Falling ~ 29

414 60 3
                                    

Jungkook berniat segera memulai aksinya setelah membereskan Taehyung terlebih dahulu. Untuk satu kali ini saja Jungkook tidak mau ada Taehyung terlibat dengan dirinya.

Pikiran warasnya selalu mengingatkan Jungkook di tiap detik. Bahwa Taehyung tidak ada hubungannya dengan segala masalahnya yang semakin rumit seperti sekarang ini, adapun jika Taehyung mempunyai hubungan dengan Jaehyun, maka itu sudah berada di luar konsep. Tentu. Bahkan Jungkook sendiripun juga tidak pernah mengira jika ia akan berjalan sampai di titik ini.

"Sampai berapa lama ia akan pingsan ?" Tanya Jungkook cemas sembari menatap penuh khawatir pada wajah tidur yang begitu sangat damainya.

Seseorang dengan perawakan tinggi besar mengenakkan atasan jubah warna putih. Warna khas yang biasanya di kenakan oleh para dokter. Dan orang itu bernama Namjoon. Seorang ahli anestesi yang di berhentikan dari salah satu rumah sakit besar karena melakukan kesalahan.

"6 jam setelah dia menerima semprotan anestesi dosis tinggi, dan itupun juga dia masih akan mengalami mati rasa di seluruh sendi dan sarafnya selama 1 jam pasca siuman"

Dokter gila, itulah julukan Namjoon. Dan sebab aksi ekstrimnya inilah dulu dia di berhentikan dan di cabut izin parktek ke dokterannya. Namjoon gemar melakukan pekerjaan sesuai dengan caranya, tidak memperdulikan bahwa dirinya bekerja di sebuah lembaga yang mempunyai prinsip, prosedur dan juga undang-undang.

Jungkook membawa Taehyung pergi dari rumah Irene sesaat setelah terjatuh pingsan. Hanya ada satu cara konyol yang bisa dipikirkan oleh Jungkook untuk agar bagaimana membuat Taehyung aman.

Yaitu membawa Taehyung atau lebih tepatnya menyembunyikannya di markas rahasia. Tempat yang biasanya di peugunakan oleh Jimin dan kawan-kawan menyusun rencana selama ini.

"Apakah Irene bisa di percaya, Jungkook ?"

Jungkook menoleh ke sosok pria seumuran dengan Taehyung. Berdiri tegap dengan tangan yang dilipat dan di letakkan di atas dada. Terfocus pada layar yang menampilkan denah lokasi sekitar pelabuhan yang akan dijadikan tempat tujuan Jaehyun malam ini.

Di depan layar sana ada Eunwoo dengan jemari cekatannya yang terus saja memilah jalanan mana yang sekiranya bisa di block oleh team nya nanti. Meminimalisir tingkat kabur dari Jaehyun dan juga kelompoknya.

Tidak ada yang bisa menjamin bahwa Jaehyun akan beroperasi pada malam hari ini atau kapan. Yang Jungkook dan team nya tahu hanyalah, jika mereka tetaplah harus bersiap siaga.

"Lalu bagaimana kalau rencana kita gagal ?" Jimin menyipitkan matanya yang sudah sipit. Mencoba ikut memeta rute mana saja yang telah di tandai Eunwoo.

"Maka biarkan. Sejak awal aku tidak pernah menjajikan apapun pada misi ini. Kewajibanku hanya memberikan kalian gaji yang layak. Dan perihal resiko di lapangan... tentu kalian lebih dari kata siap ketimbang aku"

Tampak Eunwoo hanya mengulas senyum smirk nya yang kelewat tipis. Dan Jimin... ia hanya bisa geleng kepala sembari mengangkat ke dua tangannya. Dulu Jimin selalu berpikir bahwa nasibnya sungguhlah sangat malang. Menjadi yatim piatu di usia 10 tahun, dan harus hidup miskin juga terlunta lunta bersama bibinya yang berakhir menjualnya di salah satu club untuk dijadikan jalang uke sebelum dirinya bertemu dengan Hobie, dan lalu ikut tergabung dalam organisasi gelap rekrutannya ini.

Itu pikir Jimin dahulu, bahwa tak punya keluarga itu sangatlah tampak menyedihkan. Akan tetapi setelah Jimin bertemu dengan Jungkook. Ternyata mempunyai keluarga itu sangat mengerikan.

"Semua sudah siap. Bisa kita berangkat sekarang ?" Eunwoo tampak sudah bersiap, begitu juga dengan Jimin. Eunwoo memang terlahir di dunia bawah. Dia lebih dari cukup tertatih untuk menghadapi segala situasi apapun. Dan Jungkook adalah majikan ke 3 nya.

Sesaat sebelum pergi Jungkook menoleh, mencari sosok pria yang mengenakan jaz putih kebesaran. Dan setelah mendapatkan anggukan dari pria itu, Jungkook pun tersenyum ragu. Berharap semuanya akan baik-baik saja. Terutama Taehyung yang kini ia tinggalkan dalam keadaan terbius total.

Kelompok yang lain sudah menunggu di setiap sudut yang telah diinfokan oleh Jimin. Dan terhitung mulai tadi pagi, ponsel Jungkook sudah tidak akan bisa di lacak lagi, begitu juga dengan ponsel Taehyung. Jungkook tak bodoh untuk bisa menebak bahwa Ayahnya pasti memelihara seorang peretas atau penyadap.

Dan benar~ Di tempat yang berbeda, ada seorang pria yang mengumpat kesal di seberang sana, ketika ponsel yang hendak di sadap sudah tak terlacak lagi. Bahkan nomor seri ponsel itupun sudah tidak bisa di akses.

Tampaknya Jeon Sehun telah kalah cepat dari putranya. Benar saja. Bahkan jika tadi pagi Irene tidak datang membawa segudang pengakuan. Mungkin sampai detik ini Jeon sehun pun tidak menaruh rasa curiga sedikitpun terhadap putranya itu. Jeon sehun tidak menyangka jika Jungkook bisa bertindak sejauh itu.

"Bagaimana ini tuan. Apakah kita akan tetap melakukan pergerakan ?"

Jeon Sehun tampak berpikir. Raut wajahnya tak bisa ditutupi lagi, jika Jeon Sehun benar-benar dibuat sakit kepala pada satu hal ini.

Dia sudah tampak bodoh dengan tidak tahu apa-apa jika dirinya selama ini sedang di awasi oleh putranya yang bahkan satu kalipun tidak pernah terlihat serius. Maka itu, Jeon Sehun tak mau untuk terlihat bodoh lagi kali ini dengan mempercayai begitu saja semua laporan dari putrinya.

"Berikan lawan bebas mengakses seluruh anggota dari devisi kepolisian setempat. Aku mau lihat, apa mereka akan terkejut atau tidak, jika semuanya terlihat mudah"

Jake. Pria yang sedang terlihat masih penasaran dengan layar monitornya yang menunjukkan kombinasi aneh di dalam sana, mendadak berhenti menggerakkan jari-jarinya seraya menyipitkan matanya.

"Apa anda yakin Tuan ?" Tanya Jake seakan tidak percaya. Jake adalah peretas yang dipekerjakan oleh Jeon Sehun tanpa ada satupun orang yang tahu. Jake hanyalah peretas otodidak yang bekerja sebagai petugas kebersihan. Jika bukan karena Jeon sehun yang pernah kehilangan beberapa digit angka pada kartu atm nya, mungkin Jeon Sehun pun juga tak akan pernah tahu, jika pencuri kecil ini adalah pria yang berbakat.

"Hummm, kerjakan saja sesuai perintahku. Dan mulai detik ini, mari kita tidak melakukan kegiatan apapun. Matikan semua aksesku dan aksesku juga"

Seketika Jake pun langsung paham dan segera meng off kan semua yang berhubungan dengan dirinya, dan juga tuan nya. Bahkan Jake segera memblokir akun email utamanya yang selalu ia peugunakan untuk menerobos ke dalam akun email orang lain. Jika dirinya bisa melacak apapun yang ia mau, maka bukan tidak mungkin jika dirinya saat ini juga sedang menjadi target juga.

Jeon Sehun kembali duduk pada kursi singgasananya dengan nafasnya yang telah menguar sedikit lega.

"Panggilkan saja Sunghoon untukku, dan beritahu dia untuk mengatur jadwalku hari ini seperti hari biasanya. Sudah ada Irene. Dan aku yakin jika putri ku itu akan tetap dalam keadaan bersih, bahkan jika keadaannya kacau sekalipun" Jeon Sehun ber smirk usai memberikan perintah pada pekerja kebersihan itu. Jake akan lebih aman dengan pangkat rendah itu. Lagipula Jake pun juga tidak pernah mepermasalahkan itu.

Sunghoon datang tak lama setelah Jake keluar dari ruangan. Menyodorkan setumpuk map agar bisa dipilih oleh Jeon Sehun, klien mana dulu yang sekiranya menguntungkan untuk ia temui pada hari yang cerah ini.

"Sunghoon, bukankah kita sudah lama tidak berkunjung ke Ilsan ?"

Sunghoon tampak kebingungan sesaat. Untuk apa juga harus berkunjung ke Ilsan. Di sana hanya ada anak perusahaan yang bahkan nyaris hampir tak terurus managementnya. Sampai Irene pun enggan dan menolak ketika akan di tempatkan di sana. Namun tak lama setelah mengalami laouding, Sughoon pun mengangguk patuh dan berkata bahwa ia akan segera mempersiapkan perlengkapan dan keperluan yang dibutuhkan.

Jika Jeon Sehun sudah menyebutkan kota Ilsan. Maka Jeon Sehun sedang ingin memastikan harta karun lainnya. Bahwa tidak akan terjadi apa-apa dengan harta paling berharganya itu.


Bersambung.....

Pati, 24 Maret 2023

Hallo dear... Marhaban ya ramadhan, mohon maaf lahir dan batin. Buat yang sedang menjalani ibadah puasa semoga di beri kelancaran sampai hari kemenangan.

Falling [[ KookV ]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang