak dengan sangat nyamannya, memberikan sensasi rileks pada Taehyung. Sakit kepalanya berangsur menghilang sering dengan pijatan yang dilakukan oleh Jungkook.

"Kenapa kamu melakukan itu pada Jaehyun ?." Taehyung menoleh sesaat ke arah Jungkook. Namun pijatan yang semakin nyaman menyentuh titik saraf itu, membuat kelopak Taehyung perlahan mengatup. Rasa berat datang bergelayut dan kantuk pun hadir sayup-sayup.

"Jadi namanya Jaehyun." Jungkook ber smirk. Dan tampaknya pijatan Jungkook mengandung zat anestesi. Taehyung benar-benar tak tertolong disini. Dia terlelap dengan begitu manisnya. Tidur dengan menyenderkan kepalanya pada bahu Jungkook.







Bersambung....

Publish nya suka² ya... Bisa tiap hari, bisa juga satu minggu sekali. Wkwkkkkk

Falling [[ KookV ]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang